Di Balai Agung Rakyat Beijing hari Selasa sore (13/5) kemarin, Presiden Tiongkok Xi Jinping mengadakan pembicaraan dengan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva yang sedang mengadakan kunjungan kenegaraan di Tiongkok.
Xi Jinping menekankan, berdiri di titik tolak sejarah yang baru, Tiongkok dan Brasil hendaknya melaksanakan hal-hal berikut. Pertama, kedua pihak hendaknya mempertahankan rasa saling percaya strategis, memperkokoh dasar Komunitas Senasib Sepenanggungan Tiongkok-Brasil, menjunjung tradisi unggul yang saling menghormati, saling menguntungkan dan menang bersama, saling mendukung dalam masalah yang berkaitan dengan kepentingan inti dan menjadi keprihatinan masing-masing, mengintensifkan komunikasi berbagai tingkat secara komprehensif, serta menjamin hubungan bilateral berkembang secara stabil dan sehat dalam jangka panjang.
Kedua, kedua pihak hendaknya terus memperluas kerja sama, memperkaya makna Komunitas Senasib Sepenanggung Tiongkok-Brasil, memperdalam sinergi efektif antara Inisiatif “Sabuk dan Jalan” dan Strategi Pembangunan Brasil, mengembangkan peranan berbagai mekanisme kerja sama kedua negara, mengintensifkan kerja sama di bidang-bidang tradisional termasuk infrastruktur, pertanian dan energi, serta memperluas bidang kerja sama yang baru, seperti transformasi energi, penerbangan dan antariksa, ekonomi digital dan kecerdasan artifisial, menciptakan lebih banyak titik terang bagi kerja sama pragmatis antara kedua negara. Ketiga, kedua pihak hendaknya mempertahankan pertukaran sosbud, dan meningkatkan dinamika Komunitas Senasib Sepenanggungan Tiongkok-Brasil, memanfaatkan peluang “Tahun Kebudayaan Tiongkok-Brasil” di tahun depan, meningkatkan kerja sama kebudayaan, pendidikan, pariwisata, media dan daerah, serta menyediakan lebih banyak kemudahan untuk pertukaran personel antara kedua pihak. Keempat, kedua pihak hendaknya mempertahankan kerja sama multilateral, dan meningkatkan kualitas Komunitas Senasib Sepenanggungan Tiongkok-Brasil.
Sebagai dua negara berkembang besar di belahan Bumi timur dan barat, Tiongkok dan Brasil hendaknya mengintensifkan koordinasi dalam mekanisme multilateral termasuk PBB, BRICS dan Forum Tiongkok-Amerika Latin, bersama menjunjung multilateralisme, menyempurnakan tata kelola global, menjaga ketertiban ekonomi dan perdagangan internasional, serta dengan tegas menentang unilateralisme, proteksionisme dan intimidasi.
Kedua kepala negara juga bertukar pendapat menegai krisis Ukraina, dan sepakat bahwa sebagai kekuatan maju yang cinta perdamaian, Tiongkok dan Brasil hendaknya mengintensifkan komunikasi dan koordinasi, memainkan peranan tim “sahabat perdamaian”, mendukung dialog langsung antara Rusai dan Ukraina, dan terus memainkan peranan konstruktif dalam menyelesaikan krisis bersama dengan negara-negara Selatan Global.
