Kamis, 22 April 2021 00:19

Pemerintah Jepang jangan buat dosa lagi

Luar Negeri

Meski masalah pembuangan air limbah radioaktif dikritik masyarakat seluruh dunia, namun pemerintah Jepang masih bertindak semaunya. Belakangan ini, ada orang Jepang yang menyatakan bahwa standar Tiongkok dan Korsel di bidang pengolahan air limbah PLTN lebih rendah daripada standar Jepang, dan dilihat dari sudut “ilmiah”, kritik Tiongkok dan Korsel terhadap Jepang sama sekali tidak masuk akal.

Jepang berniat menyangkal atau menutupi sebuah fakta inti, yaitu di PLTN Fukushima pernah terjadi kecelakaan nuklir yang berlevel paling tinggi, di dalam limbah terdapat banyak Radionuklida yang dihasilkan dari fisi nuklir, dan ini sama sekali berbeda dengan kualitas air dari operasi normal PLTN.

Jepang berdalih dengan menukar konsep, tujuan langsungnya ialah menutupi bahaya air limbah radioaktif Fukushima dan mengesahkan cara pembuangannya ke laut.

Jika air limbah ini benar-benar mencapai standar air minum seperti yang dikatakan pemerintah Jepang, mengapa harus dibuang ke laut, dan tidak dimasukkan ke sistem air minumnya sendiri atau digunakan ke sistem irigasi pertanian dan air reklamasi? Mengapa politikus Jepang yang menyebutkan bahwa air limbah itu tidak berbahaya pun tidak berani coba-coba meminumnya?

Mengenai keputusan Jepang tersebut, para ilmuwan berbagai negara sudah mengadakan simulasi terhadap tragedi laut di masa depan.

Sebenarnya, selain membuangnya ke laut, Jepang juga memiliki cara pengolahan lainnya yang lebih aman. Namun Jepang akhirnya memilih cara yang paling melukai bumi. Salah satu sebab utamanya ialah hemat uang.

Bertolak dari kepentingan sendiri yang berjangka pendek, Jepang tidak berunding dan bersepakat dengan masyarakat internasional maupun pihak terkait, juga tidak menggunakan cara pengolahan lain yang aman, tapi malah secara sepihak memilih cara pembuangan ke laut yang meminimalisir pengorbanan ekonominya sendiri, meninggalkan risiko keamanan kesehatan lingkungan yang terbesar kepada dunia, dan mengalihkan tanggung jawabnya sendiri kepada seluruh umat manusia. Keputusan ini sangat tidak bertanggungjawab dan juga sangat tidak bermoral.

Yang dikhawatirkan masyarakat umum adalah egoisme ekstrem dalam serangkaian tindakan dan perilaku gila-gilaan Jepang yang akan merupakan malapetaka bagi negara-negara lain, hal ini sangat mirip dengan pikiran militerisme Jepang ketika mencetuskan perang agresi pada Perang Dunia II.

Pemerintah Jepang diharapkan jangan berdosa lagi dan berhutang lagi pada sejarah! Jepang harus memeriksanya kembali dan membetulkan keputusannya yang salah, serta bertanggungjawab atas masa depan umat manusia dan generasi selanjutnya.

favorite 1 likes

question_answer 0 Updates

visibility 200 Views

Update
No Update Available
Related News
Xi Jinping memimpin simposium mengenai pendorongan pembangunan Tiongkok barat di era baru
Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Tiongkok
Xi Jinping inspeksi Taman Pusat Logistik Internasional Chongqing
×