Kamis, 11 April 2024 13:36

Tarik Jepang untuk bergabung, AUKUS tambah kesalahan yang telah dibuatnya

Luar Negeri

“Ini adalah ancaman serius tehadap keamanan regional”. Dua hari belakangan ini, kabar AS, Inggris dan Australia mengajak Jepang untuk bergabung dalam pakta keamanan AUKUS sempat mengundang perhatian opini umum internasional.

Ini merupakan pertama kalinya ketiga negara tersebut mengumumkan negara mitra sejak AUKUS didirikan pada bulan September 2021. Pemerintah Jepang menanggapinya dengan mengakui pentingnya “AUKUS”.

Banyak warga Jepang mengkritik bahwa “AUKUS” mendorong perluasan anggotanya tanpa mempedulikan kekhawatiran berbagai kalangan, hal itu akan mempersengit konfrontasi antar kelompok dan menimbulkan risiko proliferasi nuklir, serta merusak perdamaian dan kestabilan Asia Pasifik.
“AUKUS” yang disebut-sebut ini adalah singkatan dari “kemitraan keamanan trilateral AS, Inggris dan Australia”, terutama termasuk dua pilar penting.

Di antaranya, pilar yang pertama adalah penempatan kapal selam nuklir di Australia, dan beralih ke penelitian dan pengembangan bersama serta pembangunan kapal selam generasi berikutnya oleh ketiga negara tersebut. Kerja sama di bidang ini bersifat tertutup, dan “hanya diadakan di AS, Inggris dan Australia“.

Pilar yang kedua adalah pengembangan bersama dan penerapan teknologi baru untuk meningkatkan kemampuan pertempuran yang canggih. Di bidang ini, AS, Inggris dan Australia mengimbau agar “negara-negara yang sejalan” dapat bergabung.

Lalu, mengapa mereka memilih Jepang terlebih dahulu? Analis berpendapat bahwa ada 2 alasannya. Dari segi teknis, AS, Inggris dan Australia masing-masing mempunyai kekurangan di bidang teknologi canggih dan baru, sedangkan Jepang mempunyai keunggulan di bidang senjata hipersonik, teknologi kuantum, perang eletronik dan kecerdasan buatan, dan akan memainkan peran yang lebih besar di bidang teknologi pertahanan. Jepang berharap dapat meningkatkan kemampuan pertahanannya dengan berbagi teknologi militer yang sensitif dengan AS, Inggris dan Australia untuk meningkatkan daya pengaruh militernya di Asia Pasifik.

Dari segi strategis, negara-negara tersebut pun mempunyai “perhitungannya” masing-masing. AS memandang “AUKUS” sebagai kunci untuk melaksanakan “Strategi Indo Pasifiknya”, ingin menarik lebih banyak negara sekutu untuk bergabung, terutama membujuk Jepang yang mempunyai teknologi tinggi dan terus menerobos konstitusi perdamaian untuk bergabung, demi mencapai tujuannya menghambat Tiongkok. Inggris sedang mendorong strategi “Inggris Global”, kerja samanya dengan Jepang di bidang keamanan semakin mendalam, dan berharap dapat mencampuri urusan Asia Pasifik secara lebih mendalam dengan bantuan Jepang untuk memperluas daya pengaruhnya di Asia Pasifik.

Apakah bergabungnya Jepang dapat mendorong kerja sama “AUKUS”? Situs web “The Conversation” Australia dalam artikelnya menunjukkan, Jepang sulit menjadi anggota inti dalam AUKUS, karena adanya kecurigaan di antara mereka. Khususnya dalam hal ekspor teknologi sensitif, keegoisan AS serta kecurigaan dan kewaspadaan terhadap sekutunya masih sangat mendalam.

“Kesalahan strategis” ini akan memecahbelah Asia menjadi kelompok-kelompok yang berlawanan. Ini adalah kritikan Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe terhadap “AUKUS”.

Pemimpin Indonesia dan Malaysia pun secara terbuka mengkritik organisasi tersebut merusak kestabilan regional dan akan membawakan lebih banyak dampak negatif kepada kawasannya. Aliansi militer yang penuh pikiran Perang Dingin itu tidak sesuai dengan kepentingan keamanan regional dan melanggar proses integrasi Asia Pasifik, maka tidak perlu ada sejak awalnya.

favorite 0 likes

question_answer 0 Updates

visibility 262 Views

Update
No Update Available
Related News
Episode Ke-16 berjumpa dengan V|Aleksandar Vucic: Saya berencana menulis sebuah memoar tentang kami
Wawasan depan kunjungan Presiden Xi Jinping ke tiga negara Eropa
Episode Ke-16 berjumpa Xi Jinping
×