Penulis: Humprey Arnaldo Russel
Ketua ASEAN - China Research Center, Center for Strategis and Global Studies(CSGS), Universitas Indonesia
Proses reformasi dan keterbukaan yang dilaksanakan oleh Tiongkok telah dimulai sejak era Deng. Banyak kemajuan yang telah dicapai sebagai akibat dari reformasi ekonomi dan keterbukaan yang dimulai sejak akhir dekade 1970an tersebut. Salah satunya adalah Tingkat pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang tinggi sejak dekade 1990an.
Saat ini, dibawah pemerintahan Presiden Xi Jinping, proses reformasi dan keterbukaan terus dilakukan. Reformasi yang dilakukan oleh Presiden Xi Jinping meliputi berbagai bidang yakni kebijakan luar negeri, ekonomi, teknologi serta lingkungan. Reformasi dan keterbukaan yang dilakukan oleh Tiongkok tidak saja membawa dampak positif secara domestik tapi juga menciptakan peluang bagi dunia internasional diberbagai sektor.
Dalam kaitan dengan kebijakan luar negeri, Presiden Xi Jinping mengusulkan 3 inisiatif global, yang sejak dicetuskan sampai saat ini telah mendapat dukungan yang positif dari Masyarakat internasional. Inisiatif global pertama disampaikan oleh Presiden Xi Jinping pada tahun 2021. Dalam pidato secara daring dalam Sidang Umum PBB ke-76 pada 21 September, Presiden Xi mengusulkan Inisiasitf Pembangunan Global ( Global Development Initiative) yang mendorong konsensus internasional bagi pembangunan yang berkelanjutan demi mendorong pertumbuhan global. Sejak dicetuskan, hampir lebih dari 80 negara sudah tergabung dalam group of friends dari Inisiatif Pembangunan Global.
Setahun setelahnya, dalam pidato pembukaan BOAO forum untuk Asia pada 21 April 2022, Presiden Xi mengusulkan Inisiatif Keamanan Global ( Global Security Initiative). Inisiatif ini mendorong terwujudnya visi keamanan bersama yang komprehensif, kooperatif dan berkelanjutan serta menghormati kedaulatan dan integritas territorial setiap negara yang berlandaskan prinsip – prinsip dari Piagam PBB.Inisiatif terakhir disampaikan oleh Presiden Xi yakni Inisiatif Peradaban Global (Global Civilitation Initiative).
Inisiatif ini disampaikan dalam pidatonya di High-level Dialogue antara Partai Komunis China dan Para pemimpin partai politik dari berbagai negara pada 15 Maret 2023. Inisiatif ini menitikberatkan penghormatan pada keragaman peradaban, nilai-nilai kemanusian universal serta kerjasama internasional yang kuat pada level people to people. Inisiatif global yang disampaikan oleh Presiden Xi menurut beberapa kalangan bertujuan untuk menjadikan tatanan global lebih adil dan merepresentasikan keinginan dari dari semua negara dunia, baik negara – negara kaya maupun negara – negara berkembang.
Selain itu, untuk mendorong konektifitas dan perdagangan intra kawasan Asia, Eropa, Afrika dan Amerika, Presiden Xi sejak 2013 telah memperkenalkan Belt and Road Initiative (BRI). Sebagai implementasi dari inisiatif ini, Tiongkok telah melakukan pembangunan infrastruktur Jalan, Jembatan, Kerata api dan Pelabuhan laut diberbagai kawasan.
Di Indonesia pembangunan kereta cepat Jakarta – Bandung merupakan salah satu proyek yang termasuk didanai oleh Tiongkok dalam kerangka BRI. Di Peru, Tiongkok membangun Pelabuhan di Changcay yang megunakan teknologi pintar yakni dengan pengunaan derek otomatis tanpa awak. Juga di Afrika dala pembangunan kereta yang menghubungkan kota di Abuja dan Laguna.
Dengan pembangunan infrastruktur ini diharapkan dapat mendorong volume perdagangan antar negara sehingga akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi global. Inisiatif BRI mendapat respons yang cukup baik dari dunia international, yang ditunjukan dengan partisipasi dari negara – negara diberbagai kawasan. Sampai dengan tahun 2024 tercatat ada 140 negara yang telah berpartisipasi dalam BRI.
Tidak hanya menginisiasi BRI, Tiongkok juga menjadi salah satu inisiator Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Sebagai sebuah forum kerjasama ekonomi, tujuan Tiongkok mendorong terbentuknya RCEP adalah memperluas akses pasar dan memperkuat hubungan dagang dengan berbagai negara.
Reformasi kebijakan tarif serta peningkatan efisiensi bea cukai telah mendorong pertumbuhan ekspor dan impor, memberikan peluang lebih besar bagi mitra dagang untuk meningkatkan akses ke pasar Tiongkok. Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) adalah perjanjian perdagangan bebas terbesar di dunia yang melibatkan 15 negara di kawasan Asia-Pasifik.
Sementara itu, kita ketahui bahwa sejak lama Pemerintah Tiongkok terus berupaya untuk melakukan transformasi, terutama dalam pengunaan energi yang ramah lingkungan. Karenanya, Reformasi juga dilakukan oleh Presiden Xi Jinping sejak pertama kali berkuasa untuk menjadikan Tiongkok sebagai salah satu negara terdepan dalam bidang energi terbarukan.
Upaya ini berhasil, karena saat ini Tiongkok adalah produsen dan penguna energi surya terbesar di dunia. Selain itu, untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, Presiden Xi mendorong Perusahaan – perusahan otomotif di Tiongkok untuk menciptakan kendaraan yang ramah lingkungan. Berdasarkan data dari berbagai sumber, Tiongkok menjadi negara dengan penjualan EV terbesar di dunia pada tahun 2024 dengan lebih dari 64% penjualan secara global.
Tidak saja kendaraan Listrik, di tahun 2024, Tiongkok juga menguasai 60% pasar baterai lithium-ion dunia. Tidak hanya mobil Listrik, dibawah Pemerintahan Presiden Xi, Tiongkok juga melakukan inovasi dalam bidang teknologi, terutama terkait dengan kecerdasan buatan dan jaringan 5G. Terkait dengan teknologi telepon cerdas misalnya, produk telepon pintar buatan Tiongkok yang dijual dengan harga yang sangat ekonomis telah membantu Masyarakat di negara – negara berkembang untuk bisa mengakses teknologi.
Tidak hanya itu, platform tiktok yang diciptakan oleh perusahan Tiongkok telah menjadi media promosi yang membantu jutaan usaha kecil dan menengah diberbagai belahan dunia untuk memasarkan barang – barangnya ke para pelanggannnya. Berdasarkan data tahun 2024, secara global, Tiktok shop mencatat Gross Merchandise Value sebesar 32,6 Milyar Dollar AS.
Menariknya, warga Amerika Serikat menjadi contributor terbesar dalam Gross Merchandise Value yang mencapai 9 Milyar Dollar Amerika Serikat. Indonesia menduduki posisi kedua dengan GMV sebesar 6,198 Milyar Dollar Amerika Serikat. Negara ASEAN lain seperti Thailand, Vietnam, Filipina dan
Malaysia mengikuti dibelakang Indonesia sebagai contributor terbesar Tiktok.
Tidak bisa dipungkiri bahwa reformasi dan keterbukaan yang dilakukan oleh Tiongkok dibawah Kepemimpinan Presiden Xi Jinping telah membawa dampak yang positif tidak saja secara domestic namun juga secara global. Karenanya, kerjasama antar negara perlu terus diperkuat untuk bisa menghadapi berbagai tantangan masa depan termasuk persoalan kemiskinan, Kesehatan dan Pendidikan yang masih perlu mendapat perhatian dari semua pihak.