Jumat, 05 Maret 2021 01:05

AS butuhkan peta jalan baru tentang perdagangan dengan Tiongkok

Luar Negeri

Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (AS) (USTR) hari Senin (1/3) waktu setempat mengumumkan Laporan Agenda Perdagangan 2021 dan Laporan Tahunan 2020, menggambarkan peta jalan perdagangan pemerintah AS, lebih dari 400 kali menyinggungTionkgok dengan mengatakan bahwa pemerintah baru akan menggunakan “segala alat yang dapat digunakan” untuk menanggapi apa yang disebut sebagai “tindakan perdagangan tak adil” yang dilakukan Beijing.

Pernyataan tersebut sangat mengkhawatirkan. Pada saat ini, pandemi merebak di seluruh dunia, ekonomi dunia sangat perlu dipulihkan, peta jalan perdagangan AS dengan Tiongkok yang menghasut konfrontasi itu ternyata tidak disambut.

Barangkali penulis laporan itu lebih baik meminta pendapat dari petani AS yang sedang aktif memperluas penanaman kedelai dan jagung. Menurut informasi dari Departemen Pertanian AS, pada musim semi tahun ini, petani AS berencana memperluas 5 persen areal penanamn kedelai dan jagung. “itu berkat pemulihan kuat perdagangan dan kebutuhan besar dari Tiongkok,” ujar Ekonom Perdana Departemen Pertanian AS Seth Meyer. Laporan jurnal Forbes baru-baru ini menunjukkan, berkat peningkatan ekspor antara lain produk pertanian ke Tiongkok, Tiongkok sekali lagi menjadi mitra dagang terbesar bagi AS dengan melampaui Meksiko pada tahun 2020.

Sementara itu, pengambil keputusan Washington hendaknya membaca pula laporan penelitian yang dikeluarkan oleh Kamar Dagang AS dan Grup Rhodium yang dirilis baru-baru ini. Menurut perkiraan laporan itu, jika AS menambah 25 persen tarif terhadap semua perdagangannya dengan Tiongkok, PDB AS akan mengalami kerugian 190 miliar USD per tahun hingga tahun 2025.

Selain itu, laporan menunjukkan pula, jika AS terpaksa mengurangi separuh investasi langsung di Tiongkok, investor AS akan mengalami kerugian 25 miliar USD keuntungan modalnya per tahun. Jika memaksa perusahaan AS berpisah dengan Tiongkok, perusahaan AS akan menghadapi risiko kehilangan daya saing global.
Hubungan ekonomi dan dagang yang “saling mengandalkan” antara Tiongkok dan AS adalah hasil interaksi hukum pasar dan pilihan perusahaan selama beberapa dekade ini. Mencoba secara paksa mengubah hukum ekonomi dengan kekuatan politik, tidak saja sulit menyelesaikan masalah yang dihadapi AS sendiri dan juga akan merugikan rantai pasokan industri global.

Ternyata, AS sekarang ini membutuhkan sebuah peta jalan baru perdagangan dengan Tiongkok, dan peta jalan itu hendaknya menghormati hukum ekonomi pasar dan peraturan perdagangan bebas, mengontrol perselisihan serta meningkatkan kerja sama.

favorite 1 likes

question_answer 0 Updates

visibility 327 Views

Update
No Update Available
Related News
Tiongkok percepat pembentukan Jaringan Transportasi Komprehensif Tiga Dimensi
Meningkatkan pelestarian bersama ekologi di Delta Sungai Yangtze
Anggota RCEP aktif berpartisipasi dalam CICPE
×