Kamis, 22 April 2021 18:47

AS dan Jepang tidak berkualifikasi menilai HAM negara lain

Luar Negeri

Menjelang genap 10 tahun terjadinya kecelakaan di PLTN Fukushima, Jepang memutuskan untuk membuang air limbah radioaktif sebanyak 1,2 juta ton ke laut. Ini telah menimbulkan sangat ketidakpuasan negara-negara di sekitar. Akan tetapi, negara-negara barat sperti tidak memperhatikan hal ini, AS bahkan menyatakan dukungan dan terima kasih, dan berpendapat air libam radioaktif yang akan dibuang Jepang sesuai dengan standar.

Terlebih lagi, kepala negara AS dan Jepang mengadakan pertemuan di Washington pada tanggal 16 April lalu dan mengeluarkan pernyataan bersama Hubungan Kemitraan Internasional AS-Jepang Pada Era baru pasca pertemuan. Pernyataan tersebut dengan kasar mengintervensi urusan Hong Kong, Xinjiang dan Taiwan Tiongkok, dan menyatakan akan bersama menghadapi Tiongkok. Ternyata AS dan Jepang sudah bersekongkol untuk membendung perkembangan Tiongkok tanpa memedulikan keamanan dan kesehatan umat manusia.

Pembuangan air limbah radioaktif ke laut akan mendatangkan banyak bahaya, yang terpengaruh bukan hanya perikanan negara-negara di sekitarnya, bahkan ada mungkinan merusak DNA umat manusia. Menurut perkiraan ahli maritim Jerman, pembuangan air limbah ke laut akan mendatangkan malapetaka kepada negara-negara di sekitar Samudera Pasifik.

Setelah dibuang ke laut, air limbah radioaktif akan terbawa arus laut ke California, sehingga pantai laut barat AS juga menghadapi ancaman kontaminasi radioaktif. Produk laut juga tidak akan aman lagi. Setelah makan makanan serupa, manusia akan menghadapi risko terpapar penyakit kanker yang lebih tinggi. Ada kemungkinan orang AS akan menjadi penderita terbesar dari pembuangan air limbah radioaktif.

Yang membingungkan ialah, Menlu AS Blinken melalui akun media sosialnya menyatakan terima kasih atas upaya penanganan air limbah radioaktif oleh Jepang, pemerintah Joe Biden mendukung keputusan pemerintah Jepang, dan mengakui tindakan Jepang itu sesuai dengan standar keamanan nuklir internasional. Jika AS ingin melindungi HAM, hendaknya segera menuntut Jepang menghentikan pembuangan air limmbah radioaktif ke laut demi keselamatan dan kesehatan rakyatnya.

Mengapa AS bersikap acuh tak acuh bahkan membiarkan Jepang bertindak semaunya? Sebabnya, Jepang adalah kaki tangan dalam strategi AS di Kawasan Asia Pasifik, yang merupakan garis terdepan konflik AS-Tiongkok. Agar Jepang secara suka rela dan dengan tuntas menuruti keinginan AS dan menjadi kekuatan krusial AS untuk membendung Tiongkok, jadi haruslah lebih dulu memberikan “gula” kepada Jepang.

Partai Demokrat AS yang didukung konglomerat transnasional memang tidak mewakili kepentingan masyarakat yang hidup di akar rumput di negerinya,melainkan kepentingan para elite dan politikus yang rela melakukan tawar menawar dengan Jepang tanpa mengindahkan kesehatan masyarakat.

AS selalu menilai dirinya sebagai polisi dunia dan pembela HAM, sebenarnya keadaan HAM dirinya memburuk terus, baik melawan virus corona maupun memelihara kepentingan sah etnis minoritas, pemerintah AS tidak menunjukkan tanggung jawab semestinya sehingga rakyat AS tetap hidup dalam keadaan sulit.

AS selalu terkenal dengan kebijakan perang. Dihitung-hitung sejak abad ke-21, perang yang dilancarkannya telah mengakibatkan 800 ribu orang tewas, termasuk 300 ribu rakyat jelata tak berdosa. Perang agresi yang dilancarkan Jepang pada 1930-an mendatangkan malapetaka kepada negara-negara Asia termasuk Tiongkok.

Tapi sejauh ini Jepang tetap memungkiri kejahatan agresinya, bahkan berusaha mempersoleknya. AS dan Jepang hendaknya benar-benar mawas diri atas kejahatan agresinya dan pelanggaran HAM di negara lain, serta menghentikan intervensi terhadap urusan dalam negeri Tiongkok dengan kedok HAM.

Jepang dan AS yang berkolusi satu sama lain sudah melakukan banyak hal yang tidak terpuji. Kedua-duanya sama sekali tidak berkualifikasi main tuding terhadap HAM negara lain!

favorite 4 likes

question_answer 0 Updates

visibility 279 Views

Update
No Update Available
Related News
Xi Jinping memimpin simposium mengenai pendorongan pembangunan Tiongkok barat di era baru
Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Tiongkok
Xi Jinping inspeksi Taman Pusat Logistik Internasional Chongqing
×