"Sebuah panggilan penting yang telah lama dinantikan", "Kedua pihak setuju untuk melanjutkan negosiasi guna menyelesaikan perbedaan tarif yang mengganggu ekonomi global", "Dialog ini sangat berarti di tengah ketegangan perdagangan". Demikian Media internasional segera melaporkan dan menanggapi pembicaraan telepon antara kepala negara Tiongkok dan AS pada malam tanggal 5 Juni.
Ini merupakan hubungan telepon antar kepala negara Tiongkok dan AS berselang setelah berselang 4 bulan, juga adalah pembicaraan telepon Presiden Xi Jinping dengan Presiden AS Donald Trump atas undangan.
Untuk memahami makna penting pembicaraan ini serta info yang disampaikan, pertama-tama perlu melihat situasi yang dihadapi oleh hubungan Tiongkok-AS saat ini. Padahal, pertemuan ekonomi dan perdagangan Tiongkok-AS di Jenewa bulan lalu mencapai hasil positif dan disambut baik oleh berbagai pihak. Namun, dalam implementasinya, Tiongkok dan AS menunjukkan kinerja yang sangat berbeda. Pihak Tiongkok, dengan sikap bertanggung jawab mencabut atau menangguhkan tarif dan langkah-langkah non-tarif terkait yang ditujukan sebagai respons terhadap "tarif timbal balik" AS. Sementara itu, AS terus mengeluarkan kebijakan diskriminatif terhadap Tiongkok.
Serangkaian tindakan ini melanggar konsensus pertemuan ekonomi dan perdagangan Jenewa, merugikan hak dan kepentingan sah Tiongkok, serta mengganggu dan merusak hubungan Tiongkok-AS. Pada saat krusial ini, pembicaraan antara kepala negara kedua negara untuk saling menyampaikan keprihatinan dan mengarahkan hubungan bilateral, dan membantu mendesak AS untuk menahan tindakan negatif terhadap Tiongkok, mendorong implementasi hasil dialog ekonomi dan perdagangan, serta menjaga mekanisme dialog tetap berjalan. Hal ini menciptakan kondisi bagi hubungan Tiongkok-AS untuk kembali ke jalur yang benar. Ada analisis yang juga menyebutkan, permintaan pembicaraan yang diajukan AS menunjukkan bahwa perang tarif dan perdagangan semakin menjadi "beban yang tak tertahankan" bagi AS sendiri, sehingga mendesak AS untuk meredakan ketegangan dengan Tiongkok. Di sisi lain, niat baik dan prinsip yang dipegang teguh oleh Tiongkok dalam pembicaraan ini mencerminkan tanggung jawab tinggi pihak Tiongkok tidak hanya kepada rakyat Tiongkok dan AS, tetapi juga kepada masyarakat dunia.
Opini umum mencatat, dalam hubungan telepon, Presiden Xi Jinping menekankan pula agar AS berhati-hati menangani masalah Taiwan, menghindarkan sejumlah elemen separatis “Kemerdekaan Taiwan”menyeret Tiongkok dan AS ke dalam situasi konflik dan konfrontasi yang berbahaya. Ini merupakan peringatan tegas terhadap sejumlah pernyataan berbahaya yang dilontarkan oleh oknum-oknum di AS akhir-akhir ini.
Dalam hubungan telepon, Xi Jinping menyambut Presiden Trump sekali lagi mengunjungi Tiongkok. Sebagai dua ekonomi terbesar dunia, perkembangan sehat dan stabil hubungan ekonomi dan perdagangan Tiongkok-AS tidak hanya menyangkut kepentingan rakyat kedua negara, tetapi juga mempengaruhi kemakmuran global. Inilah mengapa media seperti CNBC Amerika menilai kesediaan Tiongkok dan AS untuk meningkatkan kontak dan dialog sebagai sebuah 'sinyal positif'.
Faktanya, meninjau kembali perjalanan hampir setengah abad hubungan diplomatik Tiongkok-AS, inspirasi terpenting adalah kesetaraan dan saling menghormati merupakan prasyarat interaksi kedua pihak, sementara dialog dan kerja sama adalah satu-satunya pilihan yang tepat. Pada saat penting dan krusial saat ini, pembicaraan antara pemimpin Tiongkok dan AS membantu kedua pihak untuk menghilangkan hambatan, menyelesaikan perbedaan pendapat, meningkatkan kesepahaman, dan memperkuat kerja sama.
Orang Tiongkok selalu konsisten dalam perkataan dan perbuatan. AS diharapkan juga dapat selaras antara ucapan dan tindakan, bertindak searah dengan Tiongkok, mengimplementasikan konsensus penting kepala negara kedua negara, serta bersama-sama mendorong kapal besar hubungan Tiongkok-AS untuk terus berlayar ke arah yang stabil, sehat, dan berkelanjutan, dan membawa lebih banyak stabilitas dan kepastian kepada dunia.