Senin, 01 Juni 2020 23:15

Mundurnya AS dari WHO rugikan dirinya sendiri

Luar Negeri

`Mundurkan diri karena organisasi itu tidak sesuai keinginan` dan itu merupakan kebijakan lazim pemerintah Amerika Serikat (AS) di masyarakat internasional beberapa tahun terakhir ini. Kini, pada saat krusial kerja sama global dalam penanggulangan wabah COVID-19, pemimpin AS baru-baru ini mengumumkan diputuskannya hubungan dengan WHO dan dihentikannya pembayaran iuran kepada WHO dengan alasan WHO “menolak reformasi yang dituntut oleh AS”. Tindakan sewenang-wenang dan unilateral ala siksa diri itu mengundang kecaman keras dari masyarakat internasional.

Tiada negara mana pun yang dapat menanggulangi wabah dengan upaya sendiri, dan hanya solidaritaslah senjata ampuh untuk mengalahkan virus. Namun, sejumlah politikus AS yang hanya mementingkan saham dan suara pemilu itu sama sekali tidak memiliki alasan ilmiah. Mereka memandang “membuat komitmen, menimpakan kesalahan kepada orang lain, dan mengancam” sebagai tiga tahap penanggulangan wabah, mereka kini semakin terjebak dalam rawa kegagalan penanggulangan wabah.

Sebagai lembaga internasional yang paling berwenang dan profesional di bidang keamanan kesehatan publik global, WHO telah memainkan peranan tak tergantikan dalam menanggulangi wabah COVID-19. Dari awal WHO telah membunyikan sirene kepada dunia tentang munculnya kasus pneumonia yang belum diketahui penyebabnya, memberikan bimbingan tentang cara mendeteksi dan mengelola kasus potensial, mengirimkan alat pelindung dan deteksi kepada lebih dari 100 negara di dunia, bekerja sama dengan berbagai negara dunia untuk mempercepat litbang vaksin, serta menggelar Majelis Kesehatan Dunia untuk menetapkan peta jalan aksi penanggulangan wabah global. Upaya dan kontribusi WHO telah memperoleh pujian umum dari masyarakat internasional.

Justru karena itu, sesudah AS secara sepihak mengumumkan pengunduran dirinya dari WHO, masyarakat internasional beramai-ramai mengkritik keputusan politikus AS yang sewenang-wenang itu akan merugikan kepentingan kesehatan publik global.

Kini, jumlah total kasus COVID-19 di AS hampir 1,8 juta, dan kasus kematian sekitar 104 ribu. Mengenai keputusan pemerintah AS untuk mengundurkan diri dari WHO, opini umum di AS juga mengecam bahwa hal itu akan mempersulit penanggulangan wabah di AS.
Virus tak mengenal batas negara dan tak dapat dikalahkan hanya dengan upaya satu negara saja. Keputusan pemerintah AS untuk memutuskan hubungan dengan WHO itu berlawanan dengan arus perkembangan, dan hanya akan mengisolasi AS. Arus kerja sama global sangat kencang, tidak akan diganggu oleh mundurnya AS. Akan tetapi, keselamatan jiwa warga AS akan menghadapi risiko yang lebih besar karena keputusan politikus AS yang gila, berpandangan picik dan egois itu.

favorite 0 likes

question_answer 0 Updates

visibility 193 Views

Update
No Update Available
Related News
Tiongkok percepat pembentukan Jaringan Transportasi Komprehensif Tiga Dimensi
Meningkatkan pelestarian bersama ekologi di Delta Sungai Yangtze
Anggota RCEP aktif berpartisipasi dalam CICPE
×