Masalah pangan tidak hanya menjadi “kekhawatiran besar negara” tetapi juga adalah “perhatian merata masyarakat”.
“Masalah pangan yang kita bicarakan sekarang adalah makanan, dan konsep pangan makro telah menggantikan konsep lama yang secara berat sebelah mengutamakan produksi pangan sebagai strategi negara.”
Dan persepsi lama “jika tinggal di pegunungan maka cari makan dari gunung, jika tinggal di lepas pantai maka cari makan dari laut.”
Jauh pada waktu dulu ketika Xi Jinping masih menjadi pemimpin di Fujian, dia telah memberikan pemikiran mendalam dan perencanaan jangka panjang mengenai masalah pertanian dan pangan, secara kreatif mengusulkan dan mencoba menerapkan konsep pangan makro.
Pada bulan Juni 1988, Xi Jinping baru saja tiba di Ningde, Provinsi Fujian untuk menjabat sebagai pemimpin tertinggi daerah tersebut.
Dia terus melakukan blusukan untuk menemui rakyat. Dia sangat terkesan dengan kelangkaan lahan pertanian lokal dan kekayaan gunung dan laut sumber daya.
Kondisi geografi Fujian terkenal dengan banyak gunung dan kurang sungai dan lahan. Luas lahan pertanian per kapita kurang dari seperempat rata-rata nasional.
Pada tahun 1980-an, volume pangan sangat berkurang, dan jenisnya monoton. Hasil produksi pertanian seperti daging, hasil laut, buah-buahan, dan sayur-sayuran sangat sedikit. Pangan dan sayur-sayuran harus dipasok dari provinsi lain setiap tahunnya.
Melalui penelitian yang ekstensif dan mendalam, Xi Jinping dengan jelas mengusulkan dari sudut pandang dialektis "pegunungan" dan "laut": "Jika Fujian Timur ingin secara mendasar mengentaskan kemiskinan, maka harus bertindak untuk mengembangkan pertanian makro."
Apa itu “pertanian makro”?
Xi Jinping menguraikan artinya: "Pertanian besar adalah pertanian tiga dimensi yang berkembang ke arah multi-fungsi, terbuka, dan komprehensif. Berbeda dengan pertanian kecil tradisional, tunggal, dua dimensi yang terutama berfokus pada tanah garapan."
Xi Jinping menunjukkan: "Menstabilkan pasokan pangan, berpegang bersama urusan pegunungan, laut, dan lahan." dan "mengembangkan pertanian, kehutanan, peternakan, produksi sampingan, dan perikanan secara menyeluruh".
Di meja makan orang Fujian Timur, selalu ada dua jenis masakan: yang satu adalah "ubi jalar kering", yaitu ubi diparut lalu dijemur sebagai makanan, yang satu lain ialah ikan croaker kuning besar, ikan laut khas dari Tiongkok.
Berbicara tentang kisah Croaker kuning besar, Liu Jiafu yang berusia lebih dari 80 tahun masih mengingatnya dengan jelas.
Pada akhir tahun 1988, Liu Jiafu, yang saat itu menjabat sebagai direktur Stasiun Promosi Teknologi Hasil Laut Ningde, menyerahkan
"Laporan Perkembangan Teknologi Pembudidayaan Ikan Laut di Fujian Timur." Laporan tersebut menyebutkan bahwa ikan croaker kuning besar liar semakin terancam punah karena penangkapan ikan yang berlebihan, dan pembudidayaannya menghadapi kesulitan seperti kurangnya teknologi. Hal ini menimbulkan perhatian Xi Jinping.
Xi Jinping memberikan instruksi dalam laporannya: Hendaknya memusatkan sumber daya pada penelitian ilmiah untuk memecahkan masalah tidak dapat dibudidayakannya ikan croaker kuning besar.
Sejak itu, teknologi budidaya ikan croaker kuning besar yang dipimpin oleh Liu Jiafu telah berhasil, dan hasil penelitiannya secara bertahap diperluas ke lebih banyak petani.
Saat ini, "croaker kuning besar Ningde" diakui sebagai merek terkenal di Tiongkok. Lebih dari 80% croaker kuning besar dihasilkan di seluruh Tiongkok datang dari Ningde, ikan ini sudah menjadi salah satu spesies ikan laut yang skala pembudidayaan terbesar dan produk ekspor terunggul di Tiongkok. Nilai produksi dari seluruh rantai industrinya melebihi belasan miliar yuan.
Setelah bekerja di pemerintah pusat, “konsep makanan makro” Xi Jinping terus berkembang, memimpin arah pekerjaan “pertanian, pedesaan dan petani”.
Konferensi Pekerjaan Pedesaan Pusat tahun 2015 mengajukan “mendirikan konsep pertanian dan makanan yang makro”, tahun 2016 pertama kali menuliskan “mendirikan konsep makanan makro” dalam dokumen pusat No.1, sebagai isi penting untuk mempromosikan reformasi struktural sisi pasokan pertanian.
Konferensi Pekerjaan Pedesaan Pusat tahun 2017, Presiden Xi Jinping menunjukkan bahwa kebutuhan makanan rakyat perlu beraneka ragam, ini meminta kita mengubahkan pandangan, mendirikan konsep pertanian makro dan makanan makro.
Konferensi Pekerjaan Pedesaan Pusat tahun 2022, Xi Jinping menunjukkan bahwa menyelesaikan masalah makan, tidak hanya berfokus pada lahan pertanian yang terbatas, harus membuka pikiran, mendirikan konsep makanan yang makro.
Bulan April tahun 2023, waktu melakukan inspeksi di Guangdong, Presiden Xi Jinping menunjukkan bahwa mengembangkan pembiakan di laut yang mendalam, mementingkan “pembudayaan biji” perikanan bisa memainkan peran penting untuk menjamin ketahanan pangan.
Bulan Maret tahun ini, waktu Presiden Xi Jinping melakukan inspeksi di Hunan, beliau lebih lanjut menekankan perlunya menjunjung konsep pertanian makro, konsep makanan makro, secara aktif mengembangkan pertanian berciri khas dan industri pengolahan produksi pertanian, serta meningkatkan industrialisasi pertanian.
Selama 30 tahun lebih ini, para pejabat dan masyarakat di Fujian selalu mengingat instruksi Presiden Xi Jinping, dengan pimpinan konsep makanan makro, mereka secara stabil mengembangkan produksi pangan, membentuk industri berciri khas seperti peternakan, perikanan, buah-buahan dan sayuran, teh dan jamur, dengan kuat mengembangkan fasilitas pertanian, terus memecah keterbatasan sumber bahan pangan, pembentukan sistem pasokan pangan yang plural telah mencapai hasil yang luar biasa.