Minggu, 05 September 2021 00:55

AS yang menutup-nutupi informasi wabah harus memberikan jawaban kepada rakyat seluruh dunia

Covid-19

Memakan waktu lebih dari 90 hari, badan intelijen AS membuat sebuah apa yang disebut laporan penyelidikan penelusuran sumber virus Covid-19 tapi gagal mencapai kesimpulan yang tegas, namum menyalahkan Tiongkok “menolak berbagi informasi”. Padahal, topi hitam lebih cocok untuk AS sendiri, dan menimpakan tanggung-jawab hanya akan mengungkapkan niat jahat AS dan memungkinkan dirinya tercurigai.

Pada awalnya, pihak AS menugaskan badan intelijen melakukan penelusuran sumber virus dengan mengesampingkan para ilmuwan dan tujuannya ialah menjadikan laporan itu sebagai alat politik untuk mencelakakan Tiongkok. Meski gagal mencari apa yang disebutnya bukti, “menutupi informasi” juga akan merupakan salahsatu alasan pihak AS yang sudah siap untuk menuduh pihak Tiongkok.

Kebohongan sulit menutupi kenyataan. Pada waktu pertama melaporkan keadaan wabah kepada WHO, pada waktu pertama berbagi susunan gena virus dengan berbagai negara di dunia dan pada waktu pertama melakukan kerja sama internasional dalam pencegahan dan pengontrolan wbah, timeline penanggulangan wabah Tiongkok sangat jelas dan semua data seksama dan dapat dicek. Penanggung-jawab terkait WHO juga pernah berkali-kali membantah tuduhan tak beralasan terhadap opini kurang transparannya data pihak Tiongkok.

Yang patut disinggung ialah, sangat tinggi level internasionalisasi penelitian penelusuran virus di Tiongkok dan Tiongkok telah aktif mengadakan kerja sama dengan para ilmuwan mancanegara. Terhitung sampai bulan Agustus lalu, Tiongkok bersama dengan tim negara-negara asing termasuk AS dan Inggeris mengemukakan 241 tesis terkait penelusuran virus dan tim riset di dalam negeri Tiongkok totalnya mengemukakan 395 tesis.

Ternyata, pekerjaan penelusuran virus pada hakekatnya merupakan salah ilmiah. Diadakannya penelusuran di berbagai tempat dan berbagai negara seluruh dunia merupakan titik berat penelitian penelusuran sumber virus dan berbagai pihak hendaknya aktif berkoordinasi. Yang mencurigakan, AS sebagai negara yang paling banyak jumlah kasus terdiagnosa Covid-19 dan kasus kematian sambil menolak mengumumkan data kasus masa awalnya sambil berupaya menghalanginya pada masalah penelusuran sumber virus di dalam negerinya. Ini menunjukkan bahwa justru AS sendiri sangat mencurigakan.

Seiring dengan bergesernya waktu, dunia semakin lihat dengan jelas bahwa meski tuan Gedung Putih sudah berubah, trik untuk menimpakan tanggung-jawab kekalahan penanggulangan wabah itu tidak berubah dan logika segala-galanya mengabdi kepada keegoisan politiknya itu tidak berubah, dan ini justru sebab benar pihak AS selalu tidak berani mengumumkan informasi wabah.

Kini, rakyat seluruh dunia bertanya, kapan AS mengumumkan dan mengecek data kasus tahan awal? Kapan WHO diundang ke AS untuk mengadakan penelitian penelusuran sumber virus? Kapan lab di pangkalan Detrik Fort dan Universitas Carolina Utara dibuka dan menerima penyelidikan internasional? Kapan AS menghentikan manipulasi politik dan kembali ke jalur tepat penelusuran sumber virus secara ilmiah?

Menghadapi pertanyaan-pertanyaan itu, pihak AS harus memberikan jawaban kepada rakyat dunia. Kalau terus membuta-tuli, akan dipastikan identitasnya AS sebagai negara kalah penanggulangan wabah yang terbesar di dunia dan negara tercuriga sumber virus. Pada masalah yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan segenap manusia, dunia berhak mengetahui kebenarannya.

favorite 0 likes

question_answer 0 Updates

visibility 216 Views

Update
No Update Available
Related News
Kemanjuran dan keamanan vaksin buatan Tiongkok tak boleh dimungkiri
AS maling teriak maling?
Beberapa negara yang tuntut Tiongkok untuk ‘Terbuka’ malah batasi warga Tiongkok masuki wilayahnya
×