Baru-baru ini, menurut statistik yang dikeluarkan The China Passenger Car Association ( CPCA), pada bulan Januari-Mei tahun 2024, jumlah ekspor mobil Tiongkok tercatat 2,45 juta unit, atau meningkat 27 persen dibandingkan masa yang sama tahun lalu.
Di antaranya, mobil energi baru terus diekspor ke luar negeri, sehingga menjadi daya penggerak utama bagi pertumbuhan perdagangan luar negeri Tiongkok.
Saat ini, situasi ketegangan geopolitik di dunia semakin meningkat, perkembangan ekonomi tetap lemah, dan perdagangan internasional tetap melanjutkan tren pemulihan yang lamban sejak tahun lalu.
Sementara itu, sejumlah negara tertentu menggembar-gemborkan apa yang disebut sebagai pelepasan keterkaitan dan de-risking, sehingga menghambat perdagangan global.
Menghadapi lingkungan luar yang rumit, perdagangan luar negeri Tiongkok meningkat melawan tekanan dan situasi, terutama produk-produk yang diwakili oleh “tiga macam produk baru”, meningkatkan kualitas dan berorientasi pada inovasi, telah menarik semakin banyak pembeli dan sepenuhnya memanifestasikan daya saing manufaktur cerdas Tiongkok.
Sejumlah media asing termasuk Reuters menunjukkan, dengan latar belakang dibatasinya perdagangan dengan Tiongkok oleh AS dan Eropa, perdagangan luar negeri Tiongkok tetap mencapai prestasi yang luar biasa, hal tersebut tidak saja membuktikan bahwa upaya perusahaan Tiongkok untuk merintis pasar luar negeri telah mencapai hasil yang nyata, tapi juga menunjukkan ketangguhan kuat dari ekonomi Tiongkok.
Mengapa manufaktur cerdas Tiongkok disambut oleh dunia? Dengan mobil energi baru sebagai contoh, Sekjen CPCA Cui Dongshu menganalisa, daya saing perusahaan Tiongokok terutama berasal dari sistem rantai industri dan rantai pasokan yang lengkap, keunggulan teknologi dan merek yang terakumulasi melalui inovasi berkelanjutan, serta keunggulan skala pasar yang sangat besar dan kaya akan tenaga kerja.
Dengan latar belakang melambannya perkembangan perusahaan AS dan Eropa, “tiga macam produk baru” yang mewakili kapasitas produksi maju tidak saja memiliki pasar besar di dalam negeri, tapi juga memiliki ruang besar yang berpotensial di luar negeri, dan berkontribusi bagi pembangunan hijau global.
Sebenarnya, Tiongkok tidak hanya menyediakan produk yang inovatif kepada seluruh dunia, tapi juga berbagi peluang baru dan pasar besar bersama dunia.
Data statistik menunjukkan, pada lima bulan pertama tahun ini, impor Tiongkok meningkat 6,4 persen dibandingkan masa yang sama tahun lalu, skala impor terus meningkat dengan stabil.
Selama ini, seiring dengan diperlonggarnya syarat akses, serta meningkatnya fasilitasi bea cukai dan promosi pameran, produk-produk mancanegara termasuk buah apel segar dari Jerman dan kacang almond dari Chili beramai-ramai memasuki pasar Tiongkok.
Sementara itu, semakin banyak perusahaan asing mulai mengenal pelanggan baru dan merintis bisnisnya di Tiongkok, sekaligus memperoleh peluang dan keuntungan di Tiongkok.
Perdagangan luar negeri Tiongkok selalu menempuh jalan yang penuh dengan kesulitan dan perubahan. Pada hari Rabu kemarin (12/6), Komisi Eropa mengumumkan akan mengenakan pajak anti subsidi sementara terhadap mobil listrik Tiongkok.
Tindakan proteksionisme tersebut telah merusak peraturan pasar dan persaingan adil, sekaligus meningkatkan biaya dan risiko perdagangan global. Berkenaan dengan hal tersebut, para analis menunjukkan, perekonomian Tiongkok yang terus mengalami pemulihan akan terus merangsang kebutuhan impor dan mendorong ekspor, sehingga dapat secara efektif menghadapi tantangan eksternal.
Seperti yang dikatakan oleh Kepala Ekonom HSBC, Frederic Neumann, mempertimbangkan daya saing ekonomi Tiongkok yang sangat kuat, walaupun memperoleh gangguan dari luar, tren pertumbuhan ekspor Tiongkok tetap tidak akan melamban.