Selasa, 25 Mei 2021 03:46

Negara-negara ASEAN perlu tingkatkan data management untuk dorong upaya kerjasama dan integrasi wilayah

Ekonomi

Jakarta, 21 Mei 2021. The Global Solutions Initiative (GSI) bersama dengan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH baru-baru ini menerbitkan buku elektronik yang berjudul “INTERSECTING” dalam rangka satu tahun pandemi COVID-19 pertama kali muncul. Buku elektronik ini menampilkan gagasan dan pengalaman dari seluruh dunia tentang bagaimana masyarakat dapat mencegah gangguan serupa dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan kelembagaan di masa depan. Melalui buku elektronik ini, lebih dari 100 penulis dari semua benua, termasuk LPEM FEB UI, berkontribusi dalam menggambarkan mengapa infrastruktur baru berkelanjutan adalah kunci untuk membangun masyarakat yang tangguh dan mencegah pandemi di masa depan.

Dalam rangka peluncuran buku tersebut, LPEM FEB UI pada (20/05) mengadakan webinar yang berjudul Intersecting: Sustainable Ways to Implement Post-Covid-19 Recovery. Dalam salah satu sesi yang bertajuk “Cross-Border Data Management and Regional Value Chain”, Riatu Mariatul Qibtiyyah, Kepala LPEM FEB UI, sebagai salah satu pembicara di sesi ini memaparkan fakta bahwa ketersediaan data belum mengalami peningkatan yang signifikan di Indonesia sejak sebelum pandemi. Namun, dalam setahun terakhir, terlepas dari dampak sosial dan ekonomi COVID-19 yang tinggi, adanya pandemi justru meningkatkan pengumpulan dan pengelolaan data baik di dalam suatu negara maupun antar negara, terutama pada data terkait COVID-19. “Harus ada peningkatan sistem, tidak hanya dari sisi pemerintah saja, tetapi juga dapat meningkatkan kontribusi dari kontributor potensial lainnya, seperti sektor swasta” ujar Riatu.

Sesi ini juga membahas isu integrasi perdagangan wilayah dan Regional Value Chain. Teuku Riefky, Peneliti Makroekonomi LPEM FEB UI, memaparkan perlunya pemerintah negara ASEAN memanfaatkan ketersediaan dari cross-border data untuk meningkatkan upaya kerjasama dan integrasi antar sesama negara ASEAN melalui sejumlah kebijakan. “Dalam hal perdagangan, upaya ini akan memberikan manfaat kepada negara ASEAN, mengingat sebagian besar negara ASEAN memiliki volume perdagangan yang lebih tinggi antar sesama negara ASEAN dibanding rekan perdagangan lainnya” jelas Riefky.

Sejalan dengan hal tersebut, Fauziah Zen, Ekonom Senior dari Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), sebagai pembicara selanjutnya mengatakan bahwa data juga memiliki peranan penting untuk memperluas jangkauan, menentukan dukungan yang sesuai, dan mencapai tujuan jangka panjang tetapi tetap mengatasi isu yang sedang terjadi dalam konteks urban-rural connectivity. “Saya tidak mengatakan data hanyalah satu-satunya hal yang kita butuhkan, tetapi seluruh upaya yang dilakukan dapat terbuang percuma apabila kita tidak memiliki data yang baik dan dapat diandalkan” tandas Fauziah.

Selanjutnya dalam sesi diskusi di akhir sesi, ketika ditanya mengenai apa tantangan yang muncul untuk memastikan semua negara akan menyamakan komitmen untuk melaksanakan data management, Fauziah memberikan tanggapan, “Hal ini bergantung pada yang pertama fokus atau prioritas dari negara tersebut karena (penyediaan) data membutuhkan banyak sekali upaya dan pembiayaan, yang kedua kita masih berupaya menentukan standar jenis data apa yang bisa dibandingkan dengan negara lain”.

favorite 3 likes

question_answer 0 Updates

visibility 766 Views

Update
No Update Available
Related News
Empat kesalahan dari gembar-gembor “Kelebihan Kapasitas Produksi”
Presiden Xi soroti keterbukaan dan pengembangan unsur penggerak baru di daerah bagian barat
Gembar-gembor tentang kelebihan kapasitas produksi Tiongkok tidak akan membuat AS lebih kuat
×