MALANG - Pergantian jabatan Kepala Dusun di Jombok, Ngantang, Malang, dilakukan dengan cara tradisi turun temurun. Kepala Dusun Jombok, yang semula dijabat Alm.Subekti Efendi diganti Ari Mustakim, yang beralamat di RT 05 RW 02, Sabtu (6/8/2022).
Pergantian jabatan Kepala Dusun tersebut diadakan di rumah Ari Mustakim, dan diikuti warga setempat. Menurut Mbah Puji, sesepuh dusun setempat, pergantian yang dilakukan bukan disebabkan penghentian jabatan, melainkan karena jabatan kosong.
"Jabatan Kepala Dusun dulunya dipegang Subekti Efendi, sekarang diganti Ali Mustakim. Jabatan Kepala Dusun diganti karena yang sebelumnya 10 bulan lalu, Subekti Efendi meninggal dunia," jelas Mbah Puji.
"Biasanya yang menjabat sebagai Kepala Dusun di sini, sowan dulu ke punden Mbah Co (Muhammad Cokroaminoto), Mbah Wiryo (Kartowiryo), Mbah Rambi. Dulu-dulunya seperti itu, ini tradisi yang ada di sini."
Ari Mustakim, sebelum menjabat Kepala Dusun, menyelesaikan pendidikannya di SD Jombok, SMP Ahmad Yani, dan SMA Muhammadiyah. Terhitung mulai bulan Agustus 2022, secara administratif ia menjabat Kepala Dusun Jombok.
Tradisi yang dilakukan di Ngantang umumnya dan Jombok khususnya, tidak beda jauh dari sebelumnya, dalam artian tradisi dilakukan secara turun temurun. Sebagaimana dikatakan Kepala Desa Jombok, Kuseri, pergantian Kepala Dusun diiringi tradisi dari masa ke masa.
"Tradisi pergantian dilakukan turun temurun, dari arak-arakan sampai pemindahan kentongan sebagai simbol jabatan Kepala Dusun. Jombok berupaya untuk tetap menjaga semua tradisi yang ada, dan wargapun ikut berperan melestarikannya," kata Kuseri.
Sementara itu, Alip selaku Ketua Paguyuban Pencak Silat "Suko Djati Mulyo" Dusun Kedawung, berkeinginan agar segala tradisi yang ada di Jombok tetap eksis. Keberadaan pencak silat itu sendiri diharapkan menjadi bagian yang tidak bisa lepas dari Desa Jombok itu sendiri.
Dalam acara tersebut, arak-arakan dimulai dari rumah Subekti Efendi (Kepala Dusun lama), dan berakhir di rumah Ari Mustakim (Kepala Dusun baru). Saat arak-arakan tersebut, kentongan, macanan, dan bantengan yang diikuti warga setempat.
Hiburan rakyat menampilkan Pencak Silat "Trunojoyo" dan Pencak Silat "Suko Djati Mulyo", keduanya produk budaya lokal Jombok. Sebelum hiburan digelar, acara selamatan yang diikuti warga setempat, terlebih dahulu dilakukan.
(dodik)