Kamis, 09 Desember 2021 10:04

Buronan pidana diundang sebagai Tamu Agung, ‘KTT Demokrasi’ injak-injak demokrasi

Luar Negeri

Buronan warga Hong Kong, Nathan Law Kwun-chung baru-baru ini mengakui telah menerima undangan pihak AS untuk menyampaikan pidato dalam apa yang disebut sebagai ‘KTT Demokrasi’. Seorang buronan yang berada dalam daftar pencarian orang malah diundang oleh AS sebagai tamu agung, hal ini benar-benar absurd dan sulit dimengerti. Undangan tersebut tidak hanya mengungkapkan niat jahat AS yang menaungi narapidana dengan alasan demokrasi untuk mengintervensi urusan dalam negeri Tiongkok, namun juga memperlihatkan kepada dunia betapa munafiknya ‘demokrasi’ yang digembar-gemborkan oleh AS, dan mengungkapkan wajah asli hegemoninya yang mempersenjatakan demokrasi untuk tidak segan-segan menindas negara lain.

Dari mengundang otoritas Taiwan ke ‘KTT Demokrasi’ hingga memberikan panggung kepada buronan Nathan Law untuk angkat bicara, terungkaplah intrik jahat AS yang berniat ‘menghalangi pembangunan bangsa Tionghoa dengan masalah Taiwan’ serta tujuannya untuk melawan Tiongkok dan mengacaukan Hong Kong. Para analis menunjukkan, AS sengaja memicu konfrontasi atau perlawanan ideologis dengan menyelenggarakan ‘KTT Demokrasi’, maksudnya adalah membentuk kubu baru yang didominasi oleh AS untuk mengisolasi dan melawan Tiongkok.

Intriknya tersebut tidak akan pernah berhasil. Dari awal fakta sudah membuktikan bahwa AS yang selalu mengibarkan panji ‘demokrasi’ tidak pernah mempedulikan demokrasi maupun HAM warga Hong Kong, yang diperhatikannya hanyalah hegemoni dan kepentingannya pribadi.

Dewasa ini, situasi keseluruhan Hong Kong sudah stabil. Dengan pemberlakuan UU Keamanan Nasional untuk Hong Kong, demokrasi dan HAM yang dimiliki warga Hong Kong telah memperoleh perlindungan yang belum pernah ada sebelumnya sepanjang sejarah. Kepala Pemerintah Daerah Administrasi Khusus Hong Kong Carrie Lam Cheng Yuet-ngor menunjukkan, Hong Kong pada akhirnya telah lulus dari ujian terjangan badai dan ombak besar, telah mengalami situasi yang stabil. ‘KTT Demokrasi’ yang disutradarai AS dengan kedok ‘demokrasi’ demi tujuan hegemoninya hanya akan menjadi bahan tertawaan di dunia, pasti akan sia-sia belaka dan berakhir dengan kegagalan total.

favorite 0 likes

question_answer 0 Updates

visibility 461 Views

Update
No Update Available
Related News
WawancaraeEksklusif Presiden Sierra Leone Julius Maada Bio oleh CMG
Xi Jinping berharap para anggota MPPR aktif berikan masukan untuk dorong pembangunan modernisasi ala Tiongkok
Xi Jinping tulis mukadimah untuk buku pelajaran kursus pelatihan kader seluruh Tiongkok kelompok ke-6
×