Anggun Firmansyah atau yang akrab disapa Anggun adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Ia lahir dan dibesarkan oleh bapak yang berprofesi sebagai petani di Desa Mapin Rea, NTB dan ibu sebagai TKW di Arab Saudi.
Meskipun Anggun tinggal di desa kecil dengan keterbatasan finansial tidak membuatnya patah semangat. Ia terus melatih dirinya untuk menjadi orang yang selalu penasaran agar terus belajar.
Di kampus, Anggun dikenal sebagai sosok yang aktif berorganisasi dan prestatif. Ia mengemban amanah sebagai Sekjend BEM Universitas Mataram, Sekjend BEM Fakultas Teknik UNRAM, dan PSDM BEM UNRAM. Ia juga aktif ikut berbagai lomba di bidang akademik.
Alhamdulillah, dalam waktu yang berdekatan Anggun mendapat kabar gembira atas ikhtiarnya pada kompetisi essay. Anggun berhasil membawa pulang piala juara satu pada kompetisi Essay Nasional SANEC di UNNES. Kemudian ia kembali berhasil meraih Juara 1 Essay Nasional Semarak Teknik di UMY. Ia menjadikan momentum ikut serta dalam kompetisi sebagai fase melatih diri.
Menariknya dari berbagai kompetisi yang telah ia ikuti, Anggun mendapat kesempatan untuk keluar daerah menggunakan pesawat secara gratis. Bagi anak yang dilahirkan dari keluarga sederhana sepertinya, hal tersebut merupakan pengalaman berharga yang ia mimpikan sejak lama.
Meskipun kegiatan Anggun diisi dengan berbagai macam kesibukan, ia tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang mahasiswa. Anggun berhasil lulus dari Universitas Mataram dengan predikat sangat memuaskan.
Salah satu hal yang membuat Anggun terus berusaha mengasah diri adalah sosok yang memotivasinya yakni kedua orang tuanya dan Bang Zain. Ayahnya selalu berpesan agar anggun menjadi orang baik yang bisa menebar kebermanfaatan. Sedangkan motivasi Bang Zain selaku Supervisor Regional Denpasar membuat Anggun memberanikan diri untuk belajar mencoba sesuatu hal yang baru.
Demikian kisah inspiratif dari Anggun, alumni penerima beasiswa YBM BRILiaN Scholarship. Anggun adalah salah satu di antara ribuan penerima beasiswa YBM BRILiaN Scholarship yang tidak menyerah pada keterbatasan.