Sabtu, 05 Oktober 2019 17:17

HALLO PUSKESMAS bersama dr H Samsudin, M.Kes dan Farah Zulinar, SKM dari Puskesmas Bugangan Semarang, dengan tema `Buru Tikus Serentak untuk Pengendalian Leptospirosis`

Kesehatan

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri ini.

Beberapa jenis hewan yang dapat menjadi pembawa leptospirosis adalah anjing, hewan pengerat seperti tikus, dan kelompok hewan ternak seperti sapi atau babi. Bakteri tersebut dapat bertahan hidup dalam ginjal hewan yang terinfeksi.

Leptospirosis dapat menyerang manusia melalui paparan air atau tanah yang telah terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri leptospira. Penyakit infeksi bakteri ini banyak terjadi di daerah yang terkena banjir. Leptospirosis juga rentan menyerang orang-orang yang biasa kontak dengan hewan tersebut.

Leptospira dapat hidup selama beberapa tahun pada ginjal hewan yang terinfeksi bakteri ini, lalu dikeluarkan melalui urine hewan tersebut sehingga dapat mengkontaminasi air atau tanah di lingkungan.

Bakteri yang mengontaminasi air dan tanah tersebut dapat bertahan dalam hitungan bulan atau tahun. Sementara hewan yang terkena infeksi ini dapat terus menyebarkan bakteri meski tidak menunjukkan gejala penyakit ini.

Penularan pada manusia terjadi saat adanya kontak langsung antara manusia dengan urine hewan yang terinfeksi, atau dengan air, tanah, dan makanan yang telah terkontaminasi urine hewan yang terinfeksi bakteri leptospira.

Bakteri ini memasuki tubuh melalui kulit pada luka terbuka, kulit yang kering, atau lapisan lendir tubuh (seperti mata, hidung, atau mulut). Biasanya manusia dapat terserang leptospirosis saat terserang banjir di mana air tersebut sudah terkontaminasi urine hewan yang terinfeksi bakteri lepstospira.

Meski demikian, bakteri ini tidak bisa disebarkan antarmanusia, meski penularan masih dapat terjadi melalui air susu ibu atau hubungan seksual. Setelah memasuki tubuh, bakteri ini juga dapat menyebar melalui aliran darah dan sistem getah bening pada organ-organ dalam tubuh.

Leptospirosis banyak ditemui di area tropis dan subtropis, di mana udaranya panas dan lembap yang membuat bakteri ini dapat bertahan hidup lebih lama, seperti Afrika, Amerika Selatan, Karibia, serta Asia Tengah dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Risiko penularan juga ditemui pada manusia yang berkegiatan di luar ruangan atau sering melakukan kontak dengan hewan.

Risiko mengalami lepstospirosis juga dapat ditemui pada orang yang berenang, atau mengggunakan rakit dan perahu di sungai atau danau yang tercemar bakteri leptospira, dan juga orang yang berkemah di sekitar sungai atau danau tersebut. Beberapa jenis pekerjaan yang memiliki risiko lebih besar untuk menderita leptospirosis adalah:

- Petani
- Peternak atau pengurus hewan
- Personel militer
- Pekerja di pemotongan hewan
- Pembersih saluran pembuangan atau selokan
- Pekerja tambang

favorite 0 likes

question_answer 0 Updates

visibility 140 Views

Update
No Update Available
Related News
Selain artemisinin, masih banyak hadiah Tiongkok untuk dunia
Peng Liyuan berpidato di depan konferensi virtual Hari Tuberkulosis Sedunia 2022
Sambangi warganya, Polres Kepulauan Seribu bagikan masker gratis
×