Senin, 10 Maret 2025 08:15

Tiongkok mampu melakukan sesuatu yang paling sulit untuk diikuti

Luar Negeri

Sukron Makmun
(Intelektual muda NU, Wakil Sekjen PERHATI dan
Analis Geopolitik Internasional)

Apa yang dilakukan Tiongkok untuk membangun negerinya itu kasat mata dan bisa dipelajari. Mengapa Tiongkok dapat melakukannya dengan baik, sementara negara lain banyak gagalnya?

Tiongkok mampu melakukan sesuatu yang paling sulit diikuti negara lain, yaitu “Revolusi Kebudayaan” (RK). –di sini dikenal dengan “revolusi mental” (era Jokowi). Suatu tindakan revolusioner yang berhasil membakar budaya feodal dan materialisme, menjadi budaya kebersamaan, gotong-royong untuk tujuan bersama, dengan prinsip masyarakat tanpa perbedaan status. Ini tidak mungkin berhasil, jika tidak dimulai dari para petingginya (elite).

Saat itu, Tiongkok mengalami transformasi dari elite “penguasa” menjadi elite “pelayan rakyat”. Rakyat yang pasif atas keadaan menjadi agresif nan produktif. RK adalah hijrahnya bangsa Tiongkok dari kegelapan budaya yang menjerat kemajuan menjadi masyarakat yang emansipasif, egaliter sekaligus responsif.
MZD melakukan restrukturisasi mindset masyarakatnya. Melalui propaganda sistematisnya, ia mendorong rakyat untuk membersihkan segala penyakit kebudayaan seperti feodalisme. Sebab feodalisme memperbodoh dan menjajah yang bodoh dan lemah dengan memanfaatkan agama dan primodialisme.

Program kerja paksa diadakan untuk mencuci-otak mereka yang bermental feodal, baik dari kalangan intelektual, orang kaya, tokoh agama, serta para pejabat yang senang dengan kekuasaan.

Mao membangun insfratruktur ekonomi rakyat yang berbasis pada pertanian, melakuan land-reform secara nasional dengan marampas tanah milik para tuan-tanah lalu membagikannya kepada rakyat. Pada waktu bersamaan rakyat dipaksa untuk bekerja keras memacu produksi sehingga memiliki kontribusi ke negara.

Deng Xiao Ping melanjutkan dengan baik apa yang telah disiapkan oleh Mao. Ia mewarisi segala infrastruktur ekonomi yang dibangun pada era Mao, tapi yang lebih besar manfaatnya bagi kemajuan Tiongkok adalah lahirnya masyarakat baru dari puing-puing kebobrokan Tiongkok lama. Ia mewarisi Tiongkok baru untuk bangkit menghadapi dunia baru. Peradaban baru yang sesuai dengan akar budayanya yang cinta kebersamaan dan gotong royong, kerja keras dan loyal pada pemimpin. Selain reformasi ekonomi, ia juga melakukan reformasi pendidikan. Contonya, tidak ada kehormatan atas gelar kesarjanaan. Dalam kartu nama tidak ada gelar keserjanaan di depan atau belakang nama, demikian juga pada KTP.

Pada masa HJT, pendidikan luar sekolah diakui sejajar dengan pendidikan formal. Orang belajar motifnya murni untuk belajar. Ia menghapus program hafalan dan dogma yang menentukan salah benar. Ujian sekolah lebih banyak menggunakan model essay daripada multiple choice. Orientasi dari reformasi pendidikan adalah mengarahkan orang untuk mampu memprogram dirinya, menghormati kebebasan berpikir, melatih orang agar memiliki kemampuan memprogram dirinya sendiri; menjadi mandiri, kreatif, inovatif dan tangguh.

Sebab itu, tidak heran hanya 25 tahun terhitung sejak reformasi Deng, Tiongkok bisa melampaui Barat dari segi ilmu dan teknologi. Terbukti dalam satu dekade terakhir, 60% lebih jumlah paten dunia berasal dari Tiongkok.

Dalam bidang hukum, di Tiongkok juga sangat sederhana dan murah. Mencuri dengan kekerasan, hukuman mati. Korupsi di atas 1 M, hukuman mati, di bawah 1 M kerja paksa. Mencuri ringan tanpa kekerasan, hukumannya kerja paksa. Kejahatan sosial seperti PSK, berjudi secara ilegal, berdagang di tempat terlarang, hukumannya kerja paksa. Lama kerjapaksa disesuaikan. Proses peradilan juga sederhana dan murah. Tidak butuh banyak pengacara dan penjara. Bayangkan jika 1.4 miliar penduduk menerapkan hukum seperti Indonesia, berapa banyak penjara harus disediakan dan pengacara yang harus dibiayai negara? Selain itu, kerja paksa selalu diarahkan negara untuk menyelesaikan proyek-proyek pembangunan, misalnya pembuatan jalan, saluran air dll.

Era XXX
Pada saat XXX terpilih sebagai presiden (14 Maret 2013), dalam pidato pertamanya ia berjanji untuk memperjuangkan kebangkitan bangsa Tiongkok dan kedudukan internasional yang lebih menonjol. Pada wawancara 2004, arsip televisi, Yan'an ia berkata, "Ide dasar saya terbentuk di dataran tinggi Shenbei. Seluruh jalan hidup saya ditentukan di sana.” Itu mengingatkan masa 7 tahun terpanjang dalam pendidikan karakter, proses revolusi mental. Bahwa ia menyatakan dirinya sebagai rakyat jelata, bukan bangsawan. Programnya adalah program pro rakyat. Para insinyur dan sarjana dituntut harus bisa menerjemahkan semua keinginan rakyat dan memastikan terjadi emansipasi dari rakyat.

Revitalisasi perumahan desa dilakukan secara luas dengan total 53 juta unit. Reviltalisasi desa dengan standar kota yang modern. Petani tidak lagi dipajaki dan dibebaskan menyewa tanah ke negara. Program kembali ke desa dicanangkan dengan memberikan insentif kepada perusahaan yang mau investasi di desa. Agar arus urbanisasi tidak terjadi terus menerus. Dengan begitu petani menjadi makmur.

Dalam bidang teknologi, Tiongkok berhasil membuat HP berkualitas dengan harga murah, membuat kereta berkualitas dan tercepat, serta jalur kereta cepat terpanjang di dunia. Tiongkok juga berhasil membuat Artificial Intellegence (AI) terkemuka, menguasai teknologi 5G. Bahkan pada tahun 2021, Tiongkok berhasil mengirim roket ke luar angkasa dan berhasil mendaratkan wahana di planet Mars.

Dalam bidang ekonomi, Tiongkok memiliki GDP nomor 2 terbesar di dunia (setelah AS). Tiongkok adalah pemilik surathutang (obligasi) Amerika Serikat kedua terbesar (pertama Jepang). Dan sebagai negara 3 besar eksportir & importir terbesar di dunia. Tiongkok sudah sejajar dengan Amerika dari segi kemakmuran. Xi sukses mengangkat 800 juta rakyat dari kemiskinan dan sukses memerangi korupsi. Tiongkok terbukti berhasil melepas sistem feodal lewat revolusi kebudayaan. Tidak heran jika menjadi bangsa besar dan terkuat secara ekonomi.

Jika Indonesia ingin berhasil seperti Tiongkok, maka harus meng-copycat cara-cara Tiongkok. Melakukan revolusi kebudayaan, reformasi pendidikan serta reformasi hukum serta bidang-bidang lain sebelum membangun infrastruktur (fisik). Jangan sampai uang negara dihambur-hamburkan untuk ongkos politik. Yang harus kita lakukan adalah belajar melakukan dan menciptakan "keajaiban" seperti yang Tiongkok lakukan.

favorite 0 likes

question_answer 0 Updates

visibility 16 Views

Update
No Update Available
Related News
Tiongkok mampu melakukan sesuatu yang paling sulit untuk diikuti
Xi Jinping minta pembangunan militer “Repelita ke-14” dilakukan baik
Mengapa Xi Jinping tuntut Provinsi-provinsi ekonomi pikul tanggung jawab besar selama tiga tahun berturut-turut?
×