Minggu, 17 Januari 2021 03:54

Klik kepentingan berperan katalis kebobrokan politik AS

Luar Negeri

Empat tahun yang lalu, seorang pemimpin Partai Republik yang mencalonkan diri sebagai kandidat dalam pilpres berbual bahwa dia akan “mengeringkan lumpur Washington”. Empat tahun sudah berlalu. Nuansa politik Washington tidak terlihat sedikit pun jernih, malah semakin keruh, di mana klik-klik kepentingan dan kelompok politik kian terikat kuat. Manuver politik dan politik duit makin gencar menimbulkan korupsi “rasional” dan menjadi katalis kebobrokan politik AS.

Di AS, klik-klik kepentingan melakukan lobi politik secara personal untuk mempengaruhi pengambilan keputusan pemerintah. Ini sudah menjadi gejala yang terbuka. Menurut statistik Opensecrets, dari tahun 2000 hingga 2019, jumlah pelobi yang terdaftar di AS menembus 10 ribu orang. Belanja untuk usaha lobi pun naik dari 1,56 juta dolar pada 2000 menjadi 3,51 miliar dolar AS pada 2019. Politik lobi atau manuver memungkinkan sejumlah kelompok spesial yang minoritas dapat menempatkan kepentingannya di atas kepentingan kelompok masyarakat yang lemah walaupun jumlahnya menjadi mayoritas. Sejumlah warga dari kalangan menengah ke bawah terus termarginalisasi karena tiada akses melobi, sehingga kepentingan dan masukannya tidak diindahkan pemerintah.

Kikisan klik kepentingan terhadap politik AS langsung terlihat pada pemilihan umum, yang sekaligus menjadi pendorong kuat politik duit. Dalam pilpres, dengan adanya “komite aksi politik” atau PAC, maka klik kepentingan dapat sewenang-wenang menggalang donasi dan mendistribusi dana hasil kumpulannya dalam proses mempengaruhi hasil pemilihan berbagai tingkat. Menurut data Opensecrets, sepanjang 2020, di seluruh AS terdapat sebanyak 2.276 “komite aksi politik”, yang total mengumpulkan donasi sebanyak 3,16 miliar dolar AS.

Melalui “transfusi darah” dari klik-klik kepentingan, para politisi AS tidak punya pilihan lain kecuali berbakti kepada mereka setelah naik panggung. Selain para anggota DPR dan Senat yang “wajib” mengusahakan kepentingan demi klik-klik pemangku kepentingan tersebut, Presiden terpilih lebih-lebih menjadi kekuatan utama yang membalas budi kepada klik-klik tersebut.

Sejak naik panggung, pemimpin pemerintah AS tak segan-segan membalas budi kepada para klik kepentingan. Walaupun sesumpah akan “mengeringkan lumpur”, pada kenyataannya dialah yang menjadi penyumbang utama lumpur tersebut.

Dalam waktu empat tahun yang lalu, tuan dari Gedung Putih ini sangat “pandai” menggunakan kapasitasnya sebagai mantan pengusaha, berusaha menggaet uang melalui usaha properti, secara siasat mewujudkan tawar-menawar antara politik dan kepentingan.

Nyata sekali, sudah lama sejak politik AS mengalami kikisan duit, dan hal itu sudah menjadi korupsi sistematis yang sulit diatasi di AS. Barang siapa yang menggeliat di panggung politik AS akan sulit kebal dari “bau duit” yang menyengat. Barang siapa yang terpilih sebagai presiden, dia tidak mungkin menjadi “obat khasiat” yang bisa mengobati penyakit politik duit AS.

favorite 0 likes

question_answer 0 Updates

visibility 208 Views

Update
No Update Available
Related News
WawancaraeEksklusif Presiden Sierra Leone Julius Maada Bio oleh CMG
Xi Jinping berharap para anggota MPPR aktif berikan masukan untuk dorong pembangunan modernisasi ala Tiongkok
Xi Jinping tulis mukadimah untuk buku pelajaran kursus pelatihan kader seluruh Tiongkok kelompok ke-6
×