Senin, 19 April 2021 02:10

Prilaku tercela politikus Jepang

Luar Negeri

Pertemuan Puncak AS-Jepang mengeluarkan pernyataan bersama pada 16 April yang lalu, isinya terutama bersangkutan dengan Tiongkok. Isu-isu terkait Laut Tiongkok Timur, Laut Tiongkok Selatan, Taiwan, Hong Kong dan Xinjiang serta isu yang bersangkutan dengan kedaulatan dan kepentingan inti Tiongkok telah disebutkan dalam pernyataan itu, nampaknya Jepang telah menjadi pembantu dan catur AS. Harian Nihon keizai shinbun berkomentar, kondisi Jepang dapat dikatakan “masih mempunyai nilai yang dapat digunakan”, atau dengan kata lain “dapat digunakan semaunya”.

Yang perlu diperhatikan, Pernyataan Bersama AS-Jepang pertama kali menyinggung masalah Taiwan, ini merupakan sinyal penting. Hal ini menandakan Jepang secara terang-terangan melanggar prinsip hubungan Tiongkok-Jepang, mengayunkan langkah yang sangat berbahaya. Berhubungan dengan sejarah agresi Jepang di Tiongkok dan tindakan penjajahan di Taiwan Tiongkok, tindakan ini pasti akan mendatangkan dampak serius kepada hubungan Tiongkok-Jepang.

Banyak orang terkaget-kaget, selama beberapa tahun ini, Jepang memperlihatkan keinginan untuk memperbaiki hubungan dengan Tiongkok, mengapa tiba-tiba memutar balik arahnya? Salah satu sebabnya adalah tekanan dari AS, tapi kuncinya adalah sebab intern Jepang. Politikus Jepang ingin memanfaatkan strategi AS yang membendum Tiongkok untuk mewujudkan tujuan dirinya.

Langkah Yoshihide Suga tersebut nyata sekali mempunyai kepertimbangan realitas. Karena kabinet Jepang kurang mampu dalam perlawanan wabah, Jepang sedang menghadapi serangan Covid-19 gelombang keempat. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Jepang tahun 2020 menurun sampai -4,83 persen. Kegagalan ganda perlawanan wabah dan ekonomi membuat kabinet Yoshihide Suga memerlukan peluang untuk mengalihkan kontradiksi dalam negeri supaya mendapat dukungan dalam pemilihan presiden Partai Demokrat Liberal. Pemerintah Joe Biden memandang Tiongkok sebagai lawan kompetisi utama, peluang ini segera dicengkam oleh Jepang.

Sejumlah politikus Jepang harus menyadari, masalah Taiwan bersangkutan dengan kepentingan inti Tiongkok. Jika Jepang bersama AS menantang Tiongkok, pasti akan mendapat balasan yang keras. Tahun 2022 adalah genap 50 tahun penggalangan hubungan diplomatik Tiongkok-Jepang, apakah pemerintah Jepang benar-benar siap menyambut tahun yang bermakna sejarah itu dengan cara perlawanan?

Sejarah telah membuktikan, negara yang tidak mempelajari dari sejarah tidak berprospek cerah. Politikus-politikus tertentu Jepang pasti akan menelan pil pahit dirinya sendiri.

favorite 1 likes

question_answer 0 Updates

visibility 181 Views

Update
No Update Available
Related News
Xi Jinping memimpin simposium mengenai pendorongan pembangunan Tiongkok barat di era baru
Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Tiongkok
Xi Jinping inspeksi Taman Pusat Logistik Internasional Chongqing
×