Sekitar 450 prajurit Batalyon Infanteri Raider 613/Raja Alam Bulungan Cakti dikirim keperbatasan guna menjaga pos dan patok perbatasan Indonesia-Malaysia.
Selain menjaga wilayah perbatasan, para Raider juga dipersiapkan untuk membantu kesejahteraan masyarakat yang ada diperbatasan dan pedalaman.
Dikatakan Panglima Daerah Militer (Pandam) IV/Mulawarman Mayor Jenderal TNI Subiyanto, selain menjaga perbatasan yang menjadi perhatian TNI saat ini adalah kesejahteraan masyarakat diperbatasan dan pedalaman. Sehingga, diperlukan prajurit yang nantinya dapat mengajar di sekolah dan membatu di puskesmas pembatu (pustu).
"Ada prajurit kita minta mengajar di sekolah yang tersebar di lima pos perbatasan. Selain itu, ada juga prajurit yang kita tugaskan di pustu yang jarang ada dokter dan perawatnya," ungkap Subiyanto, Rabu (4/7).
Lebih lanjut dikatakan Subiyanto, dari 450 parjurit akan disebar ke 52 pos pengaman perbatasan yang tersebar di Kalimantan Utara. Tapi, Batalyon Infanteri Raider 613/Raja Alam tidak sendiri karena dibantu dari Satgas Batalyon 114 menjaga pos perbatasan di Kabupaten Malinau dan Mahulu hingga 9 bulan ke depan.
"Khusus untuk Satgas Batalyon 613 akan ditugaskan di Kabupaten Nunukan. Meski pos perbatasan dijaga ketat, tapi sampai saat ini masih ada saja pelanggaran lintas batas seperti narkoba, hal ini dibuktikan dengan adanya laporan penangkapan setiap pekannya," tegasnya.
Dari 52 pos perbatasan yang ada, Subiyanto menjelaskan pos yang memiliki akses jalan daran dianggap paling rawan saat ini, akan tetapi jalur laut juga memiliki tingkat kerawanan tersendiri. Oleh karena itu, ada juga parajurit dari TNI AD yang kita tempatkan mengawasi lalulintas laut selain dijaga oleh TNI AL.
"Meski ada pos memiliki tingkat kerawanan, tapi untuk penebalan pasukan tidak ada, karena kita sudah menempatkan parjurit disetiap pos sesuai luas wilayah dan tingkat kerawanannya," pungkasnya.
