Rabu, 03 Juni 2020 02:49

Korban kontak tracking

Covid-19

Contact Tracking terhadap orang yang diduga pernah melakukan kontak fisik dengan orang terkonfirmasi Positif COVID-19 dilakukan untuk mengetahui sekaligus melokalisir penyebaran virus corona di masyarakat, biasanya hal ini dilakukan pasca ditetapkannya seseorang sebagai orang dengan positif Covid-19.

Kita berharap bahwa dengan dilakukan Contact Tracking (CT) ini maka kita berharap warga tidak panik, menjadi lega dan tenang tapi kenyataan justru berkata lain, justru yang muncul adalah #New_Panik (Kepanikan Baru/ Semakin Panik), cemas, galau dan risau. Penyebabnya adalah Show Of Power-nya Tim Pelaksana Contact Tracking itu sendiri yang merupakan Kaki Tangannya Sub Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Sumbawa.

Di saat mereka turun melakukan kegiatan CT tersebut, Tim datang dengan pakaian azmat atau alat pelindung diri (APD), disertai ambulance lengkap, seolah-olah mereka ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa inilah kami! Saya lansung teringat Densus 88 yang menjemput dan menyergab Nordin M. Top Si Gembong Teroris paling dicari di dunia beberapa tahun silam di Malang Jawa Timur. Astagfirullahal'adzim.

Peristiwa yang terjadi hari ini dialami oleh Sahabat saya Ibu R Adawiyah Atiel atau Bidan Atiel. Tim datang ke rumah beliau berpakaian seperti itu padahal cuma untuk mengambil data.

Akibat dari Show Of Power ini adalah timbulnya persepsi negatif warga sekitar dan masyarakat luas seakan-akan beliau sudah Positif COVID-19. Kalau kita menarik benang merah mengapa beliau di CT saat ini adalah karena Seorang Dokter inisial IB sudah terkonfirmasi positif diduga tertular Pasien 4 Tahun dari Lantung.

favorite 0 likes

question_answer 0 Updates

visibility 319 Views

Update
No Update Available
Related News
Kemanjuran dan keamanan vaksin buatan Tiongkok tak boleh dimungkiri
AS maling teriak maling?
Beberapa negara yang tuntut Tiongkok untuk ‘Terbuka’ malah batasi warga Tiongkok masuki wilayahnya
×