Minggu, 23 Pebruari 2020 20:51

Motif buruk di balik teori konspirasi

Luar Negeri

Seperti yang dikatakan oleh Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, sejak terjadi wabah virus corona jenis baru, WHO tidak saja bertarung melawan virus, tapi juga bertarung melawan berita hoaks dan personel yang merusak pekerjaan pencegahan wabah.

Kedutaan Besar Tiongkok untuk Rusia hari Jumat lalu (21/2) memberikan penjelasan terhadap desas-desus mengenai Rusia yang menganggap virus corona jenis baru adalah sintetis buatan. Pemerintah Rusia juga memberikan jawaban bahwa dalam “Saran Metode Sementara Pencegahan, Diagnosa dan Pengobatan Virus Corona Jenis Baru” yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Rusia tidak pernah menyebutkan bahwa virus tersebut adalah sintetis buatan.

Rumor ini adalah kasus terbaru yang mencoreng Tiongkok, namun mungkin bukan yang terakhir. Melalui wabah virus corona, kekuatan barat anti Tiongkok sedang memperketat penciptaan rumor serupa dan menghina upaya Tiongkok dalam mencegah wabah, teori konspirasi sedang merajalela.

Masyarakat umum mengetahui, pada tahap awal wabah, senator AS dari Partai Republik, Tom Cotton pernah melalui acara TV mengatakan bahwa virus corona jenis baru berasal dari labotorium biokimia Wuhan, dan menfitnah bahwa Tiongkok menunjukkan penipuan dan mencurigakan.

Selain itu, media barat seperti Wall Street Journal secara terbuka mengeluarkan artikel bersuara diskriminasi, mencoba meniru apa yang disebut sebagai “Bahaya Kuning” untuk menyerang dan mencoreng Tiongkok. Tentu saja argument-arguman tersebut tidak mempunyai bukti apa pun, sepenuhnya adalah dugaan subjektif. Staf WHO menyebutnya sebagai Epidemi Informasi (infodemic).

Politikus dan media barat secara gila-gilaan menodai Tiongkok, ini semakin memperlihatkan kegelisahan dan kepanikan hati mereka. Justru seperti yang dikatakan oleh produser film dokumenter terkenal Australia John Richard Pilger, di bidang pelaporan wabah virus corona jenis baru, AS dan mitranya sedang melancarkan perang kepada Tiongkok.

Perang yang tidak adil ini tidak dapat melawan hati nurani manusia. Dalan beberapa hari terakhir ini, WHO dan kalangan sains internasional terus membantah rumor dan mendukung upaya Tiongkok untuk mencegah wabah. Seperti para ahli penyakit menular dari Universitas Columbia dan Universitas Sydney yang dalam tesisnya mengatakan, bukti genetik utama menunjukkan virus corona jenis baru bukanlah buatan labotorium, melainkan hasil evolusi.

Pada saat-saat penting komunitas internasional bersama-sama melawan wabah, teori konspirasi seperti menaburkan garam di atas luka, melawan hati nurani manusia dan menantang garis batas moral. Akibatnya seperti yang diperingatkan oleh ilmuwan geopolitik terkenal Rusia, barang siapa membangkitkan ideologi xenophobia, maka dirinya sendiri yang akan hancur.

favorite 0 likes

question_answer 0 Updates

visibility 237 Views

Update
No Update Available
Related News
Tiongkok percepat pembentukan Jaringan Transportasi Komprehensif Tiga Dimensi
Meningkatkan pelestarian bersama ekologi di Delta Sungai Yangtze
Anggota RCEP aktif berpartisipasi dalam CICPE
×