Kamis, 13 Januari 2022 09:44

Amerika yang sebenarnya lakukan ”Diplomasi Koersif”

Luar Negeri

Baru-baru ini, pejabat AS beberapa kali menyebut bahwa tindakan pembalasan yang dilakukan Tiongkok terhadap Lithuania adalah “diplomasi koersif”. Tujuan AS adalah mendukung pihak Taiwan dan mengekang Tiongkok dengan menggunakan isu Taiwan. “Diplomasi koersif” justru adalah tindakan yang selalu dilaksanakan AS sendiri, tudingan AS terhadap Tiongkok itu sekali lagi memperlihatkan kemunafikan dan tipu daya “bullying” AS.

Dalam hubungan Tiongkok-Lithuania yang sangat kompleks sekarang ini, siapa yang salah dan siapa yang benar sudah sangat jelas. Pemerintah Lithuania melanggar komitmennya dan menyabot prinsip Satu Tiongkok, tindakan itu telah ditentang luas oleh masyarakat internasional. Sedangkan perbuatan Tiongkok yang membela kedaulatannya sendiri distigmatisasi sebagai “diplomasi koersif” oleh AS, maling teriak maling, justru AS adalah negara yang sering menjalankan “diplomasi koersif”.

Meninjau kembali sejarah, dapat diketahui bahwa “diplomasi koersif” adalah paten milik AS. Intinya adalah, memaksa negara lain tunduk kepada AS melalui ancaman militer, isolasi politik, sanksi ekonomi maupun blokade teknologi, demi mewujudkan target strategis dan memelihara status hegemonisnya.

Bagi AS yang memiliki gen hegemoni, “diplomasi koersif” adalah salahsatu senjata yang selalu digunakannya. Akan tetapi, di era globalisasi yang menjunjung multilateralisme, saling menguntungkan dan menang bersama, “diplomasi koersif” pasti tidak ada jalan keluar. Berbagai fakta juga membuktikan bahwa “diplomasi koersif” ala AS pada akhirnya pasti akan gagal.

Sudah jelas, siapa yang benar dan siapa yang salah, siapa yang sedang memaksa dunia serta menyabot tata tertib internasional dan peraturan multilateral. AS tidak akan bisa menjadi kuat dengan mengandalkan “diplomasi koersif”, sebaliknya akan semakin terisolasi di dunia, dan akhirnya gagal total.

favorite 0 likes

question_answer 0 Updates

visibility 518 Views

Update
No Update Available
Related News
60 Tahun berikutnya, kerja sama Tiongkok-Prancis akan terus berlanjut
Persahabatan kukuh - Pertukaran bersahabat Xi Jinping dan Aleksandar Vucic
Kisah Xi Jinping dengan Serbia
×