Rabu, 10 April 2019 17:28

AS campuri urusan Timur Tengah

Luar Negeri

Baru-baru ini, situasi di Timur Tengah menjadi rumit dan berbagai pihak berkonfrontasi, dan di belakang situasi tersebut selalu ada bayangan jelas Amerika Serikat (AS).

Hari Selasa (9/4) kemarin, Israel menggelar pemilihan parlemen. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan pengakuannya bahwa Israel memiliki kedaulatan di Tanah Tinggi Golan sehingga mendapat tentangan keras masyarakat internasional. Hal ini justru merupakan hadiah besar bagi Perdana Menteri Israel Netanyahu yang kemungkinan besar dapat terpilih kembali.

Hari Senin (8/4) yang lalu waktu setempat, Trump mengumumkan pula bahwa AS telah mencatumkan Pasukan Pengawal Revolusioner Islam Iran sebagai organisasi teroris. Ini merupakan pertama kalinya AS menetapkan kekuatan bersenjata suatu negara sebagai organisasi teroris. Kedua hal tersebut menunjukkan bahwa strategi AS di Timur Tengah sedang berubah dengan cepat dan tindakan unilateralis mungkin akan menimbulkan konflik dan merugikan perdamaian dunia.

Pada tanggal 25 Maret, Trump bersama dengan Benjamin Netanyahu yang datang berkunjung menandatangani sebuah komunike di Gedung Putih yang berisi pengakuan secara resmi kedaulatan Israel di Tanah Tinggi Golan. Pada tanggal 27 Maret, Dewan Keamanan membuka sidang darurat, dari seluruh 15 anggota tetap dan anggota tidak tetap, 14 anggota kecuali AS menyatakan menentang. Liga Arab mengajukan protes keras terhadap aksi unilateral AS. Sekjen PBB, Wakil Senior Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan dan Ketua Komisi Uni Afrika bersama menghadiri pertemuan puncak Liga Arab untuk menyatakan dukungan mereka kepada negara-negara Arab.

Sejak Trump memangku jabatan sebagai Presiden AS, Golongan Elang mulai mengontrol dominasi kebijakan Timur Tengah. Dalam keadaan kekuatan Israel yang mulai stabil dan Palestina yang terus terpojok, AS tidak menjadikan pendorongan proses perdamaian Palestina-Israel sebagai titik berat, melainkan memperkuat Israel dan mengisolasi Iran sebagai inti kebijakannya di Timur Tengah.

Di kawasan Timur Tengah, pengaruh Iran terhadap situasi kawasan semakin besar dan ini sangat membuat panas AS. Kini, pemerintah Trump mengumumkan Pasukan Pengawal Revolusioner Islam Iran sebagai organisasi teroris dan ini menunjukkan bahwa sanksi terhadap Iran akan meningkat kembali.

Tindakan AS itu pada taraf tertentu telah menerobos garis merah Iran dan ini akan mendatangkan keguncangan terhadap situasi kawasan secara kontinu. Perbuatan AS itu mengundang kecaman keras Iran. Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran pada Senin malam yang lalu (8/4) dalam pernyataannya menunjukkan bahwa perbuatan AS itu ilegal dan berbahaya, sementara itu juga mengumumkan tentara Markas Besar Sentral AS di Asia Barat sebagai organisasi teroris.

Dapat diprediksi bahwa konfrontasi langsung antara AS dan Iran akan meningkat secara menyeluruh, sedangkan dukungan AS kepada wilayah dan militer Israel juga akan diperluas lebih lanjut.

favorite 0 likes

question_answer 0 Updates

visibility 564 Views

Update
No Update Available
Related News
Xi Jinping memimpin simposium mengenai pendorongan pembangunan Tiongkok barat di era baru
Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Tiongkok
Xi Jinping inspeksi Taman Pusat Logistik Internasional Chongqing
×