Kamis, 12 November 2020 22:53

Berbekal rekam kejak yang buruk, HAM AS dihujani kritik dari ratusan negara

Covid-19

Dalam pertemuan yang berlangsung 210 menit, sebanyak 110 negara termasuk sekutu AS beramai-ramai mengajukan pertanyaan atau memberikan kritikan pedas terhadap rekam jejak hak asasi manusia AS. Itulah fenomena yang terjadi dalam sidang Dewan Pengurus HAM PBB yang sempat membahas rekam jejak HAM AS. Pada hari yang sama, kasus akumulatif COVID-19 di AS menembus angka 10 juta dan angka Kematian mendekati 240 ribu jiwa.

Para politikus AS terbiasa main tuding terhadap HAM negara lain, namun mereka mau tak mau harus bungkam di hadapan angka terinfeksi dan angka Kematian di negerinya. Sebagai negara yang paling kuat di dunia, baik di bidang ekonomi maupun iptek, kenapa hak kelangsungan hidup dan hak perkembangan di AS diinjak-injak seperti ini?

Satu-satunya penjelasan yang masuk akal ialah hal itu terjadi karena para politikus AS bersikeras menempatkan politik pemilu dan kepentingan modal di atas keselamatan nyawa masyarakat.

Pandemi COVID-19 yang menghadapkan AS pada tantangan berat telah memperburuk perselisihan antar-ras di AS. Menurut statistik terbaru CDC AS, di kelompok penduduk yang berusia 30-39 tahun, angka kematian untuk warga keturunan Latin-Amerika dan Afrika masing-masing adalah 38,4 dan 27,9 persen, jauh lebih tinggi dibanding angka 20,2 persen untuk masyarakat kulit putih.

Kematian yang semestinya dapat dihindari itu tidak hanya menonjolkan diskriminasi struktural di masyarakat AS, tapi juga mencerminkan kekurangan dan kelemahan dalam sistem politik AS.

Walaupun menghadapi bertubi-tubi masalah dalam HAM domestik, namun para politikus AS masih nekat mengulurkan tangan kotornya ke seluruh dunia dengan menimbulkan satu per satu kecelakaan kemanusiaan. Di Iran, akibat sanksi tak beralasan AS, para pengidap diabetes di negeri itu harus sabar menunggu untuk diberikan suntikan insulin yang sangat langka karena sanksi AS.

Kehidupan masyarakat menjadi semakin sengsara karena pandemi COVID-19. Menghadapi keadaan serupa, para politikus AS tidak mengulurkan tangan membantu, malah menambah sanksinya. Bahkan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dengan tidak malu bersilat lidah bahwa “AS tidak hanya membahas HAM, juga menyayangi dan membela HAM”.

Akan tetapi seluruh dunia sudah jelas melihat wajah sejati AS yang bukan membela HAM, malah terus menginjak-injak HAM. Begitu banyak nyawa yang tak berdosa sudah melayang gara-gara kebrutalannya. Sudah saatnya para politikus AS yang egois untuk melakukan introspeksi atas dirinya sendiri.

favorite 0 likes

question_answer 0 Updates

visibility 142 Views

Update
No Update Available
Related News
Kemanjuran dan keamanan vaksin buatan Tiongkok tak boleh dimungkiri
AS maling teriak maling?
Beberapa negara yang tuntut Tiongkok untuk ‘Terbuka’ malah batasi warga Tiongkok masuki wilayahnya
×