Sabtu, 05 Juni 2021 01:02

Xi Jinping: Seorang pemimpin besar yang mendorong perkembangan sejarah manusia

Luar Negeri

“Seorang pemimpin yang memiliki karakter ramah dan jujur.” “Presiden Xi Jinping juga merupakan tipe pimpinan yang sedikit bicara, tapi banyak bekerja.” “Presiden Xi Jinping adalah pimpinan yang selalu memegang komitmen, apa yang dikatakan, itulah yang dikerjakan dan diwujudkan.” “Presiden Xi adalah seorang pemimpin besar.”

Ini adalah kesan mantan Dubes Indonesia untuk Tiongkok Soegeng Rahardjo terhadap presiden Tiongkok Xi Jinping.

Dari tahun 2014 hingga tahun 2018, Soegeng Rahardjo menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok. Selama masa jabatannya, dia bertemu dengan presiden Xi Jinping sebanyak 6 kali. Menurut Soegeng, presiden Xi Jinping adalah seorang pemimpin yang sangat ramah dan jujur, juga adalah seorang pemimpin yang banyak bekerja.

Soegeng mengatakan, “Kalau menurut saya dari pertemuan-pertemuan saya dengan presiden Xi, saya memiliki kesan bahwa presiden Xi itu seorang pemimpin besar, dia memiliki karakter ramah dan dalam kesempatan pertemuan bilateral, saya berjabat tangan dengan presiden Xi Jinping, dan pada saat jalan, saya ditanya ‘sudah berapa lama sebagai duta besar di Beijing, bagaimana, senang atau tidak?’. Presiden Xi Jinping juga merupakan tipe pimpinan yang sedikit bicara, tapi banyak kerja. Presiden Xi Jinping pemimpin yang konsisten, berintegritas, dan bukan hanya itu saja, saya melihat dan merasakan beliau pemimpin yang tanggung dan bekerja keras, jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas.”

Soegeng mengatakan bahwa setiap orang memiliki impian masing-masing. Di mata para pemimpin Tiongkok, ini adalah konotasi penting dari "Mimpi Tiongkok " untuk memungkinkan setiap warga negara keluar dari kemiskinan dan menjalani kehidupan yang bermartabat. Soegeng percaya bahwa sejak presiden Xi Jinping menjabat sebagai pemimpin tertinggi Tiongkok, salah satu dari prestasinya yang "sangat luar biasa" adalah memimpin rakyat Tiongkok terlepas dari kemiskinan secara keseluruhan.

“Mengentaskan kemiskinan, ini sangat perlu diapresiasi betul, dan hal ini tercermin dari laporan bank dunia. Menurut bank dunia, dalam 40 tahun terakhir ini, jumlah warga Tiongkok yang bisa keluar dari garis kemiskinan kurang lebih 850 juta orang, atau setara dengan 70 persen total kemiskinan dunia. Ini yang harus di dalam catatan,” tutur Soegeng.

Soegeng mengatakan bahwa sejak Xi Jinping menjabat sebagai pemimpin tertinggi Tiongkok, kontribusi lainnya bagi dunia adalah Tiongkok tetap menjalankan kebijakan keterbukaan dan reformasi, mendorong ekonomi Tiongkok berkembang dengan pesat dan berkualitas tinggi, serta memberikan dorongan dan kesempatan baru bagi perekonomian dunia. Soegeng percaya bahwa pencapaian besar ini tidak terlepas dari gaya berani Xi Jinping dalam menepati janji dan melakukan apa yang dia katakan.

Soegeng mengatakan, “Menurut pandangan saya, tidak ada perbedaan sosok presiden Xi baik pada saat saya bertemu dengan beliau maupun sosok beliau yang ada di media yang saya ikuti selama saya di Tiongkok. Mengingat presiden Xi adalah pimpinan yang selalu memegang komitmen, apa yang dikatakan, itulah yang dikerjakan dan diwujudkan. Dan tidak hanya memberikan janji-janji, melainkan memberikan bukti nyata terutama dalam bangun Tiongkok di segala bidang. Hal ini tercermin semua pembangunan di segala bidang mencapai sasaran sesuai dengan apa yang direncanakan. Ini adalah kehebatannya. Di era presiden Xi Jinping, Tiongkok melaksanakan basis produksi bernilai tinggi, dan sekarang sudah di garis terdepan, di sektor-sektor baru yang inovatif, seperti e-commerce, e-payment, artifisial inteligen, robot, dan 5G. Kemajuan yang telah dicapai Tiongkok membuat negara ini menjelma seperti raksasa yang bangun dari tidurnya.

Soegeng juga menyebutkan bahwa sejak merebaknya pandemi covid-19 pada tahun 2020, inisiatif Presiden Xi Jinping untuk "membangun komunitas higiene dan kesehatan manusia" memiliki makna praktis yang sangat penting, karena hanya dengan cara ini, dunia dapat bersatu dan bekerja sama untuk mengatasi kesulitan.

“Bagaimana semua negara bisa keluar dari situasi pandemi kalau kita tidak melakukan kerja sama. Ini yang harusnya menjadi kesempatan bagi semua negara yang ada di dunia ini. Memperhatikan kerja sama, dan kalau kita memiliki kelebihan, apakah vaksin, apakah alat-alat kesehatan yang diperlukan oleh negara lain, tanpa harus mempertimbangkan situasi politik atau hubungan politik, kita harus berani mengatakan bahwa kita memberikan bantuan karena bagaimanapun juga di setiap negara ada manusia, bagaimana kita bicara mengenai kemanusiaan kalau kita sendiri tidak melakukan atau memiliki keinginan untuk berempati dengan orang yang sedang mengalami kesulitan. Ini menurut saya yang sangat penting dari gagasan apa yang disampaikan presiden Xi Jinping. Presiden Xi adalah seorang pemimpin besar,” tutur Soegeng.

favorite 2 likes

question_answer 0 Updates

visibility 332 Views

Update
No Update Available
Related News
Xi Jinping memimpin simposium mengenai pendorongan pembangunan Tiongkok barat di era baru
Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Tiongkok
Xi Jinping inspeksi Taman Pusat Logistik Internasional Chongqing
×