Kamis, 10 Juni 2021 21:31

Melawan Tiongkok atas nama persaingan, AS bakal hadapi konsekuensi bumerang

Luar Negeri

Senat AS hari Selasa lalu (8/6) menerima baik RUU Inovasi dan Kompetisi. Pengesahan rancangan undang-undang tersebut adalah untuk membendung perkembangan Tiongkok secara menyeluruh atas nama inovasi dan persaingan.

RUU tersebut merupakan hasil sekongkol bipartisan AS yang sengaja memandang Tiongkok sebagai “musuh bayangan”, memfitnah jalan pembangunan serta kebijakan dalam dan luar negeri Tiongkok, menggembar-gemborkan persaingan strategis menyeluruh terhadap Tiongkok, bahkan menghasut pemutusan hubungan dan konfrontasi antara AS dan Tiongkok.

Yang sulit dipahami ialah RUU tersebut sangat diwarnai pemikiran perang dingin yang sama sekali bertentangan dengan arus zaman. Adapun isi RUU Inovasi dan Kompetisi AS tersebut tidak hanya menyimpang dari makna sejati inovasi dan persaingan, tapi juga melanggar prinsip-prinsip pasar yang menjunjung persaingan bebas, yang selama ini terus digaungkan oleh sejumlah tokoh AS.

Sejumlah politisi AS memandang RUU tersebut sebagai “instrumen khasiat” untuk menjaga hegemoni AS, namun aksi AS itu sama seperti “minum minuman beracun untuk lepas dahaga” atau dengan kata lain bak bunuh diri. Semakin digembar-gemborkannya ancaman Tiongkok, semakin terungkaplah pula ketidakbecusan sejumlah politisi AS yang nekat menimpakan kesalahannya kepada orang lain. Pada masa globalisasi masa kini, aksi-aksi AS yang ingin menindas Tiongkok tak pelak akan merusak upaya kemajuan global, juga akan berperan bumerang sehingga akan menimbulkan efek senjata makan tuan.

Pada kenyataannya, Tiongkok selamanya tidak pernah menargetkan diri untuk menggeser posisi AS, melainkan berusaha keras menyejahterakan rakyat Tiongkok. Tiongkok menyambut penerapan kompetisi positif di atas dasar keadilan dan kesetaraan, namun mutlak tidak akan menerima persaingan negatif yang saling menyerang. Hak dan kepentingan sah Tiongkok mutlak tidak boleh dirampas oleh siapa pun.

Tiongkok bukanlah musuh bagi AS yang selama ini sangat “gelisah” melihat perkembangan Tiongkok. AS hendaknya segera menghentikan pembahasan undang-undang negatif terkait Tiongkok dan memfokuskan tenaganya pada penanganan urusan domestik yang semakin mendesak.

favorite 1 likes

question_answer 0 Updates

visibility 209 Views

Update
No Update Available
Related News
WawancaraeEksklusif Presiden Sierra Leone Julius Maada Bio oleh CMG
Xi Jinping berharap para anggota MPPR aktif berikan masukan untuk dorong pembangunan modernisasi ala Tiongkok
Xi Jinping tulis mukadimah untuk buku pelajaran kursus pelatihan kader seluruh Tiongkok kelompok ke-6
×