Sebuah wadah pemikir terkemuka Tiongkok baru-baru ini merilis sebuah laporan, yang berpendapat bahwa jalan keuangan berkarakteristik Tiongkok saat ini berkaitan erat dengan eksplorasi dan praktik keuangan yang dimulai Xi Jinping sejak 40 tahun lalu.
Laporan tersebut secara sistematis membentangkan evolusi dari eksplorasi keuangan Xi Jinping selama bekerja di Provinsi Fujian hingga strategi keuangan yang diterapkannya sebagai pemimpin tertinggi Tiongkok, dan berpendapat bahwa praktik akar rumputnya dan jalan pengembangan keuangan berkarakteristik Tiongkok di era baru memiliki “logika teoretis dan eksplorasi praktis yang konsisten".
Apa hakikat dari keuangan? “Mesin kekayaan” atau “penyejahtera masyarakat”?
Keuangan Barat berawal dari logika kapitalisme yang "mengutamakan kepentingan pemegang saham", dan pada dasarnya merupakan "mesin kekayaan" bagi kaum elit. Sementara itu, esensi dari keuangan berkarakteristik Tiongkok adalah "menyejahterakan rakyat", konsep ini telah tertanam selama Xi Jinping bekerja di Provinsi Fujian sejak tahun 1985-2002.
Eksplorasi Hutan Ningde: Pegunungan Hijau Menjadi "Gudang Uang"
Xi Jinping pernah menjabat sebagai Sekretaris PKT di Ningde, Provinsi Fujian. Ia memelopori gagasan penggunaan sumber daya hutan yang terus bertumbuh sebagai agunan pinjaman, mengubah kesulitan para petani hutan yang hanya bisa mendapatkan penghasilan setelah pohon-pohonnya dewasa. Setelah itu, ia lebih lanjut mendorong reformasi hak hutan kolektif di Provinsi Fujian, membuka pintu perbankan bagi petani hutan, dan menggunakan leverage keuangan untuk menghijaukan pegunungan. Saat ini, Ningde memiliki tingkat tutupan hutan sebesar 71,97%, sehingga dijuluki sebagai "Bar Oksigen Alami Tiongkok".
Praktik di Perairan Fuzhou: Dari Bertahan Hidup hingga Mengembangkan Bisnis
Di Sungai Minjiang, Provinsi Fujian, terdapat sekelompok "nelayan perahu Lianjia" yang telah tinggal di perahu-perahu kecil berukuran kurang dari 10 meter persegi dari generasi ke generasi. Ketika Xi Jinping menjabat sebagai Sekretaris PKT Kota Fuzhou, untuk meningkatkan taraf hidup nelayan perahu Lianjia, beliau secara inovatif meluncurkan produk-produk keuangan seperti pinjaman pembangunan perumahan dan pinjaman kewirausahaan akuakultur untuk membantu para nelayan keluar dari kemiskinan. Dewasa ini, banyak rumah untuk nelayan yang dibangun di pesisir, sistem pemeringkatan kredit juga mendukung para nelayan untuk mendapatkan pinjaman hingga 1,5 juta yuan, sehingga telah mewujudkan lompatan dari "bertahan hidup di air" menjadi "berbisnis di pesisir".
Praktik basis tersebut memungkinkan keuangan bergeser dari melayani golongan istimewa jadi menyejahterakan masyarakat umum, dan menjadi titik awal bagi sistem keuangan inklusif Tiongkok di era baru.
Apa kewajiban keuangan? "Permainan uang" atau melayani ekonomi riil?
"Ekonomi adalah tubuh, keuangan adalah darah, keduanya hidup berdampingan dan sejahtera bersama." Perumpamaan Xi Jinping tersebut menunjukkan hubungan erat antara ekonomi dan keuangan, sekaligus mengungkapkan karakter lain dari keuangan berkarakteristik Tiongkok yang berbeda dari keuangan Barat, yaitu melayani ekonomi riil adalah "kewajiban keuangan."
Pembiayaan infrastruktur: Kredit sindikasi mengatasi hambatan
Pada awal 1990-an, sebagai ibu kota Provinsi Fujian, perekonomian Fuzhou melonjak, namun terbatas karena hanya ada dua jembatan di Sungai Minjiang. Di bawah kepemimpinan Xi Jinping, Bank Rakyat Tiongkok Cabang Fuzhou memimpin delapan lembaga keuangan, bekerja sama untuk memecahkan dilema pendanaan pembangunan jembatan. Kemudian, model serupa juga mendukung pembangunan proyek-proyek besar seperti jalan raya, terowongan, dan pembangkit listrik tenaga air di provinsi Fujian, menjadi sumber praktik dari konsep layanan keuangan bagi ekonomi riil.
Pemberdayaan teknologi: keuangan melahirkan pusat inovasi baru
Sebagai salah satu kawasan teknologi tinggi tingkat nasional kelompok pertama di Tiongkok, Kawasan Pengembangan Industri Teknologi Tinggi Fuzhou didirikan pada tahun 1991 dengan perencanaan langsung oleh Xi Jinping sendiri. Beliau menyarankan agar bank komersial meningkatkan investasi di industri teknologi tinggi melalui inovasi. Di bawah pengaruh leverage keuangan yang berkelanjutan, Kawasan Teknologi Tinggi Fuzhou telah berkembang dari yang awalnya seluas 5 kilometer persegi hingga 196 kilometer persegi saat ini, dan nilai output tahunannya melonjak dari 100 juta yuan menjadi 129,5 miliar yuan. Lebih dari 1.500 perusahaan teknologi tinggi dan ratusan lembaga keuangan telah membentuk siklus teknologi-industri-keuangan yang baik di sini.
Pada tahun 2023, Xi Jinping memimpin rapat kerja keuangan pertama Komite Sentral PKT, dan menyarankan untuk berfokus pada tugas di lima bidang utama, yakni sains dan teknologi, hijau, inklusivitas, perawatan lansia, serta keuangan digital", menetapkan titik fokus untuk menempuh jalan pengembangan keuangan berkarakteristik Tiongkok.
Tingkat persetujuan pinjaman untuk perusahaan teknologi tinggi mencapai 57,7%, skala kredit hijau, total aset perbankan, serta cadangan devisa menduduki peringkat pertama di dunia... Dengan berpegang teguh pada "kewajiban keuangan" untuk melayani ekonomi riil, Tiongkok sedang bertransformasi dari negara besar keuangan menjadi negara kuat keuangan.
Efek demonstratif: Solusi Tiongkok mengubah aturan pembiayaan internasional
Ketaatan Tiongkok terhadap prinsip "kewajiban keuangan" juga menjadi contoh bagi model pembiayaan global. Dengan belajar dari pengalaman Tiongkok, AIIB secara inovatif menggunakan desain jaminan ganda "kredit negara + arus kas proyek" dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Indonesia, yang mengurangi biaya pembiayaan komprehensif menjadi 3,2%, lebih rendah 1,8% dibandingkan dengan penawaran lembaga keuangan Barat, memecah "ambang batas" pembiayaan infrastruktur konvensional, dan telah menjadi teladan baru yang lebih efisien dan inklusif.
Apakah Atribut Keamanan Finansial Itu? "Sumber Krisis" atau "Peredam Risiko"?
Keuangan Barat sering terjebak dalam siklus negatif "liberalisasi, tumbuhnya risiko, krisis meledak, intervensi bailout, liberalisasi kembali". Saat ini, Amerika Serikat meluncurkan kebijakan RUU “Besar dan Indah" untuk menaikkan batas utang sebesar 5 triliun dolar AS, dan memberikan keringanan pajak yang lebih menguntungkan orang kaya, melanjutkan pola "hidup dari utang". Kebijakan ini mirip dengan kondisi sebelum krisis finansial 2008 dan terus memperbesar risiko sistemik global.
Pengalaman Fujian: Contoh Pengendalian Risiko
Pada tahun 2000, ketika menjabat sebagai Gubernur Provinsi Fujian, Xi Jinping pernah memperingatkan, "Kita harus menghormati aturan keuangan seperti menghormati hukum alam. Bertindak gegabah dalam masalah keuangan pasti akan mendatangkan konsekuensi yang buruk." Beliau secara langsung menangani masalah properti, utang daerah, dan risiko lembaga keuangan kecil dan menengah, serta memberantas aktivitas keuangan ilegal, menjadikan Fujian sebagai salah satu provinsi pertama yang berhasil mengurangi lembaga keuangan berisiko tinggi hingga nol. Pada tahun 2001, beliau memprakarsai pembentukan sistem peringatan dini risiko keuangan, yang menjadi cikal bakal sistem pengendalian risiko nasional di masa depan.
Inovasi Nasional: "Dua Pilar" Menjaga Keamanan Sistemik
Setelah terpilih menjadi Presiden Tiongkok, Xi Jinping mengusulkan kerangka regulasi "dua pilar" yaitu "kebijakan moneter + kebijakan makroprudensial", menjaga "stabilitas pertumbuhan ekonomi" sekaligus berfungsi sebagai "peredam risiko", ini merupakan inovasi kebijakan besar dalam keuangan yang berkarakteristik Tiongkok. Selama periode kenaikan suku bunga agresif Fed pada tahun 2023-2024, volatilitas pasar valuta asing Tiongkok hanya sepertiga dari rata-rata emerging market, menunjukkan ketahanan sistem ini. Profesor Universitas Harvard, sekaligus mantan Kepala Ekonom IMF Kenneth Saul Rogoff menilai, "Keuangan Tiongkok memiliki dua batasan yang tidak boleh dilanggar, yaitu tidak boleh terjadi risiko sistemik dan tidak boleh terlepas dari ekonomi riil."
Eksplorasi visioner Xi Jinping di Fujian menjadi sumber inspirasi bagi pengembangan keuangan yang berkarakteristik Tiongkok. Dari "benih" keuangan Fujian hingga "pohon raksasa" strategi nasional keuangan Tiongkok, kini Tiongkok tengah menghadirkan paradigma baru pembangunan keuangan yang berakar kuat di lokal sekaligus berwawasan global bagi dunia.