Selasa, 10 Mei 2022 13:56

Pernyataan absurd barat seputar pemilihan Hong Kong hanyalah lelucon

Luar Negeri

Para menteri luar negeri negara-negara Kelompok G-7 dan Komisaris Senior Uni Eropa (UE) dalam pernyataannya membuat komentar tak bertanggung jawab terkait pemilihan kepala eksekutif ke-6 Daerah Administrasi Khusus Hong Kong yang berlangsung sukses pada hari Minggu lalu (8/5). Padahal jika memantau proses pemilihan kepala eksekutif baru Hong Kong tersebut, terlihat jelas betapa absurd dan munafiknya pernyataan Barat tersebut.

Sebagai pemilihan kepala eksekutif daerah administrasi yang pertama sejak pemberlakuan sistem pemilihan baru di Hong Kong, pemilihan kepala eksekutif periode ke-6 Daerah Administrasi Hong Kong dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan, adil dan setara, aman dan transparan.

Berdasarkan sistem pemilihan baru Hong Kong, jumlah anggota komite pemilihan bertambah dari 1.200 orang menjadi 1.500 orang, yang berasal dari 5 kalangan masyarakat dibandingkan 4 kalangan sebelumnya, spektrum politik semakin diperluas, dalam rangka menjamin kepala eksekutif Hong Kong yang terpilih mempunyai representasi yang lebih luas, dan secara lebih baik mewakili kepentingan keseluruhan masyarakat Hong Kong.

Selain itu tingkat partisipasi pemungutan suara kali ini mencapai 97,74%, mencatat rekor tertinggi setelah Hong Kong kembali ke pangkuan tanah air Tiongkok. Kepala eksekutif yang terpilih Lee Ka Chiu pun sempat mencatat rekor baru perolehan suara sebesar 99,16%, lebih tinggi dibandingkan perolehan suara kepala eksekutif Hong Kong di masa lalu.

Ditambah pemilihan komite pemilihan dan pemilihan dewan legislatif yang berhasil dilaksanakan sebelumnya, ketiga pemilihan tersebut telah meletakkan dasar yang kukuh bagi kemakmuran dan kestabilan jangka panjang di Hong Kong, sepenuhnya membuktikan sistem pemilihan yang baru adalah sistem baik yang sesuai dengan prinsip Satu Negara Dua Sistem dan realitas Hong Kong, adalah wujud dari demokrasi yang luas, nyata dan bermanfaat.

Amerika Serikat (AS) dan Barat menyerang pemilihan kepala eksekutif daerah administrasi khusus Hong Kong sebagai "serangan terhadap keanekaragaman politik Hong Kong", dan dengan kedok “demokrasi” mendesak Tiongkok bertindak berdasarkan Pernyataan Bersama Tiongkok-Inggris.

Tindakan AS dan Barat tersebut adalah pelanggaran kasar terhadap hukum internasional dan patokan hubungan internasional, secara sengaja memutarbalikkan fakta praktik Satu Negara Dua Sistem yang berlangsung sukses, dan juga adalah intervensi dan perusakan terhadap pembangunan demokrasi Hong Kong.

Sistem pemilihan baru sudah melahirkan kepala eksekutif yang baru, Hong Kong pun sudah berada pada garis permulaan baru. Cercaan yang dilancarkan kekuatan AS dan Barat tidak bisa menghalangi tren histori yaitu Hong Kong telah pulih dari kekacauan dan sedang menuju kemakmuran dan kebangkitan.

favorite 0 likes

question_answer 0 Updates

visibility 325 Views

Update
No Update Available
Related News
Xi Jinping temui PM Sri Lanka Gunawardena
Xi Jinping temui Perdana Menteri Belanda
Untuk apa Filipina “Memamerkan Penderitaannya” lagi?
×