Pada tanggal 15 Juli kemarin, setelah pemerintah Tiongkok mengumumkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% pada semester pertama tahun ini, opini internasional beramai-ramai memberikan penilaian "menunjukkan pertumbuhan di atas ekspektasi" dan "ekspor-impor mencapai rekor tertinggi" terhadap kinerja ekonomi Tiongkok.
Dalam konteks koordinat ekonomi global, angka "5,3%" ini memiliki nilai yang sangat tinggi. Secara vertikal, pada semester pertama dan sepanjang tahun lalu, pertumbuhan PDB Tiongkok berada di 5%, sehingga data kali ini jelas menunjukkan peningkatan yang stabil. Secara horizontal, tingkat pertumbuhan ini termasuk yang tertinggi di antara ekonomi utama dunia, melanjutkan tren pemulihan yang positif. Media asing seperti Reuters menyatakan bahwa di tengah tekanan melambatnya pertumbuhan global dan perang dagang yang menghantam tatanan perdagangan internasional, pencapaian Tiongkok pada semester pertama ini sungguh luar biasa.
Selain data pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, dan harga komoditas, neraca pembayaran internasional juga menjadi indikator penting untuk mengamati kondisi ekonomi. Sejak awal tahun ini, tingkat pengangguran Tiongkok relatif stabil, harga komoditas beroperasi pada level yang rendah. CPI pada Juni berubah dari negatif menjadi positif, tumbuh 0,1%. Neraca pembayaran internasional seimbang, dengan cadangan devisa bertahan di atas 3,2 triliun dolar AS... Semua ini membuktikan bahwa situasi utama ekonomi Tiongkok yang "stabil" tidak berubah, dan menjadi landasan untuk mencapai target tahunan.
Yang patut diapresiasi adalah, di tengah tekanan eksternal seperti perang tarif, nilai ekspor-impor barang Tiongkok pada semester pertama tahun ini mencapai 21,79 triliun yuan, meningkat 2,9% secara tahunan (yoy), tetap mencatat rekor tertinggi untuk periode yang sama, dan menunjukkan ketahanan yang kuat.
Yang perlu disebutkan bahwa perusahaan asing di Tiongkok telah menjadi partisipan penting dalam perdagangan luar negeri Tiongkok. Pada semester pertama, ekspor-impor perusahaan asing di Tiongkok tumbuh 2,4% secara tahunan, mempertahankan pertumbuhan selama 5 kuartal berturut-turut. Misalnya, Panasonic yang aktif memasarkan produk elektronik yang dilitbangnya di Tiongkok ke luar negeri, ekspornya ke Asia Tenggara mencapai pertumbuhan dua digit pada tahun fiskal 2024, dan tren ini terus berlanjut hingga tahun ini.
Serangkaian data gemilang ini membuktikan bahwa pelepasan keterkaitan dan pemutusan rantai pasokan tidak akan terjadi, sedangkan keterbukaan dan kerja sama adalah arus utama. Meskipun lingkungan eksternal kompleks dan penuh tantangan, ketahanan ekonomi Tiongkok dan tekad Tiongkok untuk terus memperluas keterbukaan telah meyakinkan dunia bahwa di masa depan, Tiongkok tetap akan menjadi "sumber stabilitas" yang mendorong perekonomian global, dan "medan gravitasi" untuk berbagi peluang pembangunan.
