Rabu, 20 Januari 2021 18:46

Dari pelaporan data ekonomi Tiongkok temukan bagaimana sejumlah media barat menodai Tiongkok

Luar Negeri

Kemarin (18/01) Tiongkok mengumumkan keadaan operasional ekonomi nasional Tiongkok pada 2020. PDB Tiongkok 2020 pertama menerobos 100 triliyun Yuan, volume bahan pangan 669,49 juta ton, 11,86 juta lowongan kerja baru disediakan, pendapatan perkapasitas meningkat dua lipat daripada 2010. Data-data tersebut adalah hasil yang menyoroti pada tahun yang khas ini oleh Tiongkok. Tapi bagaimana sejumlah media Barat meliput isu tersebut?

Ada media Barat melapor, Tiongkok mengumumkan PDBnya 2020

Naik 2,3%, memasuki 2021 dengan tingkat pertumbuhan yang terendah selama 40 tahun, PDB Tiongkok naik 2,3%, rencana peningkatan dua lipat sepuluh tahun belum tercapai. Ini adalah cara pelaporan yang biasanya diguna oleh sejumlah media Barat ketika meliput Tiongkok, yakni pura-pura objektif, sebenarnya melemehkan hasil Tiongkok. Boleh bilang objektifnya kalau dari tulisannya, karena datanya memang benar. Namun dengan Tingkat Pertumbuhan Terendah, rencana peningkatan dua lipat sepuluh tahun belum tercapai untuk melemehkan hasil Tiongkok, dan memberi kesan yang tidak baiknya ekonomi Tiongkok.
Selain pura-pura objektif, sejumlah media Barat selalu juga pura-pura bersikap adil. Misalnya media Jepang melaporkan, Tiongkok adalah komunitas ekonomi yang satu-satunya pertumbuhan positif, namun khawatir akan terlalu panasnya properti. Laporan ini tampaknya adil, kesannya adalah pertumbuhan ekonomi Tiongkok dikarenakan terlalu panasnya properti. Namun sebenarnya, pemerintah Tiongkok sudah berkali-kali menekankan properti untuk tinggal bukan untuk spekulasi. Harga properti Tiongkok pada 2020 justru stabil. PDB Tiongkok pada 2020 mencapai 101,6 triliyun Yuan, tidak saja tergantung pada properti. Menurut data terkait, nilai tambahan industri skala besar Tiongkok naik 2,8% dibandingkan tahun 2019, investasi aset tetap Tiongkok 51,89 triliyun Yuan, nilai total ekspor dan impor barang-barang 32,15 triliyun Yuan.

Laporan tersebut masih berdasarkan data yang benar, tapi pada kebanyakan waktu sejumlah media Barat secara terang-terangan untuk menodai Tiongkok. Misalnya pada tanggal 9 Januari, The Times Inggirs memuat artikel dengan judul Beijing Medanai Blogger Inggris Untuk Melakukan Propaganda Politik. Sebenarnya The Times tidak mempunyai bukti untuk menyatakan blogger tersebut menerima dana dari pemerintah Tiongkok, tapi karena blogger tersebut memotret vidio yang mencerminkan kenyataan di Tiongkok. Sejumlah media Barat termasuk The Times sengaja memberi kesan demikian, tidak baiknya Tiongkok baru adalah fakta, kalau bilang Tiongkok baik pasti adalah propaganda politik pemerintah Tiongkok.

Namun yang benar adalah benar, semakin banyak orang menyadari kebohongan media Barat. Misalnya vaksin buatan Tiongkok, selalu dinodai media Barat, tapi Presiden Indonesia Joko Widodo divaksinasi, Presiden Turki dan Menteri Kesehatan Turki divaksinasi, masih terdapat banyak pemimpin menyatakan penerimaan suntikan vaksin buatan Tiongkok.

Faktanya pasti menang. Hasil Tiongkok pada 2020 adalah benar, meskipun laporan sejumlah media Barat yang selalu menodai Tiongkok akan memberi kesan salah kepada sebagian orang, namun seiring dengan majunya terus Tiongkok, semua kebohongan akan diungkapkan, semakin banyak blogger akan mencatat Tiongkok yang sebenarnya dengan ponsel mereka.

favorite 1 likes

question_answer 0 Updates

visibility 246 Views

Update
No Update Available
Related News
Xi Jinping memimpin simposium mengenai pendorongan pembangunan Tiongkok barat di era baru
Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Tiongkok
Xi Jinping inspeksi Taman Pusat Logistik Internasional Chongqing
×