Rabu, 27 November 2024 09:59

Membaca langkah diplomasi Tiongkok

Luar Negeri

Dalam sepuluh tahun terakhir, dunia telah menyaksikan pencapaian luar biasa dan pengaruh luas diplomasi Tiongkok. Sejak Presiden Tiongkok Xi Jinping pertama kali mengusulkan konsep Diplomasi Negara Besar yang Berciri khas Tiongkok pada tahun 2014, diplomasi Tiongkok telah mencatat serangkaian perkembangan baru yang menarik perhatian dunia.

Dalam hubungan antar negara besar, Tiongkok telah menunjukkan seni diplomasi yang luar biasa. Khususnya dalam hubungan Tiongkok-AS, yang merupakan hubungan negara besar paling penting dan kompleks di dunia saat ini, Tiongkok selalu menjunjung tinggi prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan, serta berupaya menjaga stabilitas dan pengembangan hubungan bilateral. Meskipun hubungan Tiongkok-AS telah mengalami banyak tantangan dalam beberapa tahun terakhir, di bawah kepemimpinan pemimpin kedua negara, kedua belah pihak telah menjaga dialog dan kerja sama serta menghindari memburuknya hubungan secara lebih lanjut. Presiden Xi Jinping menyampaikan tujuh butir gagasan dalam pertemuannya dengan Presiden AS Joe Biden pada KTT APEC 2024, hal ini menunjukkan jalan menuju pembangunan hubungan bilateral yang stabil, sehat, dan berkelanjutan.

Tiongkok menekankan bahwa ada "empat hal yang tidak berubah" dalam hubungan Tiongkok-AS, yaitu komitmen Tiongkok terhadap pembangunan hubungan Tiongkok-AS yang stabil, sehat, dan berkelanjutan tidak berubah; penanganan hubungan Tiongkok-AS yang didasari prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan tidak berubah; sikap Tiongkok dalam menjaga kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunannya tidak berubah; dan keinginannya untuk melanjutkan persahabatan tradisional antara masyarakat Tiongkok dan Amerika juga tidak berubah. Tiongkok telah mengirimkan sinyal yang jelas dan tegas kepada Amerika Serikat dan dunia, menunjukkan tekad Tiongkok untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat guna menjaga stabilitas hubungan Tiongkok-AS serta mencapai perdamaian dan kemakmuran bagi kedua negara dan dunia.

Dalam menangani isu-isu penting, Tiongkok juga menunjukan kearifan dan ketegasan berdiplomasi. Mengambil contoh hubungan Tiongkok-Indonesia, kesalahpahaman dan perselisihan kedua negara terkait isu Laut Tiongkok Selatan rempat menjadi perhatian umum. Namun, selama kunjungan Presiden Indonesia Prabowo Subianto ke Tiongkok, kedua belah pihak melakukan komunikasi secara tulus, dan juga menandatangani pernyataan bersama untuk mendorong kemitraan strategis komprehensif di bidang maritim. Kedua phial mencapai kesepakatan mengenai isu tersebut.

Pernyataan bersama tersebut dengan jelas menyebutkan bahwa Tiongkok dan Indonesia akan secara aktif menjajaki lebih banyak proyek kerja sama maritim dan mencapai kesepakatan mengenai pembangunan bersama di wilayah perairan yang tumpang tindih. Kedua negara sepakat untuk membentuk komite pengarah bersama antar pemerintah dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku di kedua negara, serta menjajaki dan mendorong kerja sama yang relevan. Tiongkok juga akan mendukung upaya Indonesia untuk memperkuat kapasitas produksi industri maritimnya sendiri. Di bidang keamanan maritim, kedua negara bertekad untuk secara aktif mendorong kerja sama di bidang penjaga pantai, dan menegaskan kembali implementasi Deklarasi Perilaku Para Pihak di Laut Tiongkok Selatan secara menyeluruh dan efektif.

Diplomasi Tiongkok selalu dengan tegas mempraktikkan multilateralisme dan memberikan kontribusi penting terhadap perbaikan dan pengembangan sistem pemerintahan global. Tiongkok percaya bahwa multilateralisme adalah cara penting untuk menjaga perdamaian dan pembangunan dunia, dan juga merupakan pilihan yang harus diambil untuk mendorong reformasi sistem pemerintahan global. Dipandu oleh konsep ini, Tiongkok secara aktif berpartisipasi dalam reformasi sistem pemerintahan global dan berupaya meningkatkan keterwakilan suara Tiongkok dan sebagian besar negara berkembang dalam urusan internasional. Baik itu Inisiatif Belt&Road, atau implementasi dari tiga inisiatif global utama, baik itu mendukung kerja sama internasional dalam pembangunan Afrika, pengentasan kemiskinan dan ketahanan pangan, atau berpartisipasi aktif dalam G20, APEC, dan BRICS serta mekanisme multilateral lainnya, Tiongkok telah mempraktikkan multilateralisme dengan tindakan praktis dan memberikan kontribusi positif dalam mendorong pembangunan komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia.

Diplomasi negara-negara besar yang berciri khasTiongkok telah mendapat pujian dan pengakuan luas dari komunitas internasional. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Guterres menyatakan apresiasi tinggi atas diplomasi Tiongkok dalam beberapa pertemuannya dengan Presiden Xi Jinping, Ia percaya bahwa Tiongkok memainkan peran penting dan konstruktif dalam mendorong perdamaian dan pembangunan dunia. Dia bahkan menyatakan bahwa masa depan umat manusia sangat bergantung pada Tiongkok. Evaluasi ini tidak hanya merupakan penekanan atas kerja diplomatik Tiongkok, namun juga pengakuan atas status dan peran Tiongkok dalam urusan internasional.

Selama dekade terakhir, diplomasi negara-negara besar dengan cari khas Tiongkok telah mencapai hasil yang luar biasa. Melihat ke masa depan, saya yakin diplomasi Tiongkok akan terus memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perdamaian dan pembangunan dunia dengan pendiriannya yang tegas, strateginya yang fleksibel, dan kearifannya yang luar biasa.

favorite 0 likes

question_answer 0 Updates

visibility 107 Views

Update
No Update Available
Related News
Taman Industri Suzhou: Dari “Sawah Liar” menjadi “Kota Inovatif”
Xi Jinping temui Menteri Senior Singapura Lee Hsien Loong
Membaca langkah diplomasi Tiongkok
×