Pemerintah Kabupaten mengeluarkan perbup 47 tahun 2018 tentang jam oprasional angkutan tambang, pasir, tanah dan batu bara, tetapi masih saja dilanggar oleh para pengusaha galian tanah merah.
Jam oprasi yang seharusnya pukul 10.00 sampai jam 05.00 masih dilanggar oleh pengusaha galian tanah. Apalagi jam operasional galian tanah yang berada di Kp. Kawaron, Desa Sindang Jaya, sudah dimulai sejak pukul 10.00 dan sopir armadanya selalu ugal-ugalan saat membawa kendaraan.
Ketua LSM TAMPERAK beserta tim saat melewati area galian dan urugan di desa Sindang Jaya, Selasa 24/08/2021 merasa terkejut melihat supir armada pengangkut tanah yang ugal-ugalan. Sementara di jalan itu banyak kendaraan lain yang lewat.
Ahmad Sudita saat dikonfirmasi awak media Benuanews.com menjelaskan, selaku lembaga kontrol sosial kami sangat kaget saat melihat armada pengangkut tanah ugal-ugalan. Kasihan pengguna jalan lainnya dan bisa mengakibatkan kecelakaan.
Pihak galian dan urugan tanah harus bertanggung jawab dan menegur sopir yang membawa tanah agar jangan ugal-ugalan. "Sekarang tidak ada yang kebal hukum, saya akan melaporkan galian tanah ini ke Bupati yang membuat perbup 47 tahun 2018. Ada apa, sampai siang hari galian tanah bisa beroprasi," ujar ahmad.
Di lokasi jalan yang dilintasi pengguna jalan, salah seorang ibu berinisial M juga mengomentari, "Saya juga pengguna jalan itu, coba pemerintah desa, kecamatan tolong ditertibkan, karena saya juga pernah hampir keserempet mobil tanah, apalagi pihak perumahan sebagai pengurus, jangan sampai ada warga yang tertabrak," paparnya.
Warga Sindang jaya mengharapkan Pemerintah setempat segera menertibkan Perbup no 47 th 2018, serta menertibkan lalu lintas supaya tidak terjadi kecelakaan dan warga merasa nyaman melintasi jalan Sindang jaya. (deky)
