Rabu, 07 Mei 2025 11:23

Memandang ke depan kunjungan Presiden Xi Jinping ke Rusia dari Tiga Medali

Luar Negeri

Dari tanggal 7-10 Mei, Presiden Tiongkok Xi Jinping akan melakukan kunjungan kenegaraannya ke Rusia, dan menghadiri upacara perayaan 80 tahun Kemenangan Uni Soviet dalam Perang Patriotik Raya. Ini merupakan kunjungan ke-11 Xi Jinping ke Rusia sejak memangku jabatan Presiden Tiongkok, sekaligus pertemuan tatap muka pertama kedua pemimpin di tahun ini.

Pada tanggal 8 Juni 2018, Balai Rakyat Beijing dihias dengan latar belakang papan merah besar bergambar emas medali persahabatan, dan tulisan "Upacara Penganugerahan Medali Persahabatan Republik Rakyat Tiongkok" dalam bahasa Tionghoa dan Rusia.

Pada hari itu, Xi Jinping menganugerahkan Medali Persahabatan pertama RRT kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Medali "Persahabatan" yang penuh makna ini tidak hanya mencerminkan salut tinggi rakyat Tiongkok kepada Presiden Putin, tetapi juga melambangkan persahabatan mendalam antara dua bangsa besar Tiongkok dan Rusia.

Pada Juli 2017, di Istana Kremlin Moskwa, Presiden Putin menganugerahkan Medali Santo Andreas, penghargaan tertinggi Federasi Rusia kepada Xi Jinping.
Kedua pemimpin negara selalu memelihara komunikasi yang erat, serta memberikan jaminan strategis yang kukuh bagi perkembangan hubungan Tiongkok dan Rusia di era baru.

Tahun 2015, di Balai Rakyat Beijing, dalam rangka memperingati 70 tahun Kemenangan Rakyat Tiongkok dalam Perang Melawan Agresi Jepang dan Perang Anti-Fasis Dunia, Presiden Xi Jinping menganugerahkan medali peringatan kepada 30 veteran perang, purnawirawan jenderal, serta wakil keluarga internasional yang berkontribusi dalam kemenangan Tiongkok.

Dalam kunjungannya ke Rusia pada tahun itu juga, Presiden Xi Jinping secara khusus menemui 18 veteran Rusia yang pernah berpartisipasi dalam Perang Anti-Jepang di Tiongkok, dan memberikan medali penghargaan kepada mereka. Di antara para penerima penghargaan tersebut terdapat Nikolai Chuikov, cucu dari Marsekal Vasily Chuikov, yaitu tokoh legendaris Angkatan Darat Soviet dalam Perang Dunia II yang terkenal dalam Pertempuran Stalingrad.

Tahun Ini genap 80 tahun Kemenangan Rakyat Tiongkok dalam Perang Melawan Agresi Jepang, Kemenangan Uni Soviet dalam Perang Patriotik Raya, Kemenangan Perang Anti-Fasis Dunia serta berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sebagai medan perang utama Asia dan Eropa selama Perang Dunia II, Tiongkok dan Rusia telah mengorbankan nyawa yang tak terhitung, menyelamatkan bangsanya masing-masing dari kepunahan, dan memberikan kontribusi bersejarah bagi masa depan manusia.

"Kita merayakan kemenangan perang anti-fasis bukan untuk melanjutkan kebencian, melainkan untuk mengukir sejarah dalam ingatan, menghargai perdamaian, mengenang para pahlawan, membangun masa depan, memperjuangkan keadilan internasional, dan menjaga ketenteraman dunia.” Perkataan Presiden Xi Jinping tersebut mencerminkan pemahaman mendalam Tiongkok tentang perkembangan umat manusia secara damai.

Bangsa Tionghoa dan Rusia adalah bangsa yang luar biasa. Pada saat itu, kedua negara senasib sepenanggungan, dan telah membentuk persahabatan yang tak tergoyahkan dengan darah. Kini, menghadapi perubahan cepat dan gejolak dunia yang tiada taranya dalam seratus tahun terakhir, Tiongkok dan Rusia selalu maju bersama di jalan tepat yang tidak beraliansi, tidak berkonfrontasi dan tidak tertuju pada pihak ketiga, serta terus memberikan kontribusinya masing-masing untuk memperkukuh perdamaian abadi dunia dan kemajuan bersama umat manusia.

favorite 0 likes

question_answer 0 Updates

visibility 64 Views

Update
No Update Available
Related News
Xi Jinping adakan pembicaraan informal dengan Presiden Rusia Putin
“Cerita Klasik Favorit Xi Jinping" (versi internasional) tayang di media utama Rusia
Xi Jinping sampaikan sambutan tertulis di Bandara Moskow
×