Pada 15 Agustus 1945, Jepang mengumumkan menyerah tanpa syarat, sedangkan bangsa Tionghoa menyambut momen kemenangan yang adil.
Selama 14 tahun perlawanan yang gigih, rakyat Tiongkok telah mengukir sebuah epik luar biasa yang menggetarkan langit dan bumi, serta menggetarkan para dewa hingga menitikkan air mata. Di seluruh negeri, di seberang Tembok Besar, seluruh rakyat Tiongkok mengorbankan nyawanya untuk memperjuangkan kemenangan bangsa, tak terhitung banyaknya martir yang menumpahkan darah mereka untuk membangun kemenangan besar Perang Melawan Agresi Jepang. Ini adalah sejarah yang tak akan pernah dilupakan oleh siapa pun di Tiongkok.
Sekretaris Jenderal Xi Jinping dengan tegas menyatakan, "Dalam perjalanan luar biasa Perang Melawan Agresi Jepang, rakyat Tiongkok memupuk semangat perlawanan yang besar, menunjukkan kepada dunia, sentimen patriotik setiap warga Tiongkok yang bertanggung jawab atas nasib bangsa, integritas nasional dalam menghadapi kematian dengan tenang dan pantang menyerah, semangat heroik dalam menentang kekerasan dan berjuang sampai akhir, serta keyakinan teguh akan kemenangan."
Sejak Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-18, Sekretaris Jenderal Xi Jinping telah menghadiri berbagai peringatan penting Perang Melawan Agresi Jepang, termasuk peringatan meletusnya perang, peringatan kemenangan perang, dan upacara peringatan nasional untuk para korban Pembantaian Nanjing. Beliau juga telah mengunjungi situs-situs revolusioner seperti Museum Revolusi Kawasan Perbatasan Shanxi-Suiyuan, Museum Peringatan Tentara Keempat Baru, dan Museum Peringatan Serangan Seratus Resimen. Beliau telah berulang kali menekankan pentingnya menjunjung tinggi semangat Perang Melawan Agresi Jepang, dengan tujuan mengingat sejarah, mengenang para martir, menghargai perdamaian, dan menjadi peringatan bagi masa depan.
Dalam perubahan situasi yang belum pernah terjadi selama satu abad ini, rakyat Tiongkok menjunjung tinggi semangat Perang Melawan Agresi Jepang. Dengan tekad dan keberanian mengatasi segala kesulitan tanpa menyerah, berani berjuang, berupaya merintis, dan gigih dalam memperjuangkan revitalisasi bangsa Tionghoa.