Kamis, 29 Juli 2021 22:15

80% Netizen: masalah penelusuran sumber virus sudah dipolitisasi

Covid-19

Menanggapi hasil jajak pendapat yang menunjukkan bahwa 80% netizen menyatakan ketidakpuasannya terhadap tindakan Amerika Serikat (AS) yang memolitisasi masalah penelusuran sumber virus, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian di depan jumpa pers menunjukkan, para netizen yang berpartisipasi dalam survei daring tersebut mengutarakan suara hati yang sama dengan bahasa yang berbeda-beda. “Penyelidikan sumber Covid-19 gagal menyelesaikan masalah pengendalian pandemi, dan hanya dianggap sebagai taktik politik tolol yang mencoba mencegah kebangkitan Tiongkok.”

Di depan jumpa pers yang digelar kemarin, hasil survei daring yang diadakan wadah pemikir CGTN hari Senin lalu (26/7) menunjukkan, sekitar 80% netizen di dunia yang mengikuti jajak pendapat berpendapat bahwa masalah penelusuran sumber virus sudah dipolitisasi.

Beberapa waktu lalu Zhao Lijian menunjukkan, bertolak dari tujuan politik untuk mengalihkan tanggung jawab kegagalannya dalam penanggulangan pandemi serta memfitnah dan menindas negara lain, AS secara terang-terangan melakukan politisasi pandemi, menstigmatisasi virus, dan menjadikan penelusuran sumber virus sebagai alat, dengan serius merugikan pekerjaan penelusuran sumber secara ilmiah dan penanggulangan pandemi global.

“Pertama, AS telah memutarbalikkan kenyataan dan menyebarkan informasi palsu. AS sama sekali tidak mempedulikan konklusi dalam laporan gabungan Tiongkok-WHO, mengutip perkataan beberapa pejabat dan informasi intelijen yang tak memiliki bukti, secara terang-terangan menggembar-gemborkan ‘virus bocor dari Institut Virologi Wuhan’.

Apa yang dilakukan AS tersebut menipu dunia, mengacaukan opini umum, dan berniat jahat mengkambinghitamkan Tiongkok. Tujuannya adalah mengalihkan perhatian dan menutupi kenyataan kasus penyakit yang awal dan kenyataan laboratorium biologinya yang sangat mencurigakan. Kedua, AS melanggar ilmu pengetahuan, dan menggembar-gemborkan penyelidikan intelijen. Untuk mewujudkan prasangka ‘kebocoran laboratorium’, AS mengabaikan penelitian sains, dengan tak tahu malu menuntut badan intelijen mengeluarkan konklusi penyelidikan penelusuran sumber virus dalam waktu 90 hari. Perbuatan yang melanggar sains, tidak obyektif dan tidak teliti itu semata-mata adalah lelucon politik. Ketiga, AS mengancam berbagai pihak.

AS melalui ancaman dan penekanan, memaksa para ilmuwan tunduk kepada hegemoni dan penindasannya, untuk mendukung ‘teori kebocoran laboratorium’. Dikabarkan bahwa sejumlah besar ilmuwan yang tak ingin tunduk sempat mengalami serangan dan ancaman keselamatan pribadi, bahkan terdapat ahli yang terpaksa meletakkan jabatannya untuk mempertahankan pendirian sainsnya,” ujar Zhao.

Zhao Lijian menekankan bahwa fakta berbicara lebih keras dari kata-kata, hati orang tak akan mudah dibohongi. AS yang menggunakan penelusuran sumber sebagai alat manipulasi politik sudah ditentang umum oleh masyarakat internasional.

“Terhitung hingga saat ini, sudah terdapat 60 negara yang mengirim surat kepada Dirjen WHO Tedros, menekankan bahwa penelusuran sumber virus adalah sebuah misi sains, tidak dapat dipolitisasi, laporan penelitian gabungan Tiongkok-WHO hendaknya diakui dan dijaga. Sudah tercatat lebih dari 16 juta netizen Tiongkok yang menandatangani surat permohonan yang mengimbau WHO untuk melancarkan penyelidikan terhadap laboratorium biologi Fort Detrick AS. Kami dengan serius memberitahu pihak AS, di hadapan kenyataan, sains dan keadilan, manipulasi politik sama sekali tidak akan didukung masyarakat luas dan pada akhirnya pasti akan gagal,” tutur Zhao.

favorite 0 likes

question_answer 0 Updates

visibility 281 Views

Update
No Update Available
Related News
Kemanjuran dan keamanan vaksin buatan Tiongkok tak boleh dimungkiri
AS maling teriak maling?
Beberapa negara yang tuntut Tiongkok untuk ‘Terbuka’ malah batasi warga Tiongkok masuki wilayahnya
×