Rabu, 29 Juni 2022 09:45

Strategi Indo-Pasifik AS terhantam

Luar Negeri

Belakangan ini, sidang kabinet Nepal memutuskan untuk berhenti mendorong kerja sama Program Kemitraan Negara (SPP) dengan AS. Dunia luar mencatat, ketika mengambil keputusan tersebut, berbagai golongan partai dan pihak militer Nepal memperlihatkan pendirian yang sama dan sepakat bahwa bergabung dalam SPP tidak sesuai dengan kepentingan Nepal dan perlu diakhiri pembahasan masalah ini selamanya. Ada analisa yang menyebut, keputusan Nepal ini berarti bahwa strategi Indo-Pasifik AS telah mengalami kegagalan.

Apakah program SPP ini? SPP adalah program pertukaran antara Garda Nasional berbagai Negara Bagian AS dengan negara-negara mitra, yang dimulai sejak tahun 1990-an, tujuannya ialah membantu negara terkait melakukan reformasi terhadap kekuatan pertahanannya setelah Uni Soviet tercerai-berai. Sebenarnya ini adalah dalih kekuatan militer AS untuk melakukan penetrasi terhadap negara lain.

Menurut draft kerja sama SPP antara Nepal dan AS yang terungkap, inti isinya antara lain: kedua pihak mengadakan latihan militer gabungan di daerah dataran tinggi Nepal, Garda Nasional Paramiliter AS dapat memasuki wilayah Nepal dan membangun infrakstruktur tanpa pembatasan,

AS menyediakan informasi anti terorisme dan peralatan militer kepada Nepal. Sangat nyata, pasal-pasal ini mengandung unsur militer, sedangkan niat untuk mencampuri urusan dalam negeri Nepal pun cukup jelas. Hal ini tentu saja menimbulkan kontroversi besar di dalam negeri Nepal. Keputusan yang diambil oleh rapat kabinet Nepal untuk berhenti mendorong program SPP tersebut sesuai dengan kepentingan Nepal, juga sesuai dengan kebijakan non-blok dan diplomasi seimbang yang dipertahankan Nepal dalam jangka panjang.

Nepal terletak di sebelah selatan Gunung Himalaya, berbatasan dengan Tiongkok dan India, maka kedudukan geopolitiknya sangat penting. Para analis luar berpendapat, AS sedang memperbesar intervensi dan penetrasi terhadap urusan politik dan keamanan Nepal dengan memanfaatkan kondisi perubahan situasi politik di Nepal beberapa tahun terakhir ini dan terus membina kekuatan pro AS.

Dilihat secara lebih mendalam, AS menarik Nepal adalah untuk melayani penyusunan strategi keseluruhan AS yang ditujukan kepada Tiongkok. Dari memberi tekanan kepada Nepal, sampai menggembar-gemborkan masalah Laut Tiongkok Selatan, dan mengemukakan apa yang disebutnya ‘Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik’, AS sedang mencari berbagai cara untuk menggali lubang dan menanam ranjau di sekitar Tiongkok, agar negara-negara Asia Pasifik menjadi kaki tangan AS untuk memelihara hegemoninya.

Rakyat Asia Pasifik pernah mengalami perang panas dan perang dingin, ingatan terhadap konfrontasi yang didominasi hegemonisme masih segar dalam kepala mereka, yang mereka kejar sekarang adalah kestabilan negara dan kehidupan bahagia. Tiongkok adalah peluang dan mitra, dan ini telah menjadi kesepahaman Asia Pasifik. Keputusan Nepal kali ini adalah sebaskom air dingin yang disiramkan ke Strategi Indo-Pasifik AS, dan ini mungkin hanya sebuah permulaan saja. Seiring dengan alternatif rasional yang diberikan sejumlah negara berdasarkan kepentingannya masing-masing, Strategi Indo-Pasifik yang ditawarkan AS dengan sekuat tenaga lambat laun pasti akan gagal.

favorite 0 likes

question_answer 0 Updates

visibility 125 Views

Update
No Update Available
Related News
Tiongkok percepat pembentukan Jaringan Transportasi Komprehensif Tiga Dimensi
Meningkatkan pelestarian bersama ekologi di Delta Sungai Yangtze
Anggota RCEP aktif berpartisipasi dalam CICPE
×