Selasa, 23 Pebruari 2021 03:22

Hadiah dari Tiongkok terangi dunia

Luar Negeri

Tiongkok berjanji akan menawarkan vaksin virus corona kepada dunia sebagai produk publik global, dan kini Tiongkok telah menuaikan komitmennya dengan melakukan apa yang dikatakannya. Meskipun pada liburan tahun baru Imlek, Tiongkok juga tidak pernah menghentikan bantuan vaksin terhadap luar negeri.

Belakangan ini, dari Zimbabwe, bagian selatan Afrika, sampai Senegal, bagian barat Afrika, dari Hungaria, Eropa Tengah sampai Peru, Amerika Selatan, Tiongkok menyerahkan persediaan vaksin kepada banyak negara. Dalam keadaan wabah virus corona masih merajalela di seluruh dunia, vaksin buatan Tiongkok menjadi harapan bagi banyak negara berkembang untuk melindungi kehidupan rakyat mereka, jadi ada orang mengatakan vaksin buatan Tiongkok adalah hadiah tahun baru Imlek Tiongkok.
Bantuan tepat waktu dari Tiongkok dipuji oleh semua pihak. Pemimpin-pemimpin negara terkait menyambut kedatangan vaksin buatan Tiongkok dengan upacara penghormatan penuh ketika vaksin buatan Tiongkok tiba di bandara. Presiden Zimbabwe Emmerson Dambudzo Mnangagwa mengatakan bahwa Tiongkok menyediakan bantuan vaksin terhadap negara-negara berkembang dalam keadaan sendiri masih membutuhkan vaksin. Hal ini menjelaskan peran yang patut dikagumi yang dimainkan oleh Tiongkok dalam usaha penanganan wabah global. Dia berpendapat bahwa vaksin buatan Tiongkok seperti cahaya di ujung terowongan bagi Zimbabwe.

Faktanya adalah Presiden Tiongkok Xi Jinping pada bulan Mei lalu sudah berkomitmen, setelah vaksin virus corona Tiongkok menyelesaikan penelitian dan diproduksi, akan dijadikan produk publik global, memberikan kontribusi untuk aksesibilitas dan keterjangkauan vaksin di negara-negara berkembang. Masa kini, Tiongkok sedang memenuhi komitmen tersebut.

Sampai saat ini, Tiongkok telah menyediakan bantuan vaksin untuk 53 negara berkembang yang mengajukan permintaan, sudah dan sedang mengekspor vaksin untuk 22 negara. Atas permintaan WHO, Tiongkok sudah memutuskan untuk menyediakan 10 juta dosis vaksin buatan Tiongkok kepada “Rencana Pelaksanaan Vaksin Covid-19” (COVAX), untuk memenuhi permintaan darurat negara-negara berkembang.

Yang perlu diperhatikan adalah selain bantuan Tiongkok, negara-negara berkembang kini masih belum mendapat akses memperoleh vaksin dari negara Barat.
Belakangan ini, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengkhawatirkan dan menunjukkan bahwa vaksinasi global masih adalah ketidak-seimbangan dan ketidak-adilan, vaksinasi di 10 negara menduduki 75% vaksinasi seluruh dunia, akan tetapi masih ada 130 lebih negara belum memulai vaksinasi virus corona.

Sebagai negara berkembang terbesar di dunia, Tiongkok selalu memperhatikan kecemasan semua orang. Menanggapi “defisit kapasitas” dan “defisit distribusi” vaksin global, belum lama ini pada Pertemuan Umum Tingkat Menteri Dewan Keamanan PBB tentang Vaksin Covid-19, Tiongkok menegaskan kembali bahwa semua pihak harus bergandengan tangan untuk melawan “nasionalisme vaksin” dan mendorong distribusi vaksin yang adil dan rasional, terutama untuk mewujudkan aksesibilitas dan keterjangkauan vaksin di negara berkembang termasuk negara konflik.

Bagi negara Barat, karena keunggulan mereka dalam produksi dan akses vaksin, mereka sekarang harus menunjukkan rasa tanggung jawab yang lebih besar dan mengambil tindakan nyata untuk mendukung perjuangan global melawan pandemi. Media telah memperhatikan bahwa menurut pernyataan yang dikeluarkan pada pertemuan virtual G7 yang berakhir pada tanggal 19 Februari, negara-negara G7 telah menjanjikan untuk memperkuat peran kepemimpinan dan koordinasi WHO serta mempercepat pengembangan dan distribusi vaksin global.

Tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata. Menghadapi kenyataan bahwa pandemi Covid-19 masih merebak, negara-negara Barat tidak bisa hanya omong kosong, tetapi harus membiarkan dunia melihat tindakan aktual mereka secepat mungkin. Beberapa orang Barat harus meninggalkan prasangka ideologis dan meninggalkan tindakan irasional yang melabeli kerja sama vaksin Tiongkok dengan negara lain sebagai “geopolitik”. Seperti yang dikatakan oleh analis politik Belgrade Stefan Vladisavljev, “Memilih vaksin Tiongkok tidak berhubungan dengan geopolitik, tetapi berhubungan dengan ekonomi nasional dan kehidupan rakyat, rakyat harus hidup, mereka harus bekerja, dan ekonomi harus dipulihkan.”

Fakta berulang kali membuktikan bahwa solidaritas dan kerja sama adalah senjata paling ampuh bagi masyarakat internasional untuk mengalahkan pandemi. Sebagai negara besar yang bertanggung jawab, Tiongkok akan terus berusaha untuk menjadikan vaksin sebagai produk publik yang dapat diakses oleh rakyat di seluruh dunia dengan harga yang terjangkau, sehingga oleh-oleh yang menghangatkan hati dari Tiongkok ini akan terus menjadi cahaya untuk menghalau kabut asap dari pandemi.

favorite 1 likes

question_answer 0 Updates

visibility 248 Views

Update
No Update Available
Related News
Xi Jinping memimpin simposium mengenai pendorongan pembangunan Tiongkok barat di era baru
Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Tiongkok
Xi Jinping inspeksi Taman Pusat Logistik Internasional Chongqing
×