Selasa, 02 Agustus 2022 14:35

Saat dunia belum damai, bersyukurlah kita miliki ‘pasukan perdamaian’

Luar Negeri

Pada awal tahun 2022, Kerajaan Tonga, sebuah negara Kepulauan Pasifik dilanda bencana letusan gunung api dan tsunami yang dahsyat. Saat formasi armada AL Tiongkok berlabuh di pelabuhan negeri itu dengan membawa sejumlah besar barang-barang bantuan material, Perdana Menteri Tonga Siaosi Sovaleni dengan terharu mengucapkan terima kasih kepada Tiongkok yang telah “memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan Tonga untuk mengatasi kesulitan dan melakukan rekonstruksi”. Itulah salah satu contoh yang menonjolkan citra tentara Tiongkok sebagai ‘pasukan perdamaian’ dunia.

Tanggal 1 Agustus 2022 adalah Hari Ulang Tahun ke-95 Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (TPRT). Tentara Tiongkok yang lahir di tengah api peperangan tentunya sangat memahami betapa sulitnya mewujudkan perdamaian, dan selalu mengemban misi mulia untuk menjaga perdamaian. Sejak RRT berdiri, TPRT selalu menjalankan kebijakan pertahanan defensif, tidak pernah secara inisiatif melancarkan perang apa pun, dan tidak pernah mengagresi sejengkal pun tanah negara lain.

Kini TPRT tidak hanya berperan seperti ‘Tembok Besar Baja’ yang mampu membela kedaulatan, keamanan dan kepentingan pembangunan negaranya, tapi juga telah berkembang menjadi kekuatan yang tangguh dalam memelihara perdamaian dunia. Tiongkok adalah negara anggota tetap Dewan Keamanan yang mengirimkan pasukan pemelihara perdamaian terbanyak, sekaligus negara donatur terbesar kedua untuk aksi pemeliharaan perdamaian PBB, dan atas jasanya, tentara Tiongkok dianugerahi gelar ‘unsur dan kekuatan utama dalam aksi pemeliharaan perdamaian PBB’.

Tentara Tiongkok secara konsisten menyediakan produk keamanan publik dalam serangkaian kegiatan seperti pemeliharaan perdamaian, pengawalan pelayaran, pemberian bantuan kemanusiaan serta penanggulangan pandemi, sehingga telah mengimplementasikan ide komunitas senasib sepenanggungan manusia dengan tindakan yang nyata. TPRT adalah tentara yang lahir untuk perdamaian, hal ini berasal dari genom perdamaian bangsa Tionghoa. Hal itu juga mencerminkan rasa kepedulian rakyat Tiongkok terhadap rakyat di seluruh dunia, sekaligus memperlihatkan kredibilitas Tiongkok sebagai negara besar.

Kini dunia masih belum damai. Saat ini mentalitas perang dingin, hegemonisme dan politik kekuasaan terus meningkat melawan arus sejarah, di mana ancaman keamanan tradisional maupun non tradisional saling bertumpang tindih, ‘ketidakpastian’ ibarat sebuah awan gelap yang terus membayangi manusia. Menghadapi dunia yang bergejolak, tentara Tiongkok dengan gagah melangkah maju ke luar pintu negara untuk melaksanakan Inisiatif Keamanan Global, dan terus memberikan ‘kepastian’ pada perdamaian dunia.

“Di dunia yang besar ini, saya mungkin hanya sehelai bulu burung, namun saya tetap akan membawa hasrat perdamaian dengan cara bulu tersebut.” Inilah harapan yang dituturkan mendiang tentara wanita Tiongkok He Zhihong sebelum gugur dalam melaksanakan tugasnya di Haiti. Keinginannya itu juga menjadi harapan tentara Tiongkok terhadap perdamaian, terlebih menjadi cita-cita tentara Tiongkok yang berasas menerangi dunia dengan sinar matahari yang damai.

favorite 0 likes

question_answer 0 Updates

visibility 222 Views

Update
No Update Available
Related News
Xi Jinping memimpin simposium mengenai pendorongan pembangunan Tiongkok barat di era baru
Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Tiongkok
Xi Jinping inspeksi Taman Pusat Logistik Internasional Chongqing
×