Selasa, 08 Oktober 2024 13:50

Strategi BRICS di Era Geopolitik Baru (Kekuatan Kawasan Mereduksi Dominasi Blok Barat)

Ekonomi

Oleh: Prof. Dr. Murpin Josua Sembiring. S.E.,M.Si*


Penulis: Profesor dibidang Ilmu Manajemen Strategik di Universitas Ciputra Surabaya, Pengamat ekonomi Global dan Nasional, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Gurubesar/Profesor Indonesia Propinsi Jawa Timur (DPD PERGUBI Jawa Timur)

22-24 Oktober 2024 pertemuan Pemimpin Negara-Negara BRICS yang Ke 16 di Kazan, Rusia. Pertemuan level KTT pertama pasca perluasan BRICS dengan mengusung tema "Memperkuat Multilateralism, Mendorong Perkembangan dan Keamanan Global yang Adil".

Thema yang diusung BRICS bagi saya sangat layak fokusnya bahasan dan strateginya pada: Penguatan Kerjasama Multilateral di negara-negara BRICS guna merespon tantangan global utamanya hal perubahan iklim, ketidakstabilan ekonomi, dan konflik geopolitik; Pembangunan Berkelanjutan, fokus pada pembangunan yang adil dan berkelanjutan, termasuk upaya untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial di antara negara-negara anggota; Keamanan Global: Mendorong keamanan global yang adil dengan menekankan pentingnya hukum internasional dan kerjasama dalam menangani isu-isu keamanan seperti terorisme dan kejahatan lintas negara tanpa double standard; Reformasi Tata Kelola Global, mereformasi institusi global seperti PBB agar lebih inklusif dan responsif memprioritaskan kebutuhan negara-negara berkembang agar lebih cepat maju dengan segera merubah mindset dunia dan mengimplementasikannya dari pola pikir/tindak bahwa bukan Negara maju dan kaya ingin mengalahkan negara miskin, dan tetap menciptakan ketergantungan, namun bagaimana mendorong negara sedang berkembang bisa cepat maju secara progresip dan proporsional dan berkeadilan dan Negara maju mendorong negara sedang berkembang untuk menjadi produsen bukan hanya menjadi pasar/konsumen.

BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan) utamanya kita harapkan jadi aktor utama bersama negara-negara berkembang lainnya dalam isu-isu geopolitik dan ekonomi global yang arahnya ikut merubah tatanan Dunia Multipolar dan Kepentingan Geopolitik Ekonomi yang menguntungkan bagi anggota BRICS dengan ragam platform tatanan dunia multipolar dan pemberdayaan pemuda; Komitmen Terhadap Multilateralisme untuk ekspansi ekonomi dan perdagangan untuk memperkuat pengaruh bersama di dunia karna BRICS mewakili 40% dari total populasi dunia, 25% dari ekonomi global, dan 17% dari perdagangan internasional, Total gabungan pendapatan domestik bruto (PDB) BRICS melampaui PDB G7 (Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Jerman, Prancis, Italia, dan Jepang). Dengan bergabungnya negara-negara penghasil minyak besar seperti Arab Saudi, Iran, dan UEA, negara-negara BRICS kini menguasai hingga 40% pasar energi global.

Indonesia bergabung dengan BRICS memang memerlukan perhitungan strategi yang cermat utamanya soal keseimbangan geopolitik, dalam hubungannya dengan negara-negara Barat karena ikut BRICS adalah pergeseran ke arah blok yang lebih dipimpin oleh China dan Rusia; kalkulasi keuntungan ekonomi sangat penting dengan melihat potensi peningkatan perdagangan, investasi, dan kerjasama ekonomi dengan semua negara-negara anggota BRICS. Indonesia sebagai leading di anggota ASEAN perlu memastikan bahwa langkah ini tidak merusak hubungan dan kerjasama regional yang sudah ada. 

Usulan pembentukan platform pembayaran digital multilateral yang dinamakan "Jembatan BRICS" (BRICS Bridge) menjadi kekuatan komunitas BRICS, mendirikan "Kemitraan Energi BRICS" untuk memastikan pasokan energi dan keamanan energi menjadi strategis. Tiongkok berada di garis depan dalam industri energi baru global mengingat pentingnya menjalin kemitraan berkualitas tinggi dan mengembangkan produktivitas baru.

Ada 5 dimensi utama dalam hal kemitraan Energi BRICS yakni : Diversifikasi Sumber Energi dengan beralih ke energy terbarukan (tinggalkan energy fosil); Keamanan Energi: Dengan kerjasama dalam eksplorasi dan produksi energi, serta berbagi teknologi dan pengetahuan; Inovasi Teknologi: mengurangi emisi karbon dan meningkatkan keberlanjutannya; Kerjasama Ekonomi: Melalui kemitraan ini, negara-negara BRICS dan mengurangi ketergantungan pada negara-negara non-BRICS; Pengaruh Geopolitik, dengan memperkuat kerjasama energi, BRICS dapat meningkatkan pengaruh mereka dalam tatanan energi global, menantang dominasi negara-negara Barat dan organisasi seperti OPEC.
Secara keseluruhan, Kemitraan Energi BRICS dapat membawa perubahan signifikan dalam tatanan energi global dengan meningkatkan ketahanan energi, mendorong inovasi teknologi, dan memperkuat pengaruh geopolitik negara-negara anggotanya.

Mendirikan "Bursa Pangan Bersama BRICS" meningkatkan tingkat keamanan pangan di negara-negara BRICS (Tiongkok dan Rusia adalah produsen pangan besar di dunia).
"Bursa Pangan BRICS" akan berdampak positip pada : Diversifikasi Pasokan Pangan; Stabilitas Harga; Penguatan Kerjasama Ekonomi; inovasi dan Teknologi, melalui kolaborasi dan pertukaran pengetahuan.

Kondisi Keamanan Pangan di Negara-Negara Berkembang saat ini menghadapi berbagai tantangan serius antara lain : Kerawanan Pangan Akut, lebih dari 333 juta orang di 78 negara mengalami kerawanan pangan tingkat akut. Beberapa faktor utama yang memperburuk situasi ini; Ketidaksetaraan Distribusi, karena ketidaksetaraan distribusi pangan dan konflik sosial; Dampak Perubahan Iklim, menghancurkan tanaman dan mata pencarian, serta melemahkan kemampuan masyarakat untuk mencari makan; Krisis Pupuk, harga yang tinggi akibat gangguan produksi dan ekspor; peluang BRICS mengatasi Krisis Pangan, negara-negara BRICS memiliki beberapa peluang untuk membantu mengatasi krisis pangan global; Diversifikasi Pasokan Pangan, dengan mengintegrasikan pasar pangan sesama negara-negara BRICS dapat mengurangi ketergantungan pada pasar tertentu dan meningkatkan stabilitas pasokan pangan; Inovasi Pertanian, kolaborasi dalam teknologi pertanian dan inovasi dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi pangan; Kerjasama perdagangan global, penguatan kerjasama ekonomi antar negara BRICS dapat memperkuat posisi mereka dalam negosiasi perdagangan global dan membantu mengatasi ketidakstabilan harga pangan; Pengembangan Infrastruktur: Investasi dalam infrastruktur pertanian dan distribusi pangan dapat meningkatkan aksesibilitas pangan di negara-negara berkembang.

Mekanisme BRICS sangat menarik bagi negara-negara "Selatan Global" karna menawarkan alternatif yang menarik untuk mencapai pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan, serta memperkuat posisi mereka dalam tatanan global dengan strategi: Kesetaraan dan Keadilan dalam Tata Kelola Global, BRICS menawarkan platform yang lebih adil dan setara dibandingkan dengan lembaga-lembaga internasional tradisional seperti IMF dan Bank Dunia.  Negara-negara anggota BRICS memiliki hak suara yang sama, tanpa adanya hak veto yang dimiliki oleh negara tertentu; penguatan Kerjasama Selatan-Selatan, BRICS mempromosikan kerjasama antara negara-negara berkembang, yang sering kali memiliki kebutuhan dan tantangan yang serupa untuk berbagi pengetahuan, teknologi, dan sumber daya secara lebih efektif; Diversifikasi Ekonomi dan Perdagangan, dengan bergabung dalam BRICS, negara-negara “Selatan Global” dapat memperluas jaringan perdagangan dan investasi mereka, mengurangi ketergantungan pada pasar dan mitra dagang tradisional di Barat; Pengaruh Geopolitik, BRICS meningkatkan pengaruh dalam tatanan global, memungkinkan mereka untuk lebih efektif memperjuangkan kepentingan mereka di forum internasional

Sejauh ini saya menganalisa hal positif dan hasil yang diperoleh dari Kerja Sama Besar BRICS antara lain : Peningkatan Perdagangan dan Investasi, negara-negara BRICS telah berhasil meningkatkan volume perdagangan dan investasi antar anggota, data tahun 2021, total volume perdagangan barang negara-negara BRICS mencapai hampir $8,55 triliun, meningkat 33,4% dari tahun sebelumnya; Dukungan Finansial melalui New Development Bank (NDB), NDB telah memberikan dukungan finansial untuk proyek-proyek infrastruktur dan pembangunan berkelanjutan di negara-negara anggota. Ini membantu mengurangi ketergantungan pada lembaga keuangan Barat dan memperkuat kemandirian ekonomi; Kerjasama saat penanganan Pandemi COVID-19, negara-negara BRICS telah bekerja sama penuh solidaritas dalam suplai medis, penelitian dan pengembangan vaksin, serta protokol diagnosis dan perawatan; Pengembangan Teknologi dan Inovasi, BRICS telah mendorong pengembangan teknologi baru dan inovasi, terutama di bidang energi terbarukan dan digitalisasi; Pengaruh Geopolitik yang Meningkat, memperkuat kerjasama ekonomi dan politik, BRICS telah meningkatkan pengaruh mereka dalam tatanan global, memberikan suara yang lebih kuat bagi negara-negara berkembang di forum internasional.

Seperti kita ketahui Mr. Wang Yi, Menteri Luar Negeri Tiongkok, berharap perkembangan masa depan mekanisme BRICS dapat memperkuat Multilateralisme, menekankan pentingnya memperkuat kepercayaan pada multilateralisme untuk menciptakan cetak biru baru bagi perkembangan global di masa depan dengan komitmen yang tinggi, terbuka, inklusivitas, dan kerjasama yang saling menguntungkan bagi negara-negara BRICS serta harus mengambil tanggung Jawab dan Tindakan Lebih Besar kedepannya.
Wang Yi ingin BRICS harus mengambil tanggung jawab dan tindakan yang lebih besar baik untuk keamanan dan perdamaian dengan mendukung penyelesaian politik dari isu-isu hotspot global agar mendukung resolusi damai dari krisis-krisis internasional, perlunya reformasi arsitektur keuangan internasional, meningkatkan dan memperbaiki tata kelola global, serta meningkatkan suara dan representasi negara-negara berkembang dan kerjasama ekonomi dan teknologi di antara negara-negara BRICS untuk mencapai perkembangan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Model strategis utama perluasan BRICS ke depan seharusnya dirancang untuk memperkuat pengaruh dan inklusivitas organisasi BRICS dengan cara: inklusivitas dan diversifikasi Keanggotaan, mengundang negara-negara berkembang lainnya diseluruh dunia untuk bergabung; penguatan kerjasama ekonomi dan finansial, melalui inisiatif seperti New Development Bank (NDB) dan mekanisme pembayaran alternatif yang mengurangi ketergantungan pada dolar AS; Peningkatan Kerjasama Teknologi dan Inovasi, termasuk kerjasama dalam bidang teknologi hijau, digitalisasi, dan penelitian ilmiah; reformasi tata kelola global, mendorong reformasi dalam tata kelola global untuk meningkatkan representasi dan suara negara-negara berkembang dalam lembaga-lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia dan Penguatan Kerjasama Politik dan Keamanan, untuk menghadapi tantangan global bersama, seperti perubahan iklim dan terorisme.

Sistem Pembayaran internasional BRICS Pay yang rencana dilaunching Oktober 2024 sebagai respons global terhadap dominasi finansial AS dan tren de-dollarization yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada dolar, memperkuat kedaulatan mata uang dan ekonomi anggota, dan mendorong pembentukan sistem keuangan global yang lebih adil dan inklusif. BRICS Pay menggunakan teknologi blockchain untuk menciptakan sistem yang lebih terdesentralisasi dan transparan dengan biaya rendah dan Efisiensi Tinggi, lebih cepat , sistem ini memungkinkan transaksi dalam mata uang lokal, mengurangi ketergantungan pada dolar AS dan mendukung dedolarisasi.

Secara keseluruhan, sistem pembayaran internasional kawasan BRICS dapat mendorong keberagaman dan demokratisasi sistem moneter internasional dengan mengurangi ketergantungan pada dolar AS, meningkatkan inklusivitas, dan menciptakan transaksi yang lebih efisien dan aman walaupun membangun sistemnya adalah proses kompleks yang melibatkan ekonomi, politik, diplomasi, dan keamanan, sehingga diperlukan pendekatan bertahap untuk membentuk sistem pembayaran BRICS yang kohesif dan efektif.

favorite 0 likes

question_answer 0 Updates

visibility 155 Views

Update
No Update Available
Related News
Strategi BRICS di Era Geopolitik Baru (Kekuatan Kawasan Mereduksi Dominasi Blok Barat)
Dokumenter tata kelola negara Presiden Xi Jinping: Modernisasi ala Tiongkok prioritaskan rakyat
Merintis situasi baru reformasi dan keterbukaan berlevel tinggi di era baru
×