Sabtu, 05 April 2025 09:29

Tiongkok terapkan rangkaian tindakan balasan atas kenaikan tarif oleh Amerika Serikat

Luar Negeri

Pemerintah AS mengumumkan pemberlakuan tarif timbal balik atau resiprokal terhadap para mitra dagang pada hari Rabu (2/4) waktu setempat.

Menanggapi hal itu, Tiongkok segera mengumumkan akan mengambil langkah pembalasan untuk melindungi hak dan kepentingan sahnya. Sehari kemudian, serangkaian tindakan balasan diumumkan oleh Tiongkok, termasuk pengenaan tarif sebesar 34 persen terhadap semua barang yang diproduksi di AS.

Selain itu, Tiongkok akan mengajukan pengaduan terhadap tindakan AS ke Badan Penyelesaian Sengketa (DSB) WTO dan memasukkan sejumlah entitas AS dalam daftar kontrol ekspor. Atas rangkaian tindakan pembalasan tersebut, para analis pasar mengkhawatirkan, kalau pemerintah AS tidak mengubah kebijakan tarifnya, maka pertumbuhan ekonomi AS akan melamban secara signifikan.

AS menyebut dirinya rugi dalam perdagangan internasional, dan mengenakan “tarif timbal balik” sebesar 34 persen terhadap Tiongkok dengan alasan apa yang disebut “kesetaraan”, tindakan AS itu melanggar peraturan WTO terkait pemberian perlakuan sebagai negara yang paling diistimewakan, merugikan hak pembangunan sah Tiongkok, merupakan tindakan intimidasi sepihak yang tipikal.

Tiongkok dan AS akan menang jika bekerja sama, dan kedua-duanya akan kalah jika saling berlawanan. Para analis berpendapat bahwa pengenaan “tarif timbal balik” oleh AS akan membawa dampak negatif tertentu bagi ekonomi Tiongkok dalam jangka pendek, namun ekonomi Tiongkok kini sudah memiliki ketangguhan luar biasa setelah mengalami rangkaian sengketa dagang dengan AS.

Apalagi, sejalan dengan diperluasnya “lingkar pertemanan” para mitra dagang Tiongkok, tekanan dari kenaikan tarif yang dihadapi Tiongkok sekarang sudah jauh melemah dibanding masa lalu. Belum lagi Tiongkok memiliki pasar super besar dengan populasi 1,4 miliar jiwa, serta tenaga produktif berkualitas baru dan kebijakan keterbukaan yang terus diperdalam. Kesemua itu menjadi andalan bagi ekonomi Tiongkok untuk menangkis risiko dan berkembang stabil di tengah tantangan.

Adapun AS, kenyataan pada beberapa tahun lalu sudah membuktikan bahwa pengenaan tarif tambahan, selain tidak akan menyelesaikan ketidakseimbangan perdagangan, malah akan membuat ekonominya semakin memburuk.

Kini multipolarisasi dunia dan globalisasi ekonomi sudah mengalami perkembangan pesat. Unilateralisme dan proteksionisme ditentang masyarakat yang luas. AS hendaknya segera membetulkan kesalahannya, berhenti menjadikan tarif sebagai instrumen untuk mengancam negara lain. Semua negara di dunia hendaknya bersatu padu untuk bersama memboikot tindakan intimidasi sepihak AS, berusaha memelihara sistem perdagangan multilateral. Perang tarif maupun perang dagang tidak akan membuat pihak mana pun menang, ini adalah kaidah yang berlaku pada waktu kapan pun.

favorite 0 likes

question_answer 0 Updates

visibility 120 Views

Update
No Update Available
Related News
Mimpi kebangkitan Asia-Afrika – Praktik mendalam dari kemandirian bersama menuju kerja sama saling menguntungkan
Xi Jinping memulai kunjungan kenegaraannya di Malaysia
Xi Jinping adakan pertemuan dengan Sekjen PKV To Lam
×