Selasa, 24 November 2020 04:07

Tiongkok dukung G-20 bersinergi atasi krisis

Luar Negeri

KTT ke-15 G-20 digelar secara virtual pada 21-22 November lalu. Pada bulan Maret lalu ketika G-20 menggelar KTT Luar Biasa secara virtual, jumlah kasus wabah virus corona di seluruh dunia tercatat 400 ribu kasus. Berselang 8 bulan, kasus kumulatif COVID-19 di dunia sudah menembus angka 58,07 juta kasus. Roda perekonomian dunia tampaknya semakin sulit bergerak di tengah penyebaran virus corona yang tak kunjung berakhir.

Kelompok G-20 adalah ekonomi utama dunia dengan agregat ekonominya sebesar 85 persen dunia dan perdagangannya sebesar 80 persen dari perdagangan total dunia. Para anggota G-20 saling menjadi mitra perdagangan antara satu sama lain. Sejak lama G-20 memainkan peranan penting dalam pemerintahan ekonomi global. KTT ke-15 G-20 pada November menarik sorotan seluruh dunia, yang menaruh harapan pada G-20 untuk menemukan solusi yang khasiat demi mengatasi tantangan dan menstabilkan ekonomi.

Dalam pertemuan sesi pertama, para pemimpin G-20 menggarisbawahi solidaritas dan kerja sama untuk menghadapi pandemi COVID-19. G-20 diharapkan dapat terus memainkan peran dominan dalam penanganan wabah virus corona dan pemulihan ekonomi serta kerja sama seputar vaksin melalui pemberdayaan WHO. KTT mengimbau perlunya menjaga rantai pasokan global yang terbuka dan aman serta keseimbangan antara penanganan wabah dengan pemulihan ekonomi. Inisiatif suspensi pembayaran hutang pada negara-negara berkembang akan terus ditindaklanjuti.

Raja Arab Saudi Salman berujar, kita harus terus mendukung pemulihan ekonomi global, membuka kembali perbatasan untuk mendorong perdagangan dan pergerakan personel, menyelaraskan dukungan kepada negara-negara berkembang di atas dasar hasil-hasil yang tercapai selama puluhan tahun yang lalu.

Presiden Indonesia Joko Widodo dalam pidatonya mengimbau G-20 menyediakan dana khusus untuk pemulihan kesehatan segenap masyarakat. Ia menegaskan vaksin adalah senjata khasiat untuk memenangkan perjuangan melawan pandemi COVID-19, dan semua negara harus terjamin akses vaksin yang merata. Para anggota G-20 harus memberi komitmennya untuk menggunakan semua sumber daya dalam menghadapi wabah virus corona secara global.

Tiongkok adalah pendukung kuat sekaligus kontributor utama G-20. Menanggapi wabah virus corona, rakyat Tiongkok bersatu padu dan berjuang sekeras-kerasnya untuk mengendalikan wabah dan memulihkan ekonomi nasional. Menurut prediksi OECD, hanya Tiongkok dari G-20 yang mampu merealisasi pertumbuhan positif sebesar 1,8 persen pada tahun ini. Dalam pertemuan sesi pertama, Presiden Tiongkok Xi Jinping mengajukan empat butir usulan kepada G-20 yang dapat disimpulkan sebagai kecerdasan dan solusi Tiongkok terkait pengendalian wabah dan pemulihan ekonomi.

Pertama, membina “firewall” penanggulangan COVID-19 secara global. Dalam hal ini perlunya meningkatkan pengendalian di masing-masing negara serta kerja sama antar negara. Mendukung WHO mengoptimalkan sumber daya dan mendistribusi vaksin secara adil dan efektif. Tiongkok bersedia meningkatkan kerja sama dengan dunia agar vaksin terjangkau oleh segenap masyarakat internasional.

Tiongkok sekarang tengah bekerja sama dengan 11 negara untuk melakukan uji klinis fase ketiga vaksin virus corona. Kepala BPOM Indonesia, Penny K Lukito mengatakan, uji klinis tahap ketiga yang dilakukan Sinovac Tiongkok sudah menyelesaikan eksperimen tahap terakhir. Ini berarti Tiongkok sudah menghasilkan vaksin virus corona pertama yang merampungkan uji klinis fase ketiga. Saat ini Indonesia masih menunggu hasil analisa dan evaluasi vaksin dari Sinovac.
Tiongkok juga mengadakan kerja sama erat dengan WHO, GAVI dan CEPI. Tiongkok sudah bergabung dalam ACT-Accelerator, MRCT dan COVAX dalam rangka menjamin distribusi adil vaksin virus corona, dengan harapan dapat mendorong semakin banyak negara berpartisipasi dalam pelaksanaan rencana tersebut.

Kedua, menggerakkan roda perekonomian dunia. Tiongkok mengajukan pemulihan rantai industri dan rantai pasokan di tengah penyebaran wabah, membahas liberalisasi perdagangan barang-barang medis dan menjamin kebebasan perjalanan internasional. Tiongkok berharap lebih banyak negara berpartisipasi dalam mekanisme saling mengakui QR Code Kesehatan. Tiongkok mendukung G-20 terus melakukan kerja sama terkait mekanisme perjalanan personel dan peredaran barang-barang perdagangan.

Di Tiongkok kode kesehatan sudah diterapkan secara merata baik dalam perjalanan masyarakat maupun pemulihan ekonomi dan sosial. Standar terkait kode kesehatan sudah diberlakukan pada akhir April lalu. Standar tersebut sepenuhnya mempertimbangkan kerahasiaan privasi dan biodata yang sensitif. Standar itu membakukan setiap rantai terkait sistem penerapan kode kesehatan, pihak penyelenggara dan pengelola serta pengumpulan biodata dan pemanfaatannya. Sebelumnya Guangdong dan Makau sudah saling mengakui kode kesehatan. Layanan dari backend kode kesehatan kedua daerah itu tidak tersambung satu sama lain dan sesuai dengan hukum kedua daerah.

Dewasa ini, wabah virus corona di seluruh dunia masih memberikan tantangan sangat berat. Sementara itu, ekonomi dunia dan perjalanan internasional masih belum terpulih secara optimal. Masyarakat internasional hendaknya mendirikan mekanisme saling mengakui kode kesehatan internasional yang aman dan efektif, melaksanakan tes swab jarak jauh, saling mengakui hasil pemeriksaan dan kode kesehatan dalam rangka mengurangi risiko penyebaran virus corona lintas batas.

Ketiga, memainkan peranan pendorong ekonomi digital. Meningkatkan kerja sama keamanan data dan pembangunan infrastruktur digital, serta menciptakan lingkungan persaingan yang adil bagi perusahaan dari mancanegara.

Kini ekonomi digital yang berciri khas Tiongkok seperti pendidikan daring, layanan pesan antar daring, kolaborasi OA, penjualan ritel melalui toko Online, robot medis dan Kode QR Kesehatan telah semakin menjadi sorotan dunia. Nilai transaksi jual beli yang menciptakan rekor baru pada hari belanja nasional Online Tiongkok pada “11.11” adalah tanda lain lagi yang membuktikan pemulihan kuat ekonomi Tiongkok, khususnya ekonomi digital yang kian meningkat. Ekonomi digital sebagai bisnis yang baru semakin berintegrasi dengan ekonomi riil dan menjadi motor penggerak yang mendongkrak pertumbuhan kontinu ekonomi Tiongkok.
Keempat, mewujudkan pembangunan yang lebih inklusif. Tiongkok secara menyeluruh melaksanakan inisiatif G-20 tentang suspensi pembayaran hutang oleh negara-negara berkembang, mendukung keputusan tentang perpanjangan batas waktu penangguhan pembayaran hutang, dan akan meningkatkan intensitas penangguhan atau pengurangan pembayaran hutang oleh negara-negara yang sulit.

Sebagai anggota G-20 dan kreditor negara-negara terkait, Tiongkok memandang tinggi pelaksanaan inisiatif terkait suspensi pembayaran hutang yang diajukan G-20. Hingga saat ini, Tiongkok telah menangguhkan pembayaran hutang sebanyak 1,353 miliar dolar AS yang dibebani 23 negara. Sementara itu, Bank Pembangunan Nasional Tiongkok sebagai kreditor juga aktif menanggapi inisiatif tersebut. Hingga akhir September lalu, lembaga tersebut telah menandatangani persetujuan terkait penangguhan pembayaran hutang dengan negara-negara piutang sebanyak 748 juta dolar AS. Tiongkok adalah negara G-20 yang paling banyak melaksanakan penangguhan pembayaran hutang, dan telah memberikan kontribusinya dengan tindakan nyata untuk membantu negara-negara paling tidak maju dalam menghadapi tantangan wabah virus corona.

Perjuangan manusia melawan virus tidak pernah berhenti. Demi kemenangan, tiada pilihan lain selain bersatu padu dan bersolidaritas serta berupaya bersama. KTT ke-15 G-20 telah menyuntikkan energi kepada dunia dalam kesulitan. Solusi Tiongkok telah memberikan kecerdasan dan kekuatan bagi penanggulangan pandemi secara global. Dunia akan sekali lagi bersatu padu untuk memenangkan perjuangan melawan pandemi tak peduli betapa sulitnya. Seperti apa yang dikatakan oleh Presiden Xi Jinping dalam pidatonya baru-baru ini, bahwa dunia pada era pasca COVID-19 pasti akan hidup kembali dan membuka lembaran yang serba baru.

favorite 1 likes

question_answer 0 Updates

visibility 164 Views

Update
No Update Available
Related News
Tiongkok percepat pembentukan Jaringan Transportasi Komprehensif Tiga Dimensi
Meningkatkan pelestarian bersama ekologi di Delta Sungai Yangtze
Anggota RCEP aktif berpartisipasi dalam CICPE
×