Sabtu, 15 Mei 2021 02:30

Emas murni tidak takut api, vaksin Tiongkok tahan diuji

Covid-19

Di tengah pandemi Covid-19 masih merebak, kebutuhan komunitas internasional pada vaksin terus bertambah. Vaksin Covid-19 yang digunakan untuk vaksinasi secara massal di seluruh terutama adalah Sinopharm dan Sinovac dari Tiongkok, Pfizer dari Amerika Serikat, dan AstraZeneca dari Inggris. Vaksin mana lebih aman dan efektif? Praktek adalah ukuran satu-satunya menguji kebenaran. Dari data vaksinasi, kami dapat menemukan vaksin mana patut menduduki nomor satu di dunia.

Tak lama yang lalu, Bloomberg News merillis laporan yang berjudul: atau Vaksin Sinovac Tiongkok Ditemukan Sangat Berefektif Dalam Studi Dunia Nyata, dengan mengutip perkataan Menteri Kesehatan Indonesia Budi Gunadi Sadikin melaporkan, setelah peninjauan selama 28 hari, di antara 25374 tenaga kerja yang menerima vaksinasi Sinovac, tingkat proteksi yang bebas dari kematian adalah 100 persen, persentase yang bebas dari pengobatan di rumah sakit mencapai 95 persen, data ini membuktikan, tingkat kemanjuran vaksin Sinovac nyata sekali lebih tinggi daripada vaksin negara lain.

Menkes Budi Gunadi Sadikin menyatakan pula, 94 persen penerima vaksinasi tidak tertular virus corona, tak diragukan, hasil ini luar biasa. Hal ini membuktikan vaksin Sinovac dapat berperan efektif baik melakukan defence inisiatif, maupun mencegah penularan virus. Jumlah pasien di rumah sakit dan jumlah kasus kematian menurun tajam.

Meskipun kondisi dan data yang diumumkan masih tidak bisa membuktikan varian virus mana di Indonesia telah dicegah oleh Sinovac, tapi sejauh ini tidak terjadi wabah serius akibat varian virus corona. Keadaan Indonesia lumayan bagus apabila dibandingkan dengan keadaan semakin gawatnya pandemi varian Covid-19 di seluruh dunia khususnya Asia Selatan.

Di Brasil Tenggara terdapat sebuah kecamatan kecil, Serrana yang populasinya sekitar 45 ribu orang, sedang dilakukan ujicoba yang berlangsung beberapa bulan, yaitu mendorong lebih banyak orang menerima vaksinasi Sinovac Tiongkok. Kini, hasil ujicoba sudah jelas, meskipun wabah tetap merebak di Brasil, tapi kehidupan Serrana mulai terpulih kembali.

Sama seperti banyak tempat lain di Brasil, tingkat penularan virus corona di Serrana pun relatif tinggi. Sampai Februari yang lalu, untuk memelitikan hasil vaksin serta situasi pasca pandemi Brasil, Institut Butantan menghidupan “Rencana S”, warga setempat yang usianya lebih dari 18 tahun telah divaksinasi oleh vaksin Sinovac Tiongkok. Saat itu, Badan Pengawasan Kesehatan Nasional Brasil telah mengumumkan, memberikan izin darurat kepada vaksin Sonivac Tiongkok untuk melakukan vaksinasi di setempat.

Menurut laporan media setempat, di antara 45 ribu penduduk Serrana, orang yang cocok menerima vaksinnasi sekitar 27,7 ribu orang. 27160 orang di antaranya divaksin Sinovac selama Februari sampai April, tingkat vaksinasi mencapai 98 persen. Sampai Mei ini, masyarakat Serrana dapat menikmati hasil vaksinasi Sinovac. Jumlah kasus tambahan perhari pada awal Mei, sudah menurun 75 persen sampai 17 kasus daripada 78 kasus pada Maret lalu. Dalam orang yang menerima dua kali vaksinasi, tidak ada seorang pun tertular virus corona. Ujicoba Serrana membuktikan keefektifan vaksin Sinovac Tiongkok dalam dunia nyata.

Namun, beberapa media Barat selalu ingin menfitnah vaksin Tiongkok, selalu menyebar berita palsu terkait Tiongkok. Baru-baru ini The Wallstreet Journal mencurigai keefektifan vaksin Sinopharm Tiongkok yang digunakan di Seychelles, laporan itu dibantah tegas oleh Presiden Seychelles Wavel Ramkalawan. Dia menunjukkan, kasus tambahan di Seychelles kebanyakan adalah orang yang belum pernah menerima vaksinasi, masih tidak ada kasus yang mati karena covid-19 setelah menerima vaksinasi. Vaksin Sinopharm Tiongkok melayani rakyat Seychelles secara baik.

Justru pada satu minggu yang lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru mengizinkan vaksin Sinopharm Tiongkok dicantumkan dalam “Daftar Penggunaan Darurat” (EUL). Inilah vaksin buatan Tiongkok pertama, juga adalah vaksin pertama yang tidak diteliti oleh negara Barat yang dicantumkan dalam EUL WHO. Hal ini berarti Tiongkok dapat menggunakan mekanisme multilateral menyediakan semakin banyak vaksin Covid-19 untuk negara yang ada keperluan di seluruh dunia.

Vaksin tidak mengenal batas negara, namun di hati kita masih ada cinta. Sejauh ini, Tiongkok senantiasa menjalankan patokan pembangunan komunitas senasib sepenanggungan, berupaya mewujudkan menang bersama dan nikmati bersama. Warga Tiongkok tak akan terlupa, saat paling sulit mengantisipasi pandemi Covid-19 pada tahun lalu, puluhan negara dan organisasi memberikan bantuan dan menyediakan dana penanggulangan wabah. Kebaikan sekecil tetesan air dapat dibalas dengan budi sebanyak sungai. Vaksin adalah harapan hidup dan senjata antisipasi virus. Menyediakan vaksin sama dengan menyediakan harapan hidup kepada manusia.

9 Mei, Direktur Eksekutif Program Alam Sekitar Pertubuhan PBB (UNEP) Eric Solheim menulis di akun twitter dirinya, “ Tiongkok secara akumulatif mengekspor vaksin Covid-19 sebanyak 240 juta dosis, jumlah ini lebih banyak daripada jumlah total vaksin di negara lain.” Peneliti Senior Kesehatan Global Asosisasi Diplomasi AS Huang Yanzhong mengatakan, “Tiongkok bukan hanya menjadi negara pengekspor terbesar di dunia, di banyak negara, (vaksin Tiongkok) itu sudah menjadi pilihan satu-satunya.” Pada saat krusial ini, semakin banyak warga asing menyadari, Tiongkok adalah beberapa negara di dunia yang bersahabat, bertanggungjawab dan patut bekerja sama di dunia.

Pepatah Tiongkok berbunyi, emas murni tidak takut api. Vaksin Tiongkok memperoleh kepercayaan meluas masyarakat internasional, memberikan harapan hidup kepada rakyat, dan pasti dapat membantu seluruh dunia mencapai kemenangan dalam kampanye penanggulangan pandemi Covid-19.

favorite 2 likes

question_answer 0 Updates

visibility 551 Views

Update
No Update Available
Related News
Kemanjuran dan keamanan vaksin buatan Tiongkok tak boleh dimungkiri
AS maling teriak maling?
Beberapa negara yang tuntut Tiongkok untuk ‘Terbuka’ malah batasi warga Tiongkok masuki wilayahnya
×