Sabtu, 30 Mei 2020 01:48

Tangga rotan, tangga baja sampai tangga rumah baru, jalan perkembangan desa di atas tebing

Luar Negeri

Muselabo- Warga Desa Atulier Kecamatan Chiermo Kabupaten Liangshan Provinsi Sichuan
Pachayoge-Kepala RW/RT Desa Atulier Kecamatan Chiermo Kabupaten Liangshan Provinsi Sichuan
Awumuniu- Direktur Kecamatan Chiermo Kabupaten Liangshan Provinsi Sichuan
Chiuero- Guru Taman Kanak-kanakan Desa Atulier Kecamatan Chiermo Kabupaten Liangshan Provinsi Sichuan

Mei 2020
84 keluarga miskin desa di atas tebing turut pindah ke rumah baru yang terletak di kaki gunung, Daliangshan Sichuan

Mose labo: Nah, ini adalah rumah baru saya, saya puas luar biasa. Komunitas kami pun terlihat indah sekali kan? Saya akan bersama ayah dan ibu, istri dan anak saya tinggal di sini, kemudian saya akan balik ke desa di atas tebing untuk membuka bisnis pariwisata demi rezeki keluarga kami, ayo bersemangat!

Desa Atulier terletak di gunung Daliangshan, Sichuan
Keluar masuk desa seharusnya menempuh jalan tebing yang setinggi 800 meter
Dari kaki gunung sampai ke teratas terdapat 13 jurang yang menjunam luar biasa
Inilah asal usul nama alias Desa di atas Tebing

Lirik: Di depan pintu rumah saya terdapat satu sungai namanya Sungai Jinsha. Di Belakang rumah saya terlihat satu gunung, namanya gunung Daliangshan.
Pachayoge: Masalah yang selalu menyulitkan kita adalah hambatan penempuhan perjanalan, dengan mengakibatkan sejumlah banyak kesulitan seperti susah masuk sekolah, susah bepergian ke rumah sakit, produk apa pun tak bisa diangkut keluar dari desa, keperluan sehari-hari juga sangat berkurang.

Semestinya tempuh jalur ini?
Iya betul
Saya enggak mau
Mose labo: Sebelumnya waktu saya bersekolah harus menempuh jalan sepanjang 18 km, berangkat dini pagi, hampir petang baru sampai, bahaya luar biasa.
Chiuero: Jika saya meninggalkan desa saya merasa berutang kepada anak sekolahnya.

Jalan Desa di Atas Tebing
Chiu ero: Nama saya Chiuero, usianya 30 tahun, saya adalah seorang guru taman kanak-kanakan di desa di atas tebing itu. Saya patut disebut hampir menjadi warga desa di atas tebing ini , saya datang ke desa ini karena menikah dengan suami saya yang tinggal di sini. Waktu itu saya cuma penuh pertanyaan ingin menengok kehidupan tempat suami saya. Dia bilang sama saya kehidupan di kampung halamannya sangat sulit, malah warga desa pun tidak mau balik ke kampungnya. Setelah saya diangkat sebagai guru taman kanak-kanakan, saya baru memberi tahu kepada suami saya saat saya diminta periksa badan, saya segera dimarahi karena kegeramannya. Saat saya datang ke desa, tidak punya transportasi apa pun, kemudian saya harus merangkak ke tangga rotan, saya malah menangis karena ketakutan.
Pacha yoge: warga desa biasanya mengikat satu tali ke pinggang pengunjung yang pertama kali datang ke desa demi keselamatan, kemudian cowok desa yang kuat dan berpengalaman mengawal pengunjung jika terjadi kecelakaan mereka segera beraksi bisa melindungi keselamatan jiwanya. Yang menjadi tugas urgen bagi kami sekarang adalah mempertimbangkan dalam keadaan ini, bagaimana kami bisa mencari rezeki kami, dan hasrat untuk mengubahkan status kehidupan yang lalu.

Chiu ero: Kami mencari sebuah bangunan rumah sebagai ruang kelas. Di dalam rumah tanpa fasilitas pembelajaran apa pun, kamar kosong saja, dingklik dan papan tulis yang kecil-kecil ini malah dibelikan kami sendiri.

Mouse Labo: dulu malas karena tidak ada apa-apa bisa dibuat. Setelah selesai kerja di tanah garapan, kami hanya dapat berjemur di bawah matahari, dulu tidak berkesempatan untuk mencari uang. Orang-orang di desa ini tidak bisa berbahasa Mandarin, mungkin ada 5 persen orang bisa Bahasa Mandarin. Tapi saya satu kata pun tak bisa.

Jiwu Erluo: guru apa artinya, enggak tahu. Bagi petani, kebudayaan tidak mempunyai makna. Ada orang mau atau orang enggak mau, jadi kami satu demi satu mengunjungi keluarga. Anak-anak itu, tangannya mukanya kotor, pakaian pun kotor. Besok memakai baju bersih ya. Mari aku melihat kepala mu, ada gak kutu. Anakku tidak bisa makan jagung, waktu itu tidak ada beras, saya beli di tetangga, dan pinjam mi untuk mereka makan hampir dua minggu. Saya rasa saya tak bisa tahan, kehidupan bermasalah, saya bilang saya mau pergi.

Mouse Labo: waktu itu, seperti peper dan kenari semua dipikul turun gunung untuk menjual. Mereka membeli di kaki gunung, mereka tahu kami tidak mungkin membawa pulang, maka tawar-menawar sampai harganya sangat rendah.

Pembangunan jalan menjadi kesulitan yang pertama harus diatasi
Awu Muniu: setelah dilantik pada 1 Juli 2016, esok hari saya disuruh ke desa jurang untuk memperbaiki tangga bajanya. Saya tahu hal ini penting, saya juga pernah menoton laporan TV, tak ada buruh mau memperbaiknya. Ada dua kelompok buruh datang, di bawah melihat, saya tunjuk kepada mereka, tak mau berbuat, langsung pergi.

Pacha Youge: boleh gak kami menggantikan tangga rotan menjadi tangga besi atau baja, pemerintah negara membayar separu, kabupaten kami membayar separu. Kita bersama berbuat hal ini

Agustus 2016
Pemerintah negara Liangshan dan pemerinah Kabupaten mengakolaksi satu juta Yuan untuk membantu Desa Atuleer memperbaiki jalan.
Pacha Youge: walaupun satu juta Yuan telah dialokasi, tapi tidak ada orang mau memperbaiki jalan ini.

favorite 0 likes

question_answer 0 Updates

visibility 203 Views

Update
No Update Available
Related News
Tiongkok percepat pembentukan Jaringan Transportasi Komprehensif Tiga Dimensi
Meningkatkan pelestarian bersama ekologi di Delta Sungai Yangtze
Anggota RCEP aktif berpartisipasi dalam CICPE
×