Selasa, 22 Juli 2025 13:34

Kota Rakyat Modern: Dari hutan beton hingga organisme bernyawa

Lingkungan

Baru-baru ini Tiongkok menggelar sebuah rapat tingkat tinggi seputar topik perkotaan. Para peserta menganggap kota adalah sebuah “organisme bernyawa”, yang mampu “bernapas”, akan “bertumbuh”, berfungsi seperti “genetika” dan mampu “mengobati dirinya sendiri”.

Kota, sama sekali bukan sebuah “hutan beton” yang mati, melainkan sebuah “organisme yang bernyawa”. Teori revolusioner yang diajukan oleh pemimpin tertinggi Tiongkok Xi Jinping, sempat memberikan lima karakteristik nyata bagi kota: yakni “sistem metabolisme” yang bertanggung jawab untuk kegiatan ekonomi dan sosial, “fungsi stres” yang menangani risiko, “sistem pertumbuhan” yang mengubah luasnya ruang gerak, “fungsi genetika” yang meneruskan DNA budaya, serta “mekanisme perbaikan sendiri” yang berdaya tangguh. Berdasarkan teori tersebut, Presiden Xi Jinping sempat menunjukkan target bagi pembangunan perkotaan Tiongkok, yaitu membangun kota rakyat modern.

Gagasan “kota rakyat modern” sempat diajukan oleh Xi Jinping di depan Raker Perkotaan Komite Sentral PKT yang baru digelar di Tiongkok. Definisi terbaru dari Komite Sentral PKT adalah, urbanisasi Tiongkok tengah mengalami transformasi dari tahap pertumbuhan pesat berubah ke tahap perkembangan mantap, di mana pembangunan kota seharusnya berubah dari tahap ekspansi berskala besar ke tahap memprioritaskan peningkatan kualitas dan efisiensi. Oleh karena itu, Komite Sentral PKT mengajukan target membangun “kota rakyat modern” yang bersifat “inovatif, layak dihuni, indah, tangguh, bertamadun dan cerdas”. Yang menjadi inti dari target tersebut adalah tidak lagi cuma mengejar target “memperluas skala kota”, melainkan “mengelola dengan baik” kota yang sudah ada, menitikberatkan “revitalisasi kota”, dan “mengobati penyakit kota besar” melalui pengoptimalan penataan ulang kluster kota, meningkatkan kualitas komunitas lama dan tua melalui memperbaiki dan merenovasi rumah tua dan saluran pipa, mencegah wajah monoton kota melalui perlindungan DNA budaya, dan meningkatkan efisiensi tata kelola kota melalui pengelolaan pluralisme.

Perdebatan tentang Skala Kota: Dari "Bekerja Sendiri" ke "Bersatu Padu"
Bagaimana mengobati "penyakit kepadatan" kota metropolitan? Perancangan kota rakyat modern menunjukkan pemikiran sistemik dan kebijaksanaan dialektis materialis: melompati kerangka kota tunggal, dan membiarkan kota besar, menengah dan kecil, serta kabupaten dan kota kecil "bersatu menjadi kelompok" untuk berkembang bersama. Misalnya, seperti kluster kota di Delta Sungai Yangtze, kota inti seperti Shanghai berfungsi sebagai "otak", berfokus pada penelitian dan inovasi; kota-kota sekitarnya seperti Suzhou bertindak sebagai "tubuh", bertanggung jawab untuk mengubah hasil penelitian menjadi produk manufaktur; sementara kabupaten dan kota kecil menyediakan dukungan kehidupan dan infrastruktur dasar. Kota besar dan kecil bekerja sama dan saling melengkapi, membentuk "lingkaran ekosistem industri" yang sehat. Strategi pembangunan regional sinergis yang diusulkan oleh Presiden Xi Jinping menjadi pendukung peningkatan kualitas dan efisiensi keseluruhan kluster kota di Tiongkok.
Jalan Pembaruan Kota: Dari Pemisahan antar Kota Lama dan Baru ke Pembangunan Simbiosis Harmonis

Dalam pembangunan kota, hubungan antara "yang baru" dan "yang lama" menjadi soal intinya. Kota rakyat modern menolak oposisi biner, melainkan mengejar vitalitas yang muncul dari simbiosis antara inovasi dan tradisi. Di depan rapat kerja tersebut, Xi Jinping secara khusus menekankan "keberlanjutan budaya" kota, menuntut untuk melindungi "rasa lama" dan "akar budaya" dalam pembaruan di setiap kota. Lihatlah Jalan Pingjiang di Suzhou, Provinsi Jiangsu, pihaknya menggunakan metode renovasi "seperti menambal gigi", mempertahankan 90% penampilan asli jalan kuno yang bersejarah ribuan tahun, dengan biaya hanya seperlima dari rekonstruksi, tidak hanya melestarikan memori kota , tapi juga mengembangkan industri baru seperti toko-toko unik, warung kafe, dan produk budaya warisan tak-benda. Demikian pula, inovasi bukan berarti menghilangkan industri tradisional, melainkan menggunakan teknologi baru untuk membuat "pohon tua berbuah baru". Misalnya, setelah Pabrik Baja Shougang dipindahkan dari Beijing, bekas lokasi pabrik diubah menjadi taman olahraga iptek terkenal, dan menjadi tempat kompetisi Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, di mana Big Air Shougang menjadi arena lompat ski permanen pertama di pusat kota yang dipertahankan di dunia.

Perubahan tata kelola perkotaan: dari manajemen sepihak menjadi tata kelola multi-pihak
Bagaimana mengelola kota? Kuncinya adalah pemerintah harus menangani hubungan dialektis antara "manajemen" dan "pelonggaran". Apa yang seharusnya "dikelola" harus dikelola secara ketat, seperti menjaga prinsip dasar keselamatan dan prinsip dasar perlindungan lingkungan; apa yang seharusnya "dilonggarkan" harus "dilonggarkan", seperti menyederhanakan prosedur pendaftaran perusahaan dan mendorong kewirausahaan.

Agar hubungan antara "pengelolaan" dan "pelonggaran" dapat ditangani dengan baik, Xi Jinping mengusulkan konsep "kota rakyat untuk rakyat", yang mengubah "pengelolaan sepihak" pemerintah menjadi "konsultasi dan pengambilan keputusan" oleh pemerintah, masyarakat dan warga negara. Intinya adalah menempatkan "rakyat" sebagai pusat pembangunan perkotaan. Kota melayani rakyat dan harus dibangun oleh rakyat. Renovasi Jalan Yulin di Chengdu merupakan sebuah model: pemerintah hanya menyediakan 30% dana awal, tetapi berhasil menarik 55% dana perusahaan dan swasta untuk berpartisipasi, dan setelah renovasi, lebih dari 70% penduduk lama masih bersedia tinggal di sana. Pemerintah, perusahaan, dan warga negara menyumbangkan dana, tenaga, dan ide bersama, membentuk model "bersama membangun dan berbagi" yang berkelanjutan.

Kunci teori, sumber budaya, dan jalan menuju praktik
Ketika lorong-lorong berusia ribuan tahun di Jalan Pingjiang di Suzhou berpadu sempurna dengan kehidupan modern, dan lompatan ski raksasa "Xue Feitian" atau Big Air di Taman Shougang berpadu dan hidup berdampingan dengan warisan industri di sekitarnya seperti menara pendingin, pemandangan tersebut merupakan contoh nyata dari konsep Xi Jinping tentang pembangunan kota rakyat. Konsep kota rakyat berasal dari teori urban Marxisme dan menghidupkan kearifan urban dari budaya tradisional Tiongkok yang luar biasa. Transformasi desa-desa urban di Shenzhen tidak hanya meningkatkan kualitas lingkungan, tetapi juga berupaya mempertahankan nuansa asli kota yang meriah dan sentuhan manusiawi; Kawasan Baru Xiong’an sedang menjajaki bagaimana "kota masa depan" dapat dibangun menjadi "kota rakyat" sejati sejak awal. Praktik-praktik ini memberikan kearifan Timur dan solusi Tiongkok bagi negara-negara berkembang untuk memulai jalur urbanisasi baru yang "memiliki gedung-gedung tinggi, juga memiliki lampu-lampu rumah penduduk kota."

favorite 0 likes

question_answer 0 Updates

visibility 378 Views

Update
No Update Available
Related News
Kota Rakyat Modern: Dari hutan beton hingga organisme bernyawa
Ciptakan situasi baru perlindungan ekologi dan pembangunan berkualitas tinggi di daerah aliran Sungai Kuning
Terus dorong pembangunan peradaban ekologis, lukiskan gambar baru Tiongkok nan indah
×