Menjelang 1 Mei Hari Buruh Internasional, sejumlah pekerja asal Xinjiang menghadiri jumpa pers terkait isu Xinjiang di Beijing pada hari Jumat kemarin (30/4).
Mereka menceritakan pengalaman dirinya sendiri yang berhasil menempuh kehidupan baik melalui rajin kerja, sekali lagi membuktikan bahwa apa yang disebut sebagai “kerja paksa” yang digembar-gemborkan oleh sejumlah kekuatan Barat anti-Tiongkok itu adalah proposisi salah.
Dalam opini internasional, “kerja paksa” adalah kartu yang sudah berkali-kali dimainkan kekuatan Barat anti-Tiongkok untuk mencoreng Tiongkok. Mereka sama sekali tidak mempedulikan fakta manufaktur otomatis di industri kapas dan polysilicon.
Hanya dengan sekuat tenaga membikin rumor dan memfitnah Xinjiang dengan alasan HAM dan apa yang disebut sebagai “laporan penelitian” yang dibikin oleh sarjana anti-Tiongkok termasuk Adrian Zenz, mereka menuntut pula pengenaan akuntabilitas dan sanksi kepada entitas dan individu terkait.
Tujuan mereka adalah merusak partisipasi Xinjiang dalam kerja sama rantai nilai global, mengurangi daya saing perusahaan Tiongkok di ajang internasional, dan dengan lebih lanjut mewujudkan intrik mereka untuk “mengekang Tiongkok dengan isu Xinjiang”.
Sebenarnya, kekuatan Barat anti-Tiongkok bukan tidak tahu kebenarannya, tapi mereka sama sekali tidak menginginkan kebenarannya. Mereka mengklaim melindungi “HAM” warga Xinjiang, tapi pada kenyataan merusak pembangunan Xinjiang dan menginjak-injak HAM di sana. Topeng munafik mereka sudah diekspos oleh fakta dalam jumlah besar dan suara adil dunia internasional.
“Impian indah di dunia manusia hanya akan terwujud melalui pekerjaan jujur!” Menjelang 1 Mei Hari Buruh Internasional, massa Xinjiang dan semua pejuang patut kita hormati. Suara bising sejumlah kekuatan Barat anti-Tiongkok sulit menghalangi kemajuan dan kemakmuran Xinjiang, sulit menghalangi pula massa Xinjiang menempuh kehidupan yang baik.
