Senin, 19 November 2018 19:10

Kapal kerja sama Asia Pasifik berlayar lagi

Luar Negeri

Pertemuan Puncak Informal ke-26 APEC selama dua hari ditutup di Papua Nugini hari Minggu (18/11). Selama pertemuan itu, berbagai anggota berkisar pada tema “Menguasai Peluang Inklusif, Memeluk Masa Depan Digitalisasi” berhasil mencapai kesepahaman mengenai pendorongan konektivitas, pembangunan zona perdagangan bebas, ekonomi digital serta visi pasca “target Bogor”, membuahkan banyak hasil positif yang penting, sementara mengeluarkan sinyal positif untuk mendukung dan memelihara perdagangan bebas, sistem perdagangan multilateral dan globalisasi ekonomi.

Yang patut dicatat ialah, usul lima butir yaitu “keterbukaan, pembangunan, keinklusifan, inovasi dan peraturan” yang dikemukakan Presiden Tiongkok mendapat pengakuan luas berbagai kalangan. Dapat diramalkan, “konsep Tiongkok” itu akan menginjeksikan daya penggerak ke dalamkerja sama Asia Pasifik ke depan.

Pertama, masa depan Asia Pasifik mengandalkan “keterbukaan”. Kawasan Asia Pasifik kini sekali lagi berada di perempatan sejarah. Di satu aspek, Asia Pasifik menikmati hasil globalisasi ekonomi dan menghadapi peluang yang didatangkan revolusi iptek dan transformasi industri yang baru; di satu aspek lain, anti-globalisasi dan pergesekan perdagangan meningkat sehingga ketidak-pastian dan instabilitas pembangunan turut meningkat.

Selama pertemuan, Presiden Xi Jinping dari sudut strategis kecenderungan umum perkembangan dunia menghimbau agar berbagai ekonomi berupaya membentuk ekonomi Asia Pasifik yang terbuka, dan terus mendorong liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi, dan ini telah menunjuk arah besar dan target besar bagi pembangunan Kawasan Asia Pasifik ke depan.

Dalam Ekspo Impor Internasional Tiongkok CIIE ke-1 yang ditutup belum lama berselang, berbagai pihak mencapai kontrak senilai 57,8 miliar dolar Amerika sehingga berbagai pihak benar-benar merasakan manfaatnya keterbukaan pasar Tiongkok dan menyadari bahwa tiada jalan keluar dengan penutupan diri. Para pemimpin berbagai anggota menyatakan, harus mendukung sistem perdagangan multilateral dan mendukung WTO memainkan peranannya. Dengan mempertahankan pengertian bersama itu, baru dapat dijamin kapal Asia Pasifik berlayar dengan stabil dalam jangka panjang di jalur yang tepat.

Kedua, ekonomi digitalkini menjadi kekuatan inti transformasi industri putaran baru di seluruh dunia. Selama beberapa tahun ini, berbagai anggota APEC mengemukakan strategi dan rancangan pengembangan ekonomi digital demi menumpang kereta cepat ekonomi digital. Sementara itu, masih relatif terbelakang iklim dan teknologi ekonomi digital di 35 persen ekonomi di kawasan APEC dan juga masih terdapat banyak kesulitan.

Berkenaan itu, Presiden Xi Jinping menunjukkan bahwa ekonomi digital merupakan arah perkembangan Asia Pasifik bahkan seluruh dunia ke depan, sementara mengemukakan usul untuk mencari tenaga penggerak pertumbahan dan jalan pembangunan yang baru, meningkatkan pembangunan insfrastruktur digital dan pembangunan kemampuan, dan meningkatkan keterjangkauan ekonomi digital. Semua ini merupakan pengertian Tiongkok terhadap masa depan ekonomi digital Asia Pasifik dan juga menunjukkan keinginan Tiongkok untuk berbagi dengan Asia Pasifik bahkan seluruh dunia.

Ketiga, pembangunan Asia Pasifik membutuhkan “keinklusifan”. Kawasan Asia Pasifik menghadapi salahsatu tantangan, yaitu menonjolnya keaneka-ragaman dan kurangnya keinklusifan. Misalnya, berbagai ekonomi hendaknya menumpang kreta cepat ekonomi digital, tapi karena relatif tinggi syarat pengembangan ekonomi digital dan dasarnya relatif lemah di bidang-bidang infrastruktur digital, akumulasi teknologi dan candangan tenaga ahli di sjeumlah negara, mereka berada di posisi yang relatif pasif. Justru karena itu, “menguasai peluang inklusif” merupakan sebuah topik panas dalam pertemuan puncak kali ini.

Berkenaan itu, Presiden Xi Jinping menghimau agar berbagai negara berpijak kaki pada kenyataan keaneka-ragaman, menghormati jalan pembangunan yang dipilih masing-masing, mengimplementasikan cetak biru konektivitas, membentuk peluang dan ruang pembangunan bersama bagi berbagai negara dengan tujuan mendorong pembangunan lebih seimbang, pertumbuhan lebih berkelanjutan, peluang lebih setara dan masyarakat lebih inklusif di kawasan Asia Pasifik.

Pertemuan puncak APEC di Papua Nugini telah ditutup, kapal pembangunan Asia Pasifik berlayar kembali, dan penyusunan visi pasca “Target Bogor” menjadi destinasi selanjutnya. Berkenaan itu, Tiongkok mengemukakan akan dengan memanfaatkan tiga faktor penting di bidang ekonomi dan dagang yaitu zona perdagangan bebas yang bermutu, konektivitas serba arah dan ekonomi digital yang inklusif menyediakan pengawalan terhadap masa depan Asia Pasifik ke depan.

favorite 0 likes

question_answer 0 Updates

visibility 504 Views

Update
No Update Available
Related News
Xi Jinping memimpin simposium mengenai pendorongan pembangunan Tiongkok barat di era baru
Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Tiongkok
Xi Jinping inspeksi Taman Pusat Logistik Internasional Chongqing
×