Di Doha, ibu kota Qatar, hari Rabu kemarin (15/1), Perdana Menteri merangkap Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed Abdulrahman Al Thani mengumumkan bahwa Israel dan Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) telah mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata di Jalur Gaza.
Dalam jumpa pers yang telah berkali-kali ditunda hari Rabu (15/1) malam kemarin, Mohammed mengatakan bahwa upaya mediasi bersama Qatar, Mesir dan Amerika telah berhasil, berbagai pihak yang berkonflik di Gaza telah mencapai persetujuan mengenai gencatan senjata dan pertukaran tahanan. Tahap pertama persetujuan akan dilaksanakan mulai tanggal 19 Januari, Hamas akan membebaskan 33 tahanan untuk ditukar dengan tahanan Palestina yang dibebaskan Israel. Isi rinci tahap kedua dan ketiga akan diumumkan setelah tahap pertama diselesaikan.
Mohammed menyatakan, pihak penengah akan bekerja sama dengan Hamas dan Israel untuk mendorong pelaksanaan persetujuan tersebut. Persetujuan ini adalah “langkah penting untuk mewujudkan perdamaian berkelanjutan di kawasan”. Tim pengawas dari pihak penengah akan memastikan kepatuhan terhadap persetujuan tersebut.
Sementara itu, dalam pidatonya di Gedung Putih, Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah mencapai persetujuan mengenai gencatan senjata di Jalur Gaza dan pembebasan tahanan.
Pada tanggal 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap sasaran militer dan sipil di wilayah Israel dari Jalur Gaza, serangan itu telah mengakibatkan 1.200 korban tewas, sedangkan sekitar 250 orang ditangkap oleh Hamas dan ditahan di Jalur Gaza. Setelahnya, Israel melancarkan aksi militer berskala besar terhadap Jalur Gaza. Menurut data terbaru yang diumumkan Kementrian Kesehatan Jalur Gaza, aksi militer Israel di Jalur Gaza telah mengakibatkan lebih dari 46 ribu warga Palestina tewas.
