Tanggal 14 Mei hari ini adalah peringatan 60 tahun meninggalnya Jiao Yulu, seorang sekretaris partai tingkat kabupaten di Lankao, Provinsi Henan.
Semangatnya yang “dekat dan cinta rakyat, berjuang keras, ilmiah dan realistis, pantang menyerah dan rela berkorban”, disebut sebagai “semangat Jiao Yulu” oleh generasi selanjutnya.
Mengenang kembali suka duka Jiao Yulu dalam menaati disiplin, akan memberikan inspirasi kepada kita untuk mengenal, memahami dan menaati disiplin.
Jiao Yulu sangat memahami bahwa kekuasaan di tangannya diberikan oleh partai dan rakyat, dan hanya boleh digunakan untuk menyelesaikan tugas, pekerjaan partai dan pemerintah, serta mengupayakan kesejahteraan rakyat, dia juga tahu bahwa hanya dengan menjadi contoh, ia baru bisa sepenuhnya berperan sebagai pelopor, serta mendidik dan mempengaruhi orang-orang di sekitarnya.
Saat Jiao Yulu menjabat sebagai sekretaris partai di Lankao, daerah setempat mengalami bencana yang telah berlangsung selama beberapa tahun berturut-turut, pemikiran sebagian kader relatif tidak stabil, dan keadaan beberapa kader yang mengupayakan kepentingan pribadi dengan merugikan kepentingan masyarakat kadang-kadang terjadi.
Untuk secepatnya mengubah budaya yang buruk itu, setelah menjabat, Jiao Yulu segera memprioritaskan peningkatan pendidikan disiplin.
Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek tahun 1963, dia tidak hanya menolak empat botol arak yang diberikan oleh pabrik, daging yang diberikan oleh kantor sekretaris partai, serta uang tunjangan yang diberikan oleh biro partai kabupaten, dia malah langsung menulis sebuah pemberitahuan, yang secara detail menetapkan beberapa peraturan yang berkaitan dengan transparansi dan kedisiplinan pegawai, misalnya, “tidak boleh menggunakan anggaran belanja pemerintah atau kelompok untuk tujuan berpesta dan memberikan hadiah”, “tidak boleh membagikan tiket teater gratis kepada pegawai, tiket untuk kursi barisan 10 terdepan tidak boleh hanya dijual kepada kader lembaga”.
Tanggal 14 Mei tahun 1964, karena kelelahan jangka panjang, Jiao Yulu meninggal dunia akibat penyakit hati.
Selama puluhan tahun ini, anak-anak Jiao Yulu selalu mengingat didikan orang tuanya, untuk memperoleh penghasilan dengan bekerja sungguh-sungguh.
Inilah kisah Jiao Yulu, seorang anggota partai sekaligus pegawai pemerintah yang selalu memprioritaskan kedisiplinan dan peraturan partai di atas nyawanya sendiri. Dan itulah sebabnya dia menjadi panutan abadi dalam partai dan hati rakyat.