Kamis, 02 Pebruari 2023 09:53

NATO tidak akan dapat berbuat macam-macam lagi di Asia Pasifik

Luar Negeri

Pada tanggal 31 Januari lalu, Sekjen NATO Jens Stoltenberg yang sedang berkunjung di Jepang mengeluarkan pernyataan bersama dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida yang menyatakan bahwa kedua pihak akan mengadakan kerja sama di bidang keamanan maritim, ruang siber dan pengontrolan senjata.

Selain itu, mereka juga membicarakan perihal kekuatan militer Tiongkok dan isu Taiwan.

Sebelumnya, Jens Stoltenberg dalam kunjungannya di Korea Selatan pun menyebut Tiongkok telah menimbulkan tantangan bagi pandangan nilai, kepentingan dan keamanan Barat.

NATO, produk dari Perang Dingin ini sedang ditarik oleh ‘Strategi Indo-Pasifik’ AS, memperluaskan diri hingga ke Asia Pasifik dengan dalih Tiongkok, dan mendatangkan momok Perang Dingin. Hal ini patut diwaspadai oleh Asia Pasifik.

NATO adalah aliansi militer terbesar di dunia yang memiliki dosa asal. Sejak didirikannya, NATO telah menjadi alat AS untuk melakukan konfrontasi kelompok.

Seiring dengan berakhirnya Perang Dingin, NATO kehilangan tujuan dan arah, oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron diibaratkan seperti ‘otak yang mati’.

Sejak krisis Ukraina tercetus pada awal tahun lalu, AS mencoba menghidupkan kembali NATO dan ingin menciptakan NATO versi Asia Pasifik sebagai alat untuk mencegat Tiongkok dan mempertahankan hegemoni ala AS.

Menyusul Jens Stoltenberg, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin tiba di Korea Selatan pada tanggal 30 Januari lalu dan menegaskan kembali akan meningkatkan ‘Perpanjangan Kemampuan Penjera’ AS.

AS dan NATO menggembar-gemborkan ‘ancaman militer’ Tiongkok sambil meningkatkan hubungan militer dengan sekutunya di Asia, hal ini mendatangkan kecemasan yang mendalam dan ancaman keamanan kepada Asia Pasifik.

Ini dengan jelas menunjukkan bahwa AS adalah dalang yang mendorong NATO memperluas diri ke Asia Pasifik. AS sedang mendesak sekutunya di Asia Pasifik bersinergi dengan NATO untuk mendorong Strategi Indo-Pasifiknya, dengan demikian mereka dapat membentuk kerangka keamanan untuk mencegat Tiongkok.

Dilihat dari opini publik di Asia Pasifik, terhadap persekongkolan AS dan NATO yang ingin mengacaukan Asia Pasifik, mayoritas negara Asia Pasifik dapat melihatnya dengan jelas dan dengan tegas mengatakan ‘Tidak’.

NATO menganggap Korea Selatan dan Jepang sebagai kunci untuk mewujudkan hegemoninya, namun sebagai negara Asia Pasifik, Jepang dan Korea Selatan perlu sadar, biar apapun rencana mereka, mengikuti NATO adalah perilaku yang mendatangkan serigala ke rumah, pada akhirnya akan merugikan diri sendiri.

Tidak menempuh jalan yang tepat dengan bekerja sama dengan Asia Pasifik, namun malah mengambil jalan untuk menghasut konfrontasi, kegagalan mereka akan tak terhindarkan.

Bertindak dengan melawan arus zaman, tidak lagi memiliki kekuatan, opini umum tidak dapat dilawan. Saat ini NATO tampaknya organisasi yang sangat besar, namun sebenarnya nyaris sekarat.

Ini adalah fakta yang tak bisa ditutupi dengan pertunjukan politik. NATO ingin mengacaukan Asia Pasifik, namun itu akan gagal.

Asia Pasifik bukan medan adu kekuatan antar negara besar, intrik apa pun yang mencoba menciptakan Perang Dingin yang baru akan ditentang oleh rakyat Asia Pasifik dan juga tidak diizinkan zaman.

favorite 0 likes

question_answer 0 Updates

visibility 166 Views

Update
No Update Available
Related News
Buka situasi baru kerja sama dan menang bersama
Majalah Qiushi rilis artikel Xi Jinping
Leaders Talk: Wawancara khusus dengan Presiden Kongo (Brazzaville)
×